Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Selanjutnya .... (3)



Selanjutnya .... (3)

2" …. " Mata Qiao Chu membelalak bagaikan seekor ikan emas.     

[Apa!!?]     

[Seorang manusia yang menyantap Roh cincin!]     

Tatapannya secara naluri berpaling pada Jun Wu Xie, seolah satu-satunya orang yang cukup mampu memahami hal itu hanya ….     

Jun Wu Xie memandang dingin padanya, dan Qiao Chu langsung sadar.     

"Berbeda dengan Xie Kecil. Xie Kecil melahap roh cincin untuk menembus level kekuatan spiritualnya, sementara kasus si kecil ini, untuk memperbaiki dan menambal rohnya." Jun Wu Yao melengkapi.     

"Sebenarnya, selama ada benda yang memiliki sari pati roh, ia dapat menyantapnya."     

Suara Jun Wu Yao baru saja hilang ketika Kaisar kecil yang duduk di kursinya tiba-tiba menemukan sesuatu dan ia melompat turun dari kursinya berjalan ke arah Rong Ruo. Ia kemudian memiringkan kepalanya penasaran dan menatap wajah Rong Ruo.     

Rong Ruo tersenyum manis pada si kecil.     

"Kakak selanjutnya." Kaisar kecil berkata sambil melompat-lompat kegirangan.     

Rong Ruo tiba-tiba menemukan ia tak dapat tersenyum lagi ….     

Orang lain di kamar itu juga terpaku.     

Semua yang ia pikirkan adalah "makan" dan sekarang ia mau makan manusia!!?     

Fei Yan langsung berdiri di hadapan Rong Ruo, meletakkan dirinya di antara Kaisar kecil dan Rong Ruo.     

"Ini tidak bisa dimakan!" Fei Yan berseru serius.     

Kaisar kecil membenamkan kembali kepalanya di antara pundaknya dan menatap Fei Yan dengan perasaan bersalah, tangan mungilnya ditangkupkan sedikit gugup di depan dadanya, pundaknya gemetar dengan matanya yang besar berkaca-kaca penuh air mata, sebuah pemandangan yang benar-benar mengenaskan.     

Fei Yan, yang melompat pertama kali untuk membela "calon pengantinnya", setelah melihat Kaisar kecil hampir menangis, tiba-tiba ia merasa kegelisahannya langsung menguap seperti asap, dan hatinya langsung dikuasai perasaan bersalah seolah ia telah menindas binatang yang ketakutan.     

"Hei … tidak perlu menangis." Fei Yan mulai menenangkannya.     

Masih belum terlalu buruk ketika ia tak mengatakannya, tetapi begitu ia menyebut "menangis", air mata yang terbendung di mata Kaisar kecil tiba-tiba tumpah, wajah yang terlihat malu itu menangis, terlihat persis seperti seorang bocah terlantar yang telah dimanfaatkan.     

Fei Yan merasa sedikit tak berdaya dan sedikit pucat. [Apa yang dilakukannya?]     

Si begundal ini yang ingin makan "calon pengantinnya" dan ia menampiknya hanya dengan satu kalimat, mengapa si kecil ini sudah menangis ….     

Sejak ia tak sengaja terjebak di dalam situasi canggung ketika itu, Fei Yan telah memberi label "calon pengantin" di kepala Rong Ruo. Walaupun tidak ada bedanya di hari-hari ini, namun jika diperhatikan baik-baik, seseorang masih bisa melihat bahwa Fei Yan begitu perhatian dan melindungi Rong Ruo.     

Namun mereka semua memilih untuk mengabaikannya, dan hanya Rong Ruo satu-satunya yang merasa tak berdaya dengan semua itu.     

Ia ingin berbicara secara langsung mengenai hal ini dengan Fei Yan tetapi Fei Yan yang berlidah tajam ketika berhadapan dengan Rong Ruo sendirian, ia akan lari menghilang dengan muka merah, atau sama sekali bengong hingga tak dapat mendengar perkataan Rong Ruo sama sekali.     

Setelah beberapa waktu berlalu, Rong Ruo menyerah berusaha menjelaskan pada Fei Yan dan hanya meninggalkan Fei Yan dengan perasaan bangganya.     

Fei Yan merasa tatapan menuduh dari si kecil dan ia tak dapat berkata-kata. Ia hanya melindungi calon pengantinnya jadi apa yang salah dengan itu!?     

Si kecil bahkan bisa menghancurkan batu giok dengan giginya jadi bagaimana bisa daging calon pengantinnya yang berkulit putih dan lembut itu bisa bertahan dengan gigi Kaisar kecil?     

Di bawah tatapan tajam dan penuh kritik itu, Fei Yan tak memiliki pilihan selain mengeluarkan potongan giok kecil dan memberikannya ke tangan Kaisar kecil.     

"Makan makan makan, jangan makan kakak, makan ini!"     

Mata tajam Qiao Chu melihat potongan giok itu dan berkata, "Bukankah itu giok yang baru saja kau bawa untuk kau berikan pada …."     

Qiao Chu bahkan tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika tatapan tajam Fei Yan menutup mulutnya ketika itu juga.     

Kaisar kecil memegang liontin giok itu di tangannya dan menatap Fei Yan penuh keraguan dan mengedipkan matanya padanya, "Jangan makan kakak, makan liontin giok …."     

Fei Yan hampir meledak dalam tangisan dan mengangguk sementara hatinya berdarah.     

"Ya!"     

Kaisar kecil langsung tersenyum setelah tangannya menggenggam sesuatu untuk "dimakan", tangannya menggenggam liontin giok yang dibeli mahal oleh Fei Yan, dan ia pergi ke sebuah sudut dan mengunyah dengan gembira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.