Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Sedikit Bingung (1)



Sedikit Bingung (1)

1[Itu tidak cukup!]     

[Tidak sedikit pun!]     

[Ia masih menginginkan lagi.]     

Jun Wu Yao tiba-tiba berdiri, membawa Jun Wu Xie dengan mengambil langkah lebar berjalan semakin jauh ke di dalam ruangan. Ia dengan lembut menopangnya dan membiarkan tubuh Jun Wu Xie yang lemah bersandar di pundaknya.     

Hanya beberapa langkah jaraknya, namun kening Jun Wu Yao dipenuhi keringat. Ia mendudukkan Jun Wu Xie di atas ranjang, tangannya yang kuat terulur sementara menahan Jun Wu Xie di kedua pundaknya untuk meletakkannya di ranjang. Ia menatap Jun Wu Xie di ranjang, yang matanya masih seperti berkabut.     

Butiran keringat mengalir turun dari keningnya, menetes di leher Jun Wu Xie.     

Butiran keringat jernih mengalir turun di kulit putih tanpa cela itu. Setitik demi setitik, pandangan Jun Wu Yao mengikuti, hingga butiran keringat itu mengalir ke rambut hitamnya.     

Tenggorokan Jun Wu Yao tercekat, pandangannya begitu dalam dan serius, dan bahkan napasnya menjadi semakin pelan sementara bola api yang terbakar di dadanya membuat setiap sel di dalam tubuhnya berteriak.     

"Xie Kecil …." Suaranya sangat rendah dan serak terdengar seperti digosok dengan ampelas.     

Jun Wu Yao menatap pundak Jun Wu Xie yang sedikit kemerahan, dan pandangannya menyala sambil mengamati kulit halus yang putih, memandangi kemewahan yang tertutup dengan sehelai pakaian.     

Selalu mengenakan pakaian pria, tidak terlihat jelas, namun Jun Wu Xie sudah memiliki daya tarik dan daya pikat seorang wanita muda. Itu hanya sedikit berbeda, namun semua itu mengusik hati Jun Wu Yao, membuatnya ingin membakar potongan pakaian yang menyembunyikan semua itu, tak ingin ada yang menutupi paras memikat tubuh Jun Wu Xie.     

Semua ini ….     

Hanya boleh dilihat olehnya saja.     

Dan hanya miliknya saja.     

Jari-jarinya yang panjang, ramping dan menarik sedikit terangkat, ujung jarinya terkait di kerah pakaian Jun Wu Xie. Waktu sepertinya merangkak sangat lambat ketika itu. Jun Wu Yao tidak menyadari bahwa jarinya sudah gemetar, menyelinap di luar kendalinya.     

Hanya memerlukan sedikit sentakan, dan tidak akan ada lagi kain yang menutupi.     

Binatang buas di dalam dadanya ingin memberontak keluar dari kandangnya, mengaum untuk dibebaskan.     

"Kakak?" Benak Jun Wu Xie benar-benar kosong, sensasi panas yang tak dapat dijelaskan membakar tubuhnya dan membuatnya merasa gelisah, matanya begitu berkabut hingga ia tak bisa melihat wajah Jun Wu Yao dengan jelas. Suaranya yang lemah terdengar seperti gumaman yang tak bermakna, bagaikan seekor hewan kecil yang tertangkap tak berdaya.     

Namun suara yang hampir tak terdengar itu menyerang bagaikan kilat petir, tepat ke dalam benak Jun Wu Yao, yang tiba-tiba membuat Jun Wu Yao sadar dalam sekejap!     

Ia menatap Jun Wu Xie yang mulutnya sedikit terbuka, menatap pandangan yang sama sekali tak melawan, dan otot-otot di lengannya menegang. Ia menghela napas panjang, dan jari yang terkait di kerah pakaian Jun Wu Xie perlahan bergerak menjauh.     

"Kau harus berganti pakaian." Jun Wu Yao pergi dengan memberikan ciuman pada keningnya dan tiba-tiba pergi, dengan langkah raksasa keluar dari kamar!     

Di dalam kamar, penuh dengan aroma tubuh Jun Wu Xie, dan ia tidak tahu apakah ia sanggup menahan hawa nafsunya jika ia terus berada di sana.     

Dengan suara keras, pintu kamar tertutup rapat, dan Jun Wu Xie perlahan berdiri. Tanpa kehangatan dari tubuh Jun Wu Yao, ia merasakan sensasi dingin merayap di tangan dan pundaknya, sensasi dingin itu membuatnya meringkuk sementara ia mengenakan selimut yang ada di atas ranjang, dan tidak tahu pikiran apa yang ada di benaknya.     

Di luar pintu kamar, Ye Mei tiba-tiba melihat kehadiran Jun Wu Yao dan ia baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika ia melihat sosok Jun Wu Yao melewati matanya bagaikan sebuah petir!     

Jun Wu Yao mengunci diri di dalam kamar. Walaupun ia meninggalkan Jun Wu Xie di sana, ia kelihatannya masih bisa merasakan kehadiran gadis itu, aroma tubuhnya, semerbak di seluruh tubuhnya, yang setiap saat menantang kewarasannya.     

Tiba-tiba, Jun Wu Yao mengoyak pakaian di tubuhnya dan melemparkannya ke sebuah bangku di pinggir. Tubuhnya berotot tampak jelas, ia berjalan melangkah ke samping bak mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.