Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Kedua (4)



Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Kedua (4)

2Lei Xi waktu itu masih sangat muda, dan bersembunyi di balik bebatuan yang berbentuk seperti miniatur pegunungan di taman, tiba-tiba menyaksikan ibunya sendiri diikat dan ditahan oleh beberapa kasim di kebun belakang, dengan Permaisuri dan selirnya mengikuti di belakang.     

Di dalam tangan seorang selirnya, ada seorang bayi mungil yang berlumuran darah.     

Bayi itu adalah Pangeran Keempat yang baru saja dibawa ke Istana Permaisuri, Lei Fan. Lei Xi waktu itu sangat ketakutan, melihat ibunya diikat, ia ingin berlari keluar. Namun ia menyadari bahwa seorang pangeran kecil seperti dirinya, bahkan jika ia keluar untuk melawan mereka, ia tidak akan bisa mendapatkan apa pun, maka ia pun membiarkan rasa takutnya menguasainya dan tetap bersembunyi.     

Dan tepat di depan matanya, ibunya telah dicekik hingga meninggal oleh seorang kasim dengan sebuah tali yang dilingkarkan ke lehernya. Akhirnya, mayat ibunya yang tak bernyawa diikat ke bebatuan bersama dengan Pangeran Keempat dan dibuang ke kolam bunga lili di kebun belakang.     

"Anakmu, aku tahu aku tidak memiliki kekuatan untuk membalaskan dendam ibuku, tetapi aku tidak ingin menyimpan rahasia ini selamanya, dan menunggu dengan sabar! Aku menunggu hari di mana Para Dewa membuka mata, membiarkan dirinya membalaskan dendam ibunya dan adik keempatnya! Hari ini adalah harinya! Anakmu, aku, menunggu kedatangan hari ini!" Wajah Lei Xi dipenuhi dengan duka mendalam yang dipendamnya begitu lama. Ia selalu lebih pintar dari kebanyakan orang, tetapi ia tak memiliki pilihan melainkan hanya bisa berubah menjadi seorang pangeran pengecut dan penakut, semua itu untuk menghindari timbulnya kecurigaan Permaisuri pada dirinya.     

Dari Pangeran yang paling cerdas berubah menjadi pangeran yang paling tak berguna, Lei Xi menahan rasa takut dan siksaan itu tanpa mengungkapkan sepatah kata pun pada orang, tetapi hanya menunggu, dan akhirnya hari ini datang!     

"Ughh!" Mata Permaisuri membelalak seraya dirinya meronta-ronta, berusaha untuk berdiri. Namun Yuan Biao menahannya dan mencengkeramnya kuat-kuat.     

Lei Fan menatap tak percaya Kakak ketiganya yang telah dibencinya selama ini, tak bisa percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Lei Xi.     

"Bohong! Kau berbohong!" Lei Fan panik. Ia langsung berlutut di hadapan Kaisar, menangis terisak dan berkata, "Ayah! Ayah! Kakak ketiga hanya memfitnahku! Jika apa yang ia katakan benar, bagaimana aku, putramu bisa hidup hingga hari ini? Kakak ketiga pasti menggunakan kesempatan ketika ia melihat Ibu sudah tidak berdaya dan ingin menggunakan kesempatan ini untuk memfitnahku!"     

Kening Kaisar berkerut dalam. Kata-kata Lei Xi memang membuatnya terkejut.     

Tahun di mana ibu Lei Xi meninggal, tubuhnya ditemukan di kolam ikan dangkal di Kebun Istana. Namun karena mereka menemukannya agak terlambat, tubuh ibu Lei Xi sudah terendam lama di dalam air dan sepenuhnya membusuk, membuat mereka tidak bisa melakukan identifikasi sama sekali. Mereka hanya mengidentifikasi mayatnya berdasarkan pakaian dan barang-barang pribadi yang masih ada di tubuhnya saat itu.     

Lei Xi menatap dingin pada Lei Fan yang terisak-isak.     

"Anak haram! Kau masih memaksa untuk membodohi ayah dengan tipu muslihatmu?"     

Lei Fan langsung berkata, "Itu sebuah fitnah yang sangat keji!"     

Lei Xi tiba-tiba berdiri dan menatap langsung ke Kaisar kemudian berkata, "Ayah! Putramu, aku tahu apa yang membuat Ayah ragu. Namun aku tahu sebuah cara yang bisa membuktikan bahwa apa yang aku katakan di sini adalah kebenaran mutlak!" Setelah mengatakan hal itu, Lei Xi diam-diam mengambil botol porselen dari dalam lengan bajunya, pandangannya beralih pada Lei Chen.     

Botol itu diberikan padanya oleh Lei Chen. Ia tidak tahu apa isinya, tetapi Lei Chen mengatakan padanya, dengan botol ini, mereka bisa pastikan riwayat Lei Fan sudah tamat!     

Menyaksikan ibunya sendiri dibunuh dengan keji, Lei Xi menyimpan rahasia itu sendiri begitu lama, ia bagaimana ia bisa melewatkan satu-satunya kesempatan untuk membalas dendam yang dipersembahkan tepat di hadapannya?     

Bahkan jika ia tidak tahu isi botol itu, ia mau bertaruh demi satu-satunya kesempatan ini!     

Lei Xi tiba-tiba menyerang Lei Fan yang berlutut di lantai. Lei Fan berteriak ketakutan dan mengulurkan tangannya untuk mendorong Lei Xi menjauh darinya. Namun Lei Xi tidak menghiraukan lengan yang menepisnya dan terus membuka tutup botol itu dan melompat dengan penuh semangat ke arah Lei Fan, menuangkan cairan di dalam botol itu hingga habis ke wajah Lei Fan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.