Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Pertama (5)



Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Pertama (5)

3Melihat pemandangan dua orang yang berpelukan diselimuti hasrat, sesuatu di dalam dadanya sepertinya akan meledak saat itu juga, kemarahannya begitu besar hingga ia tidak bisa berbicara.     

"Yang Mulia … Yang Mulia! …."     

Permaisuri dan Perdana Menteri tiba-tiba kembali sadar dan gelombang ketakutan yang tak terbayangkan menyapu mereka. Mereka segera memisahkan diri, bahkan tidak peduli dengan pakaian mereka yang berserakan dan mereka pun langsung jatuh berlutut di hadapan Kaisar, gemetar karena ketakutan.     

"Yang Mulia … Yang Mulia … Permaisurimu …. Permaisurimu tidak bersalah …." Wajah Permaisuri yang merah karena kenikmatan beberapa waktu yang lalu kini mendadak warna itu hilang dari wajahnya, wajah pucat pasi itu kini terlihat begitu menakutkan.     

Dan Perdana Menteri berlutut di sebelahnya dengan kepala diletakkan di lantai, gemetar ketakutan dan tidak berani bergerak sedikit pun.     

Tidak pernah dalam mimpi terliar mereka terlintas bahwa Kaisar tiba-tiba akan muncul di sini saat ini, dan tidak sengaja melihat pemandangan mereka yang sedang berselingkuh.     

"Bajingan tidak tahu malu! Dua bajingan yang tidak bermoral! Aku akan membunuh kalian berdua! Membunuh kalian!" Kaisar dipenuhi kemarahan hingga wajahnya berubah menjadi keunguan, matanya merah padam.     

"Yang Mulia, ampuni aku! Ampuni aku, Yang Mulia!" Perdana Menteri meraung, tubuhnya gemetaran.     

Permaisuri sudah tenggelam dalam isak tangis. Ia yakin sudah menyuruh orang kepercayaannya berjaga di luar kamar dan memberitahunya jika ada sesuatu. Namun ketika Kaisar datang, ia tidak mendengar sedikit pun kode dari orangnya!     

Apa yang tidak diketahui Permaisuri adalah pelayan kepercayaannya, semua sudah dibuat pingsan dan diikat di kebun belakang kamar, dan tidak bisa memberikan kode peringatan pada Kaisar yang datang.     

Lei Chen menatap Kaisar yang diselimuti kemarahan, kelihatannya ia hampir muntah darah. Lei Chen tahu bahwa pertunjukan ini baru saja dimulai dan riwayat Permaisuri bersama dengan Perdana Menteri kali ini benar-benar tamat. Tertangkap basah dan disaksikan oleh Kaisar sendiri, tidak mungkin keduanya masih bisa hidup.     

"Ayah! Ayah, jangan terlalu stres!" Lei Chen bersandiwara seolah dirinya khawatir, berusaha menghibur Sang Kaisar.     

Kaisar malah menepisnya dengan kemarahan yang tak terbendung lagi!     

Lei Chen jatuh tersungkur di depan Kaisar, memohon dengan memelas, "Ayah, walaupun ibu telah melakukan pengkhianatan, tetapi Adik Keempat hanya …."     

Suara tamparan yang keras terdengar!     

Tamparan Kaisar yang dibakar kemarahan tak terbendung melayang di wajah Lei Chen.     

"Jangan sebut-sebut anak haram itu lagi di hadapanku!"     

Tubuhnya baru saja dibersihkan dari racun, Lei Fan mulai sadar. Ia terkejut karena teriakan Kaisar dan ia menjadi gugup dan bingung. Ketika ia melihat Permaisuri dan Perdana Menteri berdua berlutut di lantai, ia tiba-tiba sadar dan kepalanya bagaikan disambar petir!     

"Ayah … ayah …." Lei Fan mulai gemetar seperti daun seraya dirinya menatap Kaisar yang murka, merasa kepalanya berputar pusing.     

"Kau anak haram! Siapa yang mengizinkanmu memanggilku ayah!?" Kaisar begitu sengit dan dikuasai kebencian ketika melihat Lei Fan, memikirkan kembali tahun-tahun penuh cinta dan perhatian yang ia berikan pada putranya, tetapi itu ternyata putra orang lain, yang membuatnya merasa jijik ketika itu!     

Rasa terkejut merayapi tubuh Lei Fan dan ia segera berlutut di lantai, hatinya dipenuhi ketakutan. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi melihat tumpukan pakaian Perdana Menteri dan Permaisuri dengan keduanya berlutut di lantai, dan melihat ekspresi murka Sang Kaisar, ia bisa menyimpulkan Permaisuri dan Perdana Menteri pasti telah melakukan tindakan mesum selama ia tidak sadarkan diri, dan tertangkap oleh Kaisar!     

Saat itu, Lei Fan merasa seluruh tubuhnya bagaikan dilempar ke dalam kolam es. Terserang teror yang sangat hebat, ia tiba-tiba memikirkan sesuatu.     

"Ayah! Apa yang terjadi, ayah? Apakah Ayah tidak menginginkan anak kesayanganmu lagi?" Lei Fan tiba-tiba menengadah untuk berbicara sambil menangis.     

"Seorang anak haram sepertimu bukan anakku! Kau tidak pantas memanggilku ayah!" Kaisar berteriak. "Kau hanya seorang anak haram yang terlahir dari Permaisuri dan bandot mesum ini."     

Lei Fan terkejut tetapi ia memaksakan diri untuk tenang dan memperlihatkan ekspresi murung lalu berkata, "Ayah, bagaimana mungkin aku bukan putramu? Tidakkah ayah mengenali wajah anakmu ini? Ayah! Apakah kau benar-benar sudah lupa dengan wajah ibuku!?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.