Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Selanjutnya .... (2)



Selanjutnya .... (2)

1Giok Penenang Jiwa itu tidak utuh, dan walaupun itu sebenarnya untuk Tubuh spiritual, energi yang dibutuhkan oleh jiwa terlalu besar dan tak dapat dipenuhi hanya dengan mengandalkan Giok Penenang Jiwa saja. Giok Penenang Jiwa memerlukan lebih banyak energi dan Kaisar kecil perlu mendapatkannya dari sumber eksternal untuk mengubahnya menjadi energi spiritual.     

Bukan hanya batu giok, namun apa pun yang mengandung sari pati jiwa akan sangat menggoda Giok Penenang Jiwa di dalam tubuh Kaisar kecil.     

Itu bukan kelaparan yang dialami tubuh secara fisik, tetapi kekosongan jiwa.     

"Apakah itu akan membahayakan tubuhnya?" Jun Wu Xie bertanya sambil mengernyitkan keningnya. Walaupun ia memahami secara garis besar apa yang dijelaskan oleh Jun Wu Yao, namun untuk tubuh manusia, bagaimana bisa menyerap batu giok? Bahkan jika batu itu dihancurkan dan dikunyah, ada batu giok di dalam perut mungkin akan menimbulkan masalah lain.     

Jun Wu Yao berjalan maju dan membuka paksa mulut Kaisar kecil yang matanya masih terpaku pada batu giok Ruyi itu.     

Di dalam mulut Kaisar kecil, tiba-tiba ada dua taring tambahan. Walaupun taring itu tidak besar, tetapi keduanya sangat tajam.     

"Anak ini, sudah bukan manusia biasa lagi. Semua ini, tidak akan membahayakan dirinya sedikit pun."     

Kaisar kecil menatap Jun Wu Xie dengan pandangan kosong, matanya terlihat sedikit mengamati.     

Ini adalah pertama kalinya Jun Wu Xie menemui hal seperti ini. Jika perkataan itu bukan keluar dari Jun Wu Yao, ia tidak akan mempercayainya, namun karena Jun Wu Yao adalah orang yang mengatakannya, maka itu tidak mungkin salah.     

Melihat Kaisar kecil menatap giok Ruyi itu dengan mata mendamba, Jun Wu Xie tidak memiliki pilihan kecuali menurunkan giok itu, dan meletakkannya ke tangan Kaisar kecil.     

Kaisar kecil membawa batu giok Ruyi di tangannya, terlihat seperti orang yang sudah lama kelaparan dan memegang ayam panggang dengan bersemangat. Matanya yang besar menatap Jun Wu Xie sekali lagi dan ketika Jun Wu Xie mengangguk pelan, ia memasukkan giok itu ke mulutnya dan mulai menggerogotinya.     

'Kriyuk kriyuk kriyuk ….'     

Suara itu, membuat hati Jun Wu Xie melompat dengannya.     

Ketika Qiao Chu dan yang lain datang menemui Jun Wu Xie, mereka melihat Kaisar kecil menggenggam setengah potongan batu giok Ruyi di satu sisi …. 'Krek….krek… krek', dan beberapa pemuda langsung tertegun.     

"Situasi … situasi apa ini? Ini adalah kudapan baru yang dibuat oleh dapur Istana Lin? Ha … ha … penampakannya persis seperti giok Ruyi …." Qiao Chu berkata dan ujung mulutnya pun berkedut. Ia mengatakan pada dirinya sendiri matanya pasti menipunya karena bagaimana mungkin bocah kecil seperti itu mengunyah sebuah giok Ruyi.     

"Aku pikir, itu bukan kudapan." Fan Zhuo berkata dengan suara datar.     

" …. " Wajah Qiao Chu terlihat terkejut.     

"Ia sudah pulih?" Rong Ruo datang berjalan masuk dari pinggir, seraya ia melihat Kaisar kecil yang menundukkan kepalanya sibuk menggerogoti giok Ruyi, bertanya pada Jun Wu Xie karena takjub.     

Jun Wu Xie mengatakan pada kawan-kawan kecilnya mengenai keadaan Kaisar kecil dan beberapa pemuda bahkan tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap hal itu.     

Kaisar kecil kelihatannya sudah lebih baik daripada sebelumnya namun … masih belum sembuh total!     

Giok Ruyi hampir sepanjang lengan anak itu dan Kaisar kecil sudah mengunyahnya tanpa sisa. Tatapannya terus mencari-cari di ruangan dan ia kelihatannya tiba-tiba mendeteksi sesuatu seraya mengangkat tangannya untuk menyentuh liontin giok di lehernya.     

Begitu Jun Wu Xie berpikir ia akan mulai "selanjutnya" lagi, si kecil terlihat tidak menunjukkan ketertarikan pada liontin giok itu dan ia melepaskan tangannya dari giok itu.     

"Melihatnya seperti ini, apakah ia akan baik-baik saja?" Qiao Chu menggaruk kepalanya, merasa semua ini aneh.     

"Kakak Wu Yao, selain batu giok, apakah ada benda normal yang dapat meningkatkan kekuatan Giok Penenang Jiwa?" Qiao Chu bertanya.     

Jun Wu Yao tersenyum dan menjawab, "Ya, ada."     

"Ada apa?"     

"Roh cincin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.