Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tidak Senang Dengan Pembalasan (2)



Tidak Senang Dengan Pembalasan (2)

0Ia tak pernah menyadari bahwa rasa sakit yang begitu menyiksa ada di dunia ini di mana setiap sentimeter tulangnya terasa seakan dipatahkan oleh seseorang, setiap potongan dagingnya bagaikan dibakar api, organ dalamnya ditusuk-tusuk dengan besi panas yang merah. Di bawah rasa sakit yang begitu mematikan, ia berpikir ia akan mati, tetapi nyatanya, kesadarannya lebih jernih daripada biasanya, dan bahkan jika ia ingin pingsan lalu mati, itu mustahil.     

Ia terus sadar, merasakan setiap cengkeraman rasa sakit yang dapat membuat orang menjadi gila.     

Guru Besar He sama sekali tidak bersimpati pada Kaisar Negeri Kondor yang menggeliat dan berjuang melawan rasa sakitnya, air mata yang hangat mengalir keluar dari matanya.     

"Aku … akan menuliskan … aku akan menuliskan …." Rasa sakit yang membuat sang Kaisar menderita membuatnya berharap ia mati saja, tetapi itu tidak mungkin, semua penderitaan yang telah ia lakukan pada orang lain saat itu sepertinya dikumpulkan seluruhnya di dalam tubuhnya.     

Ia lebih baik mati, daripada terus tersiksa.     

"Aku … mohon … kau … aku … aku akan … menulis …." [Ia akan menuliskan apa pun yang mereka mau, selama penderitaan ini berhenti!]     

Jun Wu Xie menyapukan pandangannya ke Qiao Chu di samping. Qiao Chu langsung mengeluarkan obat dari ikat pinggangnya yang telah diberikan Jun Wu Xie padanya sebelum ini dan segera memasukkan pil itu ke dalam mulut Kaisar Negeri Kondor.     

Dalam sekejap, rasa sakit luar biasa yang membuat orang gila itu menghilang tanpa jejak.     

Pakaian di tubuhnya benar-benar basah oleh keringatnya sendiri, Kaisar Negeri Kondor terkulai di lantai seperti anjing mati, napasnya menjadi sangat cepat.     

Semua yang terjadi barusan saja, tiba-tiba terasa seperti sebuah mimpi buruk yang sangat mengerikan.     

"Berdiri. Jangan cuma tergeletak malas di lantai." Qiao Chu mengangkat Kaisar Negeri Kondor dan membuatnya berlutut di depan kertas perkamen yang kosong.     

Tidak ada sedikit pun warna di wajah Kaisar Negeri Kondor. Dengan tangan gemetar, ia mengambil kuas di pinggir, dan mengangkat matanya untuk menatap Jun Xie, matanya hanya menunjukkan teror, tidak berani sedikit pun menyorotkan kebencian.     

Menggigil sambil menuliskan kesepakatan kompensasi untuk Kerajaan Soba, Kaisar Negeri Kondor membubuhkan segel kekaisaran di atas maklumat itu dan tubuhnya pun terkulai lemah, seolah jiwanya telah pergi dari tubuhnya, setengah berlutut di tempatnya tak bergerak sedikit pun.     

Qiao Chu mengambil maklumat kekaisaran yang telah selesai ditulis dan menyerahkannya pada Guru Besar He. Guru Besar He langsung berlutut ketakutan, tidak berani menerimanya bahkan jika kau memukulinya.     

"Fakta bahwa Kaisar Negeri Api telah membalaskan dendam Kaisar kami adalah sebuah kebaikan yang sangat besar yang ditunjukkan pada kami. Dan untuk ini … kami tak akan pernah berani mengambilnya karena kami tidak layak, dan aku mohon Yang Mulia menariknya." Guru Besar He sudah sangat berterimakasih pada Jun Xie yang berbuat baik pada mereka, jadi bagaimana ia masih bisa menerima setengah dari wilayah Negeri Kondor?     

"Ini bukan untukmu, dan juga bukan Kerajaan Soba." Jun Wu Xie berkata sambil melihat Guru Besar He yang tertegun dan ketakutan. "Ini untuk adikku."     

Guru Besar He terkejut dan ia berlutut dan mempersembahkan dirinya di hadapan Jun Xie sekali lagi, kepalanya tertunduk seraya ia menerima maklumat kekaisaran dengan tangannya.     

Kaisar Negeri Kondor telah berlutut di tempatnya, matanya yang dipenuhi ketakutan tak pernah berpaling dari Jun Xie sedikit pun.     

"Apakah kini … kini semua sudah beres?" Ia bertanya pelan, keangkuhan yang mendominasi dan menekan tidak lagi terdengar di suaranya.     

Ia tidak ingin mengalami rasa sakit yang begitu menyiksa, dan lebih baik menggunakan Kerajaan Negeri Kondor untuk keselamatan dirinya. Orang jahat seperti itu, benar-benar tidak layak menyebut dirinya seorang Kaisar.     

Mo Qian Yuan bersedia mati dan hidup dengan Kerajaannya, Kakak Kaisar kecil bersedia mengorbankan nyawanya demi Pengawal Istananya.     

Pemimpin dua kerajaan kecil, tahu betul bahwa rakyat mereka adalah pondasi sebuah negeri, tetapi ini hal yang tak akan pernah dimengerti oleh Kaisar Negeri Kondor, dan ia tak akan lagi memiliki kesempatan untuk memahami.     

"Ayo pergi." Jun Wu Xie berdiri, dan bahkan tanpa memutar kepalanya sekali saja, ia meninggalkan aula utama Negeri Kondor.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.