Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Pertama (3)



Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Pertama (3)

2Lei Chen menganggukkan kepalanya. "Itu karena Janda Permaisuri tidak ingin melihatku menghabiskan terlalu banyak energi dan untuk menghabiskan uang begitu banyak. Maka, ia tidak menerima hadiah ini."     

Kaisar mengangguk dan berkata, "Tidak apa-apa, mungkin obat ini ada di kediamanmu begitu lama supaya bisa kau berikan untuk menyelamatkan nyawa Fan Kecil ketika ia membutuhkannya. Melihat adikmu seperti itu, aku benar-benar merasa sangat bersyukur."     

Lei Chen bersikap penuh hormat tetapi di dalam hatinya ia tertawa dingin, namun tidak sedikit pun perasaan itu tampak di wajahnya kecuali hanya perasaan khawatir yang mendalam. "Aku ingin tahu, bagaimana keadaan adik keempat sekarang? Putramu ingin memberikan Jamur Darah Ling Zhi ini kepadanya karena aku berharap adik keempat pulih secepat mungkin."     

Kaisar mengangguk dengan ekspresi puas di wajahnya dan sebenarnya, duduk di ruang kerja untuk menunggu begitu lama membuatnya sangat gelisah. "Karena kau begitu peduli, aku akan pergi bersamamu untuk melihat apakah ibumu sudah memiliki solusi alternatif juga."     

"Solusi alternatif?" Lei Chen berpura-pura bingung sambil menatap Sang Kaisar.     

Kaisar kemudian berkata, "Itu benar. Untuk menetralisir racun di dalam tubuh Lei Fan, darah ayah kandungnya diperlukan. Sayang Fan Kecil tidak memiliki saudara kandung dan ia masih terlalu muda untuk mempunyai keturunan, maka satu-satunya cara yang bisa berhasil adalah memberikan darahku baginya. Tetapi anak itu mengatakan hal yang sama dengan ibumu, tidak ingin aku membahayakan tubuhku sendiri, benar-benar memilukan mendengar perkataan mereka." Kaisar berkata, suaranya penuh emosi.     

Mulut Lei Chen melengkung membentuk senyuman dingin namun ia berhasil menutupinya.     

"Adik keempat selalu peka dan sangat perhatian dari sejak kecil. Ia tentu saja tidak ingin ayah membahayakan diri karenanya."     

Pasangan ayah dan anak ini mengobrol sambil berjalan, menuju ke Istana Permaisuri. Dari sejak Lei Fan terkena racun, waktu telah berlalu di hari itu dan tidak ada banyak waktu tersisa hingga batas waktu yang diberikan Kaisar habis.     

Namun, ketika Kaisar dan Lei Chen tiba di istana Permaisuri, mereka menemukan sekumpulan Dokter Kekaisaran yang seharusnya merawat Lei Fan berlutut dalam barisan rapi di pintu istana.     

Wajah Kaisar segera menjadi kelabu dan ia berteriak, "Kalian sekelompok idiot! Apa yang kalian lakukan berlutut di luar sini? Cepat rawat Pangeran Keempat!"     

Tim Dokter Kekaisaran berlutut di sana hampir setengah hari dan kaki mereka sudah ngilu dan lemah. Ketika mereka melihat Kaisar tiba-tiba mendekat, mereka hampir jatuh karena terkejut.     

"Melapor pada Yang Mulia! Permaisuri telah menemukan sebuah cara untuk menetralisir Racun Darah Keluarga dan sekarang sedang memberikannya pada Pangeran Keempat. Itu sebabnya mengapa ia menyuruh kami berlutut di luar sini dan menunggu." Salah satu Dokter Kekaisaran menjawab tergagap.     

Ekspresi murka Kaisar langsung berubah menjadi bingung dan kilatan gembira mulai mengisi matanya setelah itu.     

"Apakah yang kau katakan benar? Permaisuri benar-benar menemukan sebuah cara untuk menetralisir Racun Darah Keluarga?"     

"Hambamu tidak berani untuk berbohong Yang Mulia!" Sekelompok Dokter Kekaisaran menjawab bersama-sama, seraya mereka terus berlutut di lantai.     

Lei Chen menyapukan pandangannya ke dalam istana Permaisuri dan melihat tidak ada pelayan atau kasim istana di dalam. Kegembiraan tiba-tiba terlihat di matanya dan ia segera menoleh ke Kaisar yang sedang bergembira lalu berkata, "Adik keempat memang diberkati langit. Langit pasti tersentuh oleh cinta sejati ayahku pada Adik Keempat hingga ibu bisa menemukan penyembuhnya begitu cepat."     

Kaisar di sebelahnya diselimuti kebahagiaan, menyadari ia tidak lagi harus melukai tangannya untuk mengambil darah dan putranya tetap bisa diselamatkan, maka semangat tampak jelas di matanya.     

"Cepat! Ikuti aku dan kita lihat apakah Fan Kecil sudah merasa lebih baik." Kaisar sangat gelisah saat itu dan Lei Chen langsung mengikutinya dari belakang.     

Kaisar begitu bersemangat ingin melihat putra kecilnya yang tersayang hingga ia tak menyadari sedikit pun di mata putranya yang mengikuti di belakangnya, terlintas sorot dingin yang menusuk.     

Kaisar bergegas tidak sabar menuju ke pintu kamar Permaisuri. Ia baru saja hendak mengangkat tangannya untuk mendorong pintu itu terbuka ketika terdengar dari dalam, suara Permaisuri.     

"Alasan Fan Kecil bisa selamat hari ini karena kau bisa sampai di sini tepat waktu! Jika tidak, aku tentu saja sudah kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.