Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Keluarga (1)



Keluarga (1)

2Jun Qing mungkin terlihat lembut dan anggun serta menarik, tetapi ketika ia melatih para prajurit, ia tidak menunjukkan sedikit pun kebaikan atau ampun. Para pemuda yang pada awalnya merasa bahwa Tuan Muda ini terlihat lembut benar-benar mengubah pandangan mereka akan Jun Qing setelah beberapa hari berada di bawah tangan Jun Qing!     

Benar-benar anggota Keluarga Jun. Di bawah penampilan lembut itu, ada karakter yang kuat dan keras!     

Beberapa pemuda yang lebih penakut, bahkan menangis hanya dengan pandangan tegas dari Jun Qing.     

Tatapan dari mata yang telah menyaksikan pembantaian dingin tanpa belas kasih, bukan sesuatu yang dapat diterima oleh pemuda yang masih hijau dan baru dewasa.     

"Aku pikir aku sepertinya melihat Tuan Muda … tersenyum? Apakah aku berhalusinasi?" Seorang pemuda yang berkeringat deras berkata seraya melemaskan kepalanya. Sejak mereka masuk ke Prajurit Rui Lin, mereka tak pernah melihat Jun Qing tersenyum pada mereka.     

Senyuman tuan muda berwajah besi ini, bagi mereka adalah hal langka.     

"Sebenarnya … aku merasa bahwa Tuan Muda kita, terlihat lebih baik ketika ia tersenyum." Pemuda lain berkata dengan tawa getir.     

Prajurit Rui Lin berdiri di pinggir mempertahankan wajah kaku mereka, menahan ekspresi mereka tetap tidak berubah seraya menatap sekumpulan prajurit baru yang menjelang dewasa.     

Tetapi mereka terkekeh di dalam hati.     

Senyuman Tuan Muda langka?     

Begitu keluar dari perkemahan Prajurit Rui Lin dan kembali di Istana Lin, Tuan Muda akan tersenyum setiap saat! Ia menyeringai.     

"Berhenti mengoceh dan berlatih! Berhenti berbicara omong kosong atau kau bisa percaya Tuan Muda akan menghukum kalian ketika kembali!" Prajurit Rui Lin menegur dengan pelan, namun dengan wajah tegas.     

Para pemuda yang baru saja beristirahat langsung kaku dan segera melompat untuk melanjutkan pelatihan mereka.     

Jun Qing dan Long Qi menunggang kuda mereka dan bergegas kembali ke Ibu Kota Kekaisaran Kerajaan Qi. Di mana para kuda hampir tergelincir karena berhenti mendadak di depan gerbang Istana Lin, dia pria itu langsung memutar tubuh mereka dan melompat turun, segera masuk ke dalam.     

Di dalam aula utama Istana Lin, sosok familiar tampak di penglihatan Jun Qing dan wajahnya langsung tersenyum lebar dari dalam hatinya.     

"Xie Kecil sudah kembali."     

Duduk di dalam aula, ketika Jun Wu Xie melihat Jun Qing masuk, ia langsung berdiri.     

Jun Qing melangkah maju dan memeluk kemenakannya.     

"Bagus kau kembali. Ketika kau tidak ada, kakekmu sangat merindukanmu." Jun Qing berkata sambil tersenyum. Ia dan Jun Xian adalah pria berhati baja yang berpindah dari satu medan perang ke medan perang lain dan dari tiga generasi Keluarga Jun hanya ada satu wanita, dan ia juga merupakan anggota keluarga paling muda. Walaupun kedua pria ini tahu bahwa Jun Wu Xie bisa mengurus masalahnya sendiri, namun berpisah begitu lama, mereka agak merindukannya.     

Walaupun kedua pria berhati baja ini tidak menyebutkannya, mereka memahami isi hati satu sama lain.     

Duduk di kursi utama di aula, Jun Xian menjernihkan tenggorokannya dan memandang putra bungsunya yang sangat ceriwis dan berkata, "Kau terdengar seperti kau tidak merindukan dirinya sama sekali. Jika aku boleh bertanya, siapa yang selalu berlari ke paviliun Xie Kecil setiap hari kapan pun ia bisa untuk membersihkan tempat itu? Dan bahkan bertengkar dengan para pelayan untuk melakukannya?"     

Dikhianati oleh Jun Xian seperti ini, Jun Qing tersenyum malu-malu.     

Ketika Jun Wu Xie kembali terakhir kali, Kerajaan Qi sedang menghadapi malapetaka dan bahkan jika mereka ingin menghabiskan waktu dengan Jun Wu Xie, mereka tidak memiliki waktu ketika itu. Setelah situasi menjadi lebih stabil, keinginan di hati mereka tak tertahan lagi.     

Jun Wu Xie mengamati Ayah dan anak Jun yang saling mempermalukan sementara mereka berdua berusaha menang dalam perselisihan mereka, dan sudut mulutnya melengkung naik canggung. Bagaimana pun ricuhnya suasana di situ, ketika ia pulang, ia selalu merasakan kehangatan sebuah keluarga di hatinya.     

Qiao Chu dan yang lain mengamati di pinggir, mata dan hati mereka dipenuhi kecemburuan. Keluarga mereka telah dimusnahkan, dan sepertinya mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk merasakan kehangatan keluarga seperti itu lagi.     

"Sudah tua dan kau masih berbicara omong kosong. Cepat duduk dan kita bisa lanjut mengobrol." Jun Xian berkata dengan suara lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.