Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Membandingkan Roh Ungu Denganku? (3)



Membandingkan Roh Ungu Denganku? (3)

2Tetua Huang memaksa dirinya untuk bersikap tenang dan terkendali, berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak tersinggung dengan serangga di hadapan matanya. Walaupun Dua Belas Istana disebut secara kolektif sebagai Dua Belas Istana, setiap istana tidak saling peduli. Mereka semua berseteru tanpa henti, dan hidup bersama dalam damai hanya di permukaan.     

Karena Kaisar muda telah dipilih oleh istana lain untuk bekerja sama, orang-orang ini tidak akan ragu untuk bertarung dengannya melindungi Kaisar muda. Kecuali Tetua Huang memiliki air di dalam otaknya, ia tidak akan benar-benar menentang Jun Xie dalam situasi ini.     

Dengan keadaan seperti ini, ia sudah mengucapkan kata-kata itu tadi dan apa pun yang ia lakukan sekarang, itu akan berakhir dengan menampar wajahnya sendiri. Saat itu, Tetua Huang menyampaikan salamnya pada semua delapan belas generasi nenek moyang Jun Xie di dalam hatinya.     

[Bocah ini benar-benar terlalu keji!]     

Sengaja meletakkan enam dewa di belakangnya tanpa mengungkapkan apa pun mengenai mereka sebelumnya, dan hanya menunggu Tetua Huang bersiap menyerang sebelum mengantar satu tamparan keras di wajahnya dengan cara tak terduga seperti itu, membuatnya tak bisa mundur sama sekali!     

Terpaksa terlibat dalam situasi tidak menguntungkan seperti ini, apa yang harus dikatakan Tetua Huang saat itu? Hal ini membuatnya sangat geram hingga ia hampir ingin meledak dalam kemarahan.     

"Karena kau adalah rekan Dua Belas Istana dan orang tua ini juga dari Dua Belas Istana, aku tentu saja tidak akan mempersulit keadaan bagimu. Mari lupakan semua yang terjadi hari ini dan anggap saja pria tua ini memberi salam pada kawan-kawan dari Dua Belas Istana." Walaupun tamparan itu masih terasa menyengat, Tetua Huang hanya dapat memutar perkataannya dengan cara anggun.     

Seolah kemundurannya, bukan karena ia takut akan Ye Sha dan yang lain, tetapi untuk "menghormati seorang kawan."     

Perseteruan internal di antara kedua belas istana tidak pernah dibawa ke permukaan dan Tetua Huang yakin dengan maksud di balik perkataannya yang begitu jelas, pihak lawan pasti akan memahami apa yang berusaha ia katakan. Walaupun Jun Xie dapat mereka manfaatkan, mereka tidak akan mau berkelahi dengan istana lain di Dua Belas Istana.     

Namun ….     

Tetua Huang mungkin telah memikirkannya baik-baik, tetapi Jun Wu Xie tidak berniat membiarkan keadaan berjalan seperti yang ia inginkan.     

"Sudah tidak muda lagi, kau harus pulang dan menikmati masa pensiunmu dan bukannya keluar mempermalukan diri di hadapan orang seperti ini. Siapa kau pikir dirimu? Hingga berani mengaku dirimu cukup layak untuk berteman dengan para pengawalku?" Jun Wu Xie tidak akan membiarkan Tetua Huang pergi begitu saja, lidahnya yang beracun terus bekerja.     

Tetua Huang menelan ludah dan ia terhuyung mundur karena terkejut, menatap Jun Xie tak percaya.     

Tatapannya langsung melirik ke arah Ye Sha, kelihatannya mengeluh pada Ye Sha mengenai sikap Jun Xie yang kasar dan tidak sopan.     

Namun, wajah Ye Sha tetap sedingin batu dan tidak memberikan sedikit saja reaksi, sikapnya tak berubah seraya ia terus berdiri di belakang Jun Wu Xie, sikap yang ingin ditunjukkannya tidak bisa lebih jelas lagi.     

Apa pun yang dikatakan Jun Xie, ia akan mendukungnya hingga akhir, dan Tetua Huang tidak perlu mengandalkan "hubungan baik" antara Dua Belas Istana.     

Situasi ini bukan sesuatu yang dapat dibayangkan Tetua Huang. Ia tak dapat memahaminya. Bahkan jika istana lain ingin menggunakan Negeri Api di belakang Jun Xie, apakah mereka benar-benar harus bersikap ekstrem seperti ini? Bahkan setelah ia menyatakan dirinya berasal dari Istana Segala Naga, mereka tidak menunjukkan reaksi apa pun seolah Istana Segala Naga benar-benar tidak penting bagi mereka.     

Kemarahan di dalam hati Tetua Huang hampir membuatnya muntah darah tetapi ia tak berani menyerang Jun Xie saat itu. Enam orang di belakang Kaisar muda ini mengawasi dirinya dengan begitu gahar seolah ia adalah seorang predator dan jika ia menyerang saat itu, yang akan menghadapi masalah pasti adalah dirinya!     

Tetua Huang menghela napas panjang seraya ia meremas dadanya sambil memutuskan untuk mundur di hadapan rintangan yang menyulitkan. Ia mengangkat pandangannya untuk menatap Kaisar Negeri Kondor dengan wajah memohon dan berkata, "Pria tua ini sedang tidak sehat hari ini dan perlu pergi beristirahat."     

Setelah mengatakan itu, ia sama sekali mengabaikan tatapan tertegun di wajah Kaisar Negeri Kondor dan tumitnya langsung berbalik.     

"Jangan hanya beristirahat, tetapi sekalian saja beristirahat untuk selamanya." Jun Wu Xie melemparkan perkataan itu bagaikan kilat menyambar di punggung Tetua Huang yang menjauh.     

Langkah Tetua Huang terpaku karena sakit hati tetapi ia memaksa dirinya untuk menelan penghinaan itu sekali lagi seraya dirinya pergi dengan rasa malu dan keadaan yang menyedihkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.