Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Pertama (4)



Menampar Dengan Tangan Pinjaman - Wujud Pertama (4)

2"Alasan Fan Kecil bisa selamat hari ini karena kau bisa sampai di sini tepat waktu! Jika tidak, aku tentu saja sudah kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukan!"     

Ketika Kaisar mendengar suara Permaisuri, senyuman tampak di wajahnya. Tidak heran Permaisuri mengatakan ia mengetahui sebuah cara alternatif. Orang yang berada di dalam kamar bersamanya pasti seorang Dokter hebat yang dibawanya!     

Begitu Kaisar hendak mendorong pintu sekali lagi, terdengar lagi suara yang membuat senyumnya membeku di wajahnya.     

"Permaisuri yang mulia mengirimkan kabar begitu gawat, bagaimana aku berani berlama-lama?"     

Suara itu, jelas suara pria yang mendampingi Kaisar selama lebih dari sepuluh tahun, Perdana Menteri Kabinet Kekaisaran!     

Mengapa Perdana Menteri muncul di kamar Permaisuri?     

Kening Kaisar mengerut, tetapi ia berpikir bisa saja dirinya hanya salah paham.     

"Apakah benar-benar karena Permaisuri ini memintamu? Atau karena seorang ayah yang begitu ingin menemui anaknya?" Suara Permaisuri terdengar di telinga mereka, dengan nada suara menggoda.     

"Kata-kata Hui Kecil benar-benar membuat hambamu hampir mati. Fan Kecil adalah putraku, tetapi bukankah kau juga melahirkannya? Hatiku pedih melihat apa yang terjadi pada putraku, tetapi bukankah kau juga merasakan kesedihan yang sama?"     

Wajah Kaisar semakin pucat kelabu saat itu!     

Hui Kecil adalah nama kecil Permaisuri sebelum ia masuk ke istana!     

"Sial! Yang Mulia Permaisuri benar-benar membuatku takut hari ini, aku benar-benar tidak bisa memahami apa yang dicari pembunuh itu. Ia benar-benar berpikir ia bisa menggunakan Fan Kecil untuk mencelakai Kaisar. Jika bukan karena Fan Kecil bukan anak kandung Kaisar dan darahnya tidak akan bisa menyelamatkan Fan Kecil, untuk apa Yang Mulia Permaisuri mencoba menghalanginya untuk menyelamatkan putranya?"     

"Hui Kecilku benar-benar cerdas dan cepat tanggap hingga mencegah identitas asli putra kita terungkap. Aku kasihan pada Kaisar karena kebodohan butanya menganggap putra kita adalah anaknya dengan pelacur itu dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Jika ia tahu Fan Kecil adalah darah daging kita, aku penasaran bagaimana perasaannya."     

"Kau meracau. Jika ia mengetahuinya, apakah kita bertiga masih memiliki kesempatan untuk hidup? Permaisurimu tidak memiliki pilihan lain hingga aku memanggilmu ke sini hari ini dan kini racun di tubuh Fan Kecil sudah dinetralisir, kau harus pergi secepatnya sebelum si bodoh itu tahu kau datang ke istana dan itu akan menimbulkan masalah besar."     

"Hui Kecil rela aku pergi begitu saja? Aku tidak memiliki kesempatan untuk bermesraan denganmu sudah sejak lama. Kaisar tua itu memiliki begitu banyak selir cantik. Aku berpikir Hui Kecil pasti kesepian menghabiskan hari-harimu di kamar selama ini."     

"Kau menggoda saja!"     

Dari dalam kamar, suara napas yang berat tidak lama terdengar, dan desahan panjang dan erangan membuat orang yang mendengar dari luar merona merah hingga ujung telinga mereka.     

Lei Chen mendengarkan semua itu tanpa suara, seraya senyuman dingin melebar di wajahnya, matanya perlahan berpaling melihat Kaisar yang mendengar semuanya sejelas dirinya.     

Wajah Kaisar berubah dari hijau menjadi ungu, urat hijau yang menonjol ketika tangannya mengepal erat hampir meledak, tanda jelas kemarahan sedang memuncak di dalam diri orang ini saat itu!     

Memikirkan bahwa Permaisuri yang duduk di Istana Kekaisaran yang diperlakukannya dengan penuh hormat selama bertahun-tahun, melakukan perbuatan cabul dengan pejabat paling senior di kabinetnya, dan mereka bahkan memiliki keturunan di luar nikah!     

Dan ia bahkan menganggap anak haram itu sebagai anaknya, menyayangi dan mencintainya selama bertahun-tahun!     

Lei Chen menahan keinginannya untuk tertawa yang hampir keluar dari mulutnya.     

Ayah, apakah kau senang hari ini? Apakah kau masih bahagia karena kesembuhan Adik Keempat?     

Dalam kemarahan yang membuncah, Kaisar tiba-tiba menendang pintu terbuka dengan sentakan keras!     

Pintu yang tertutup rapat terbuka lebar!     

Di dalam ruang kamar, tertangkap basah sedang berpelukan erat, tidak mengenakan pakaian, dua orang itu tiba-tiba terpampang jelas di bawah sinar matahari yang menyinari tubuh mereka!     

Dengan terbukanya pintu kamar, Permaisuri berteriak melengking terkejut dan panik. Begitu ia kembali sadar, dan melihat siapa orang yang masuk, ia segera membatu, merasa seolah darah di seluruh tubuhnya telah membeku!     

"Pelacur! Kau pelacur tidak tahu malu!" Kaisar gemetar karena marah, jarinya menunjuk Sang Permaisuri dan Perdana Menteri yang masih berpelukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.