Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Hadiah Untukmu (3)



Hadiah Untukmu (3)

1Itu hanya sentuhan ringan sesaat, tetapi telah membuat seluruh tubuh Jun Wu Yao membeku dan ia pun menatap kaku pada Jun Wu Xie, ketika di dalam mata hitam pekat itu, tiba-tiba berputar cahaya ungu.     

Ciuman yang lembut dan halus itu, membuat benak Jun Wu Yao langsung kosong, pikiran-pikiran di dalam benaknya tiba-tiba hilang, suasana di sekelilingnya menjadi hening, semua inderanya dalam sekejap meredup, di mana hanya kehangatan kecil dan samar yang masih terasa di bibirnya benar-benar mencengkeram benaknya.     

Itu bukan ciuman pertama, tetapi di saat yang sama itu terasa seperti ciuman pertama.     

Dan kali ini, lebih menyentuh daripada yang terakhir kali.     

Setelah Jun Wu Xie dengan cepat mendaratkan ciuman di bibir Jun Wu Yao, ia diam-diam menjaga jarak di antara mereka, wajahnya yang bersih sedikit merona, matanya sedikit bingung menatap Jun Wu Yao.     

Biasa terbungkus dengan aura yang sangat kelam di sekitarnya, Jun Wu Yao saat itu kelihatannya sudah kehilangan kesadarannya, dan hanya menatap Jun Wu Xie dengan pandangan terkejut, matanya tidak bisa tetap berwarna hitam pekat karena emosinya yang riuh rendah, menyiramnya bagaikan ombak yang tak dapat dihentikan.     

Jun Wu Xie mengedipkan matanya. Ini adalah pertama kalinya ia mengambil inisiatif untuk mencium Jun Wu Yao, tetapi reaksi Jun Wu Yao sama sekali berbeda dari sebelumnya ….     

[Apakah ia melakukan sesuatu yang salah!?]     

Namun, sebelum Jun Wu Xie menyelesaikan renungannya dengan pertanyaan itu ….     

Tangan yang memeluk pinggangnya, tiba-tiba mempererat dekapannya, dan tubuh kecilnya ditarik hingga merapat ke dadanya yang lebar, di mana ia hampir dapat merasakan, di bawah dada kekar yang lebar itu, ada detak jantung yang berdetak kuat.     

Ciuman berapi-api dan penuh hasrat kemudian menelan Jun Wu Xie dalam sekejap.     

Sama sekali tidak seperti ciuman ringannya, sama sekali tidak seperti ciuman ringannya sebelum ini.     

Dipenuhi dengan dominasi hasrat yang kuat, dipenuhi dengan kelembutan tanpa batas, seraya ciuman itu menginvasi mulutnya, mengambil napasnya dari dalam, menghirup setiap hembusan aroma tubuhnya.     

Ciuman penuh hasrat itu, membuat Jun Wu Xie merasa kaki dan tangannya lemah, hanya ditopang oleh tangan kuat di belakang punggungnya, seolah seluruh kekuatannya dihisap keluar dari tubuhnya, dan pikirannya seolah mati saat itu, hanya mengingat akan satu hal, yaitu aroma khas milik Jun Wu Yao, yang memenuhi inderanya.     

Telapak tangan lain Jun Wu Yao, ditekan ke punggungnya, menjelajahi tulang punggungnya melalui pakaiannya. Hampir kelihatannya tidak puas, tangan itu menyelinap ke dalam pakaiannya, menyalakan api di kulit punggungnya yang halus.     

Itu terasa bagaikan kumpulan api yang membakar punggungnya, menyala di bawah tangannya dan menyebar ke seluruh punggungnya.     

Ia merasa seakan hampir tidak bisa bernapas saat itu.     

Tubuh Jun Wu Xie yang lemah dan ringkih terhuyung ke belakang lepas kendali, tangan yang menahan pinggangnya tak membiarkannya lepas sedikit pun, seolah tangan itu akan melebur ke dalam tulangnya.     

Jun Wu Yao mengangkat tangan Jun Wu Xie dan menyelipkannya di sekeliling leher belakangnya, tangannya yang sedang menjelajah tampaknya tidak akan mundur.     

Kelihatannya ia mematri sosok Jun Wu Xie ke dalam jiwanya, jari-jarinya di kulit itu tak bisa lepas.     

Kain tipis pakaiannya berantakan karena keganasan dan suara pakaian yang bergemeresik terdengar di telinganya. Bagaikan sayap seekor jangkrik, pundak seputih giok tampak di udara. Udara sejuk musim dingin masih terasa dan dinginnya menusuk, membuat Jun Wu Xie tanpa sadar menggigil.     

Namun ketika ia menggigil di dalam pelukan Jun Wu Yao, sensasi terbakar menyapu pundaknya, langsung mengusir rasa dingin itu, memberikan kehangatan baginya.     

Di bawah jari-jarinya, sentuhan halus dan lembut itu, perlahan membakar akal Jun Wu Yao sedikit demi sedikit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.