Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pasukan Prajurit Kekaisaran (3)



Pasukan Prajurit Kekaisaran (3)

2Maksud Fan Zhuo jelas. Kecuali mereka berniat untuk menentang Negeri Api terang-terangan saat itu, mereka tidak bisa menghadapi Pasukan Prajurit Kekaisaran Negeri Api dengan terbuka di depan begitu banyak orang. Dan karena mereka masih belum bisa mendapatkan peta itu, jika mereka bertarung dengan Pasukan Prajurit Kekaisaran sekarang, mereka pada dasarnya hanya membuang kesempatan untuk menyusup ke dalam Istana Kekaisaran dan mengambil peta itu di masa yang akan datang.     

"Aku mengerti." Jun Wu Xie mengangguk pelan, tetapi matanya masih terlihat dingin.     

Ayah dan anak memburunya di saat yang sama, satu per satu datang, benar-benar menunjukkan mereka mempunyai pikiran yang sama. Tetapi meskipun begitu, ia juga bukan mudah disepelekan dan bahkan jika mereka semua siap untuk membuang sikap pura-pura ramah mereka, ia akan sangat senang membalas dengan sebuah "hadiah".     

"Kalian semua tidak bisa langsung membalas mereka." Jun Wu Xie mengingatkan kawan-kawannya sekali lagi, sebelum berbalik dan pergi.     

Qiao Chu dan yang lain menatap punggung Jun Wu Xie yang pergi dan berpaling melihat ke luar ke arah Pasukan Prajurit Kekaisaran yang mendekat ke Penginapan Para Dewa, dan hasrat membunuh mulai mendidih di dalam mata mereka.     

Kawanan remaja ini tidak ingin terlibat di dalam sebuah insiden dengan Negeri Api tetapi Kaisar Negeri Api dan Pangeran sudah keterlaluan dengan tindakan mereka. Biarkan mereka berpikir bahwa mereka berada di atas angin beberapa hari lagi! Hutang yang sudah jatuh tempo pasti harus dibayar!     

Jun Wu Xie pergi kembali ke kamarnya dan segera berganti pakaian. Ia membawa Tuan Mbek Mbek di satu tangan dan Kucing hitam kecil di tangan lainnya, sebelum diam-diam menyelinap keluar dari sebuah jendela di belakang.     

Pasukan Prajurit Kekaisaran bergegas menuju ke Penginapan Para Dewa dan menodongkan tombak mereka ke arah Qiao Chu dan kawan-kawan. Wajah Fan Jin benar-benar terkejut. Ia mabuk kemarin malam dan tidak sadarkan diri tertidur di dalam kamarnya. Ia baru saja bangun dan dipaksa untuk melihat sebuah pemandangan yang menakutkan hatinya. Tetapi ia tahu betul saat itu bahwa itu bukan waktu yang baik untuk bertanya.     

Pasukan Prajurit Kekaisaran mengobrak-abrik Penginapan Para Dewa, kasar dan tanpa alasan. Namun bahkan setelah mencari-cari hampir seharian penuh, mereka masih belum bisa menemukan sedikit pun tanda keberadaan Jun Xie, dan mereka langsung menarik penjaga penginapan dan pelayan Penginapan Para Dewa untuk diinterogasi.     

Penjaga penginapan sudah ketakutan dengan insiden pembunuhan sebelum ini dan ketika Pasukan Prajurit Kekaisaran berteriak keras padanya, ia langsung terjatuh di lantai ketakutan.     

"Aku … aku tidak tahu ke mana Tuan Muda Jun pergi …. Ia masih ada di sini tadi …."     

Yuan Biao menatap penjaga penginapan itu dengan wajah mengernyit dan tumit berputar untuk mendatangi Fei Yan yang mengenakan pakaian wanita. Dibandingkan dengan seluruh pemuda di Akademi Angin Semilir, ia yakin gadis muda yang cantik ini pasti seorang penakut.     

"Kau! Katakan padaku di mana sang kriminal Jun Xie pergi!" Yuan Biao menarik pedang yang diasah tajam dari pinggulnya, ujungnya menekan leher Fei Yan. Dengan segera ujung tajam pedang itu menusuk kulit Fei Yan dan gumpalan darah merah terbentuk di sebuah titik di lehernya.     

Fei Yan mengangkat pandangannya dan menatap wajah tegas dan keji Yuan Biao dan bibirnya bergerak sedikit. Tiba-tiba! Ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat memelas, air mata bening mengalir turun di wajahnya tak lama kemudian.     

"Boo hoo …. Bagaimana aku bisa tahu ke mana begundal kecil itu lari? Ia masih ada di sini tadi tetapi setelah kalian semua bergegas masuk, sebelum aku mengetahui apa yang terjadi, ia tiba-tiba melesat ke pintu belakang! Aku benar-benar tidak tahu ke mana dia lari!"     

Melihat sosok mungil yang cantik dan lembut menangis terisak begitu memelas, kerutan di wajah Yuan Biao masih belum hilang.     

"Kirimkan beberapa orang kembali ke Penginapan Para Dewa dan kejar dia lewat pintu belakang!" Setelah memberikan perintahnya, Yuan Biao berpaling kembali pada Fei Yan dan berkata, "Kau sebaiknya tidak berbohong. Jun Xie telah melukai Pangeran Keempat dan itu bukan kejahatan ringan. Jika ada di antara kalian yang menutupi perbuatannya, kau akan dituduh sebagai kaki tangan tindakan kriminal ini!"     

"Aku tidak berani! Aku tidak berani!" Fei Yan berkata sambil berpura-pura tak berdaya dengan mata berkaca-kaca seraya menatap Yuan Biao, membenamkan kembali kepalanya di antara kedua pundaknya, terlihat seperti anak ayam yang terluka, benar-benar kasihan ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.