Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tidak Senang Dengan Pembalasan (1)



Tidak Senang Dengan Pembalasan (1)

2Kaisar Negeri Kondor menatap Jun Xie tertegun, tak pernah menyangka bahwa pembalasannya akan menjadi sedemikian rupa.     

Jun Wu Xie sudah berniat agar Negeri Kondor dihancurkan tetapi ia tak mau meraihnya dengan perang. Melalui metode yang ia gunakan saat ini, ia bukan hanya menyelamatkan warga Negeri Kondor dari kekejaman perang, itu jauh lebih mudah dan sederhana baginya.     

Tanpa kehilangan satu pun prajurit untuk menundukkan negeri terbesar kedua di bumi. Cara yang begitu keji dan mengagumkan, hanya bisa dilakukan olehnya.     

Kaisar Negeri Kondor terjerembab di lantai, wajahnya pucat kelabu.     

Bahkan tidak di dalam mimpinya ia pernah berpikir keadaan akan menjadi seperti ini, bahwa kekuatan Negeri Kondor benar-benar disudutkan, bagaimana ia harus menerima semua ini?     

"Jangan … jangan … lakukan ini … aku mohon padamu …." Kaisar Negeri Kondor hanya bisa memohon. Ia tidak memiliki jalan keluar. Dari sejak Jun Wu Xie menginjakkan kaki ke dalam aula utama Istana Kekaisaran, sudah ditakdirkan ia tak akan lagi memiliki jalan keluar.     

Bagaimana ia bisa melawan? Tujuh roh ungu menyanderanya di dalam aula utama, jika ia berani melawan sedikit saja, ia tentu akan langsung dibunuh.     

Kaisar Negeri Kondor yang dahulu menyudutkan pemimpin negeri-negeri sekarang merasakan keputusasaan dan kiamat yang tak terelakkan, dan kali ini, Jun Xie tidak memberikan harapan untuk bisa keluar dari situasi ini.     

"Yan Kecil." Jun Wu Xie memanggil seraya ia menatap Kaisar Negeri Kondor yang meraung dan menangis terkulai di lantai.     

"Ya." Fei Yan berjalan dengan senyuman lebar di wajahnya.     

"Bawakan kuas, tinta, kertas perkamen dan bantalan tinta ke sini, biarkan dia menyelesaikan maklumat kekaisarannya yang terakhir." Jun Wu Xie berkata acuh tak acuh.     

Fei Yan langsung pergi mengambil benda-benda itu dan membawanya ke hadapan Kaisar Negeri Kondor.     

Kaisar Negeri Kondor menatap ketakutan kertas kosong yang terserak di depan matanya dan teror bangkit dan terlihat di matanya!     

"Tidak! Aku tidak akan menuliskannya! Aku adalah Kaisar Negeri Kondor! Semua di dalam Negeri Kondor adalah milikku! Aku tak akan menulis satu huruf pun!" Terbebani dengan keputusasaan, Kaisar Negeri Kondor akhirnya berseru. Ia terlihat lusuh, mahkota telah jatuh dari kepalanya, rambutnya berantakan dan bergumpal, membuat dia terlihat sangat konyol.     

Jun Wu Xie menatap Kaisar Negeri Kondor yang tiba-tiba menunjukkan sisa keberaniannya dan senyuman dingin terlihat di bibirnya.     

"Buka paksa mulutnya."     

Kaisar Negeri Kondor terkejut. Ia berusaha untuk yang terakhir kalinya untuk kabur tetapi pundaknya langsung dicengkeram dan dibuat lumpuh oleh Qiao Chu yang melesat bagaikan anak panah ketika Kaisar Negeri Kondor bergerak!     

Qiao Chu menahan bahunya dengan satu tangan dan membuka paksa mulutnya dengan tangan lainnya.     

Jun Wu Xie mengeluarkan sebuah obat dari dalam tas alam semesta dan dengan sentilan jarinya, obat itu masuk ke dalam mulut Kaisar. Qiao Chu memaksanya untuk menelan obat itu dan kemudian melepaskannya.     

"Apa yang kau berikan padaku? Apa itu!" Kaisar Negeri Kondor memegangi tenggorokannya, menatap Jun Xie marah.     

"Kau akan segera tahu." Jun Wu Xie menjawab ringan.     

Dan begitu suara Jun Xie habis, rasa sakit yang menyiksa dan memilukan menyerangnya dari dalam, meledak ke seluruh tubuh Kaisar Negeri Kondor dalam sekejap!     

Ia bagaikan menelan banyak pisau ke dalam tubuhnya dan pisau itu berputar-putar di dalam tubuhnya. Organ dalamnya, dagingnya, tulangnya, setiap bagian tubuhnya merasakan penderitaan yang tak bisa ditoleransi oleh manusia. Dalam sekejap, Kaisar Negeri Kondor telah kehilangan seluruh kekuatannya, jatuh ke lantai dan mulai mengalami kejang, tubuhnya begitu tegang dan wajahnya berubah menjadi ungu.     

"Jika kau tidak mau menulis, aku tidak akan memaksamu dan kau bisa menikmati ini. Kau bisa menuliskan itu setelah kau meluruskan pikiranmu. Aku tidak terburu-buru juga." Suara Jun Wu Xie sangat ringan tetapi dingin, seperti angin di bulan februari yang terasa dingin menusuk, yang meresap ke dalam tulangnya ketika bertiup.     

Kaisar Negeri Kondor tergeletak di sana dengan tubuh kejang, air mata dan ingus mengalir tak terkendali bercampur di wajahnya, rasa sakit itu begitu menyiksa hingga membuatnya berguling-guling di lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.