Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Sedikit Bingung (3)



Sedikit Bingung (3)

2Ketika Kucing hitam kecil khawatir dan bingung dengan Nonanya yang kemungkinan besar dibawa oleh Sang Raja Iblis, Jun Wu Xie tiba-tiba berdiri dan mengganti pakaiannya, dan kemudian langsung berjalan keluar dari kamarnya mendadak, membuat Kucing hitam kecil mengikutinya dengan tergesa-gesa.     

Jun Wu Xie berjalan keluar dari kamar dengan langkah cepat, menuju ke kamar Jun Wu Yao.     

Pengawal yang berjaga di pintu dan pasrah dengan tuannya, Ye Mei, menengadah dan langsung melihat Jun Wu Xie yang bergegas mendekat, dan matanya membelalak terkejut.     

"Nona Muda …."     

Sebelum bahkan ia selesai berbicara, Jun Wu Xie sudah melesat seperti embusan angin, bertiup melewatinya, menendang pintu kamar Jun Wu Yao dengan keras hingga terbuka!     

Ye Mei tertegun tak dapat berkata-kata.     

Di dalam kamar, Jun Wu Yao yang masih berendam di air dingin mendengar suara pintu dan keningnya berkerut. Tubuh bagian atasnya yang telanjang berkilauan karena tetesan air di tubuhnya, rambutnya yang basah terurai di punggungnya yang bidang, mempertegas kontur tubuhnya yang berotot.     

Jun Wu Yao menatap Jun Wu Xie yang menyerbu ke dalam kamarnya dengan perasaan bingung.     

"Xie Kecil …." Ia berdiri di tempatnya, matanya memicing seraya menatap Jun Wu Xie yang berjalan tepat ke hadapannya, api yang menyala di dadanya masih belum padam, membuat suaranya menjadi serak.     

"Aku datang ke sini ingin mengklarifikasi satu hal." Jun Wu Xie berkata seraya menatap Jun Wu Yao di hadapannya. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Jun Wu Yao … sebagai seorang manusia dengan proporsi tubuhnya, ia harus mengakui bahwa ini adalah tubuh paling sempurna dari sebuah yang pernah dilihatnya.     

"Apa yang perlu kau … klarifikasi?" Di bawah air yang dingin, bara api yang hampir padam setelah begitu lama tiba-tiba menyala lagi dengan kemunculannya. Jun Wu Yao merasa tiba sangat kering, matanya tidak bisa tetap berwarna hitam, mata ungu itu memicing sementara ia berusaha menahan dorongan yang menghancurkannya dari dalam.     

"Kau … sini mendekat." Jun Wu Xie tiba-tiba berkata pada Jun Wu Yao.     

Jun Wu Yao tertawa getir di dalam hatinya. Bukannya ia tak ingin mendekati Jun Wu Xie, tetapi … baginya saat ini, Jun Wu Xie memiliki daya pikat yang sangat tinggi, dan dengan mendekatinya, ia takut ia tak akan bisa mengendalikan insting binatang yang hampir lepas dari kandang.     

Namun, harapan Jun Wu Xie, apa pun itu, ia akan menurutinya.     

Mengambil satu langkah maju mendekat ke Jun Wu Xie, Jun Wu Yao sekali lagi bisa mencium aroma herbal dari tubuhnya, dan darahnya sudah mulai mendidih lagi.     

Segalanya tentang Jun Wu Xie, kelihatannya memenuhi benaknya.     

"Aku harus memastikan …." Jun Wu Xie menatap Jun Wu Yao yang mendekat dan berdiri di hadapannya dan ia tiba-tiba mengangkat kedua tangannya dan meletakkannya di sekeliling leher Jun Wu Yao sementara ia berdiri menjinjit, mendaratkan sebuah ciuman tepat di bibir Jun Wu Yao yang kaku!     

" …. " Jun Wu Yao hanya bisa berdiri di sana dan menatap dengan mata membelalak, tubuhnya tidak bergerak sedikit pun, karena benaknya akan segera meledak!     

Jun Wu Xie meniru cara Jun Wu Yao mencium, tiruan yang kasar. Setelah beberapa saat, ketika ia merasa sedikit sesak napas, Jun Wu Xie akhirnya melepaskan tangannya dan melangkah mundur.     

"Ini."     

Setelah mengatakan itu, ia mendadak memutar tubuhnya, dan bahkan tanpa menolehkan kepalanya sekali saja, ia berjalan keluar dari kamar.     

Meninggalkan Jun Wu Yao sendirian di dalam kamar, tak dapat bereaksi sama sekali, dan ia juga tak memahami apa yang benar-benar diinginkan Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menciumnya lagi, dan itu bukan kecupan santai yang pernah ia berikan pada Jun Wu Yao sebelumnya. Itu adalah tiruan dari apa yang ia lakukan, ciuman yang lebih dalam. Walaupun sedikit sembrono, walaupun ia masih sedikit hijau dalam hal ini, ciuman ini begitu menggetarkan bagaikan petir yang menyambar di siang bolong, yang menyambar Jun Wu Yao begitu keras hingga ia membutuhkan waktu hampir setengah hari untuk pulih.     

Berdiri di pintu dan menyaksikan semuanya, Ye Mei sama terkejutnya hingga membeku seperti sebuah patung.     

Ia tak pernah membayangkan bahwa kemunculan mendadak Nona Muda sebenarnya … untuk mencicipi Tuan Agungnya!?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.