Waktu Bersamamu

Bertemu (5)



Bertemu (5)

2Sudah sejak dulu aku ingin pulang, sudah sangat lama aku ingin pulang dan meminta maaf kepada Lu Yuchen dan Youyou… Walaupun, aku tahu diriku egois. Walaupun Nenek Lu meninggal karena paman kandungku, tapi aku tidak bisa memungkiri kalau aku tidak ingin berpisah dari mereka. Aku ingin menggunakan sisa hidupku untuk menebus kesalahan itu. Hanya saja, aku berharap Lu Yuchen bisa menerimaku kembali… Batin Yue Xinluo.     

Yue Xinluo berbohong kepada kedua orang tuanya dan Yue Ke. Dia memang pulang untuk mengurus Tang Group dan You An Group, namun di saat yang sama, selalu ada suara kecil yang terus muncul di dalam dirinya.     

Kalau aku bisa bertemu dengan Lu Yuchen, maka apa yang akan aku lakukan?     

Kalau bisa bertemu lagi, apa aku akan melakukan sesuatu?     

Apa ingin mau mengembalikan perasaan mereka yang dulu?     

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul berulang kali di dalam diri Yue Xinluo. Dia mengetahui bahwa untuk bisa bertemu lagi dengan Lu Yuchen sama sekali bukan hal yang mudah, tapi saat ini Tuhan seolah memiliki rencana untuk dirinya. Dia dipertemukan dengan Lu Yuchen di hari pertama dia tiba di Tiongkok. Sekarang aku dipertemukan dengannya lagi, mungkin ini adalah takdir kami… Pikirnya.     

Setidaknya itu yang dipikirkan oleh Yue Xinluo. Keraguannya perlahan mulai hilang. Dia pun mengangkat kepalanya, lalu melihat ke arah Lu Yuchen yang sedang duduk. Kemudian, dia membuat keputusan di dalam hatinya bahwa dia ingin mengejar Lu Yuchen. Dia ingin kembali bersama pria itu.      

Dia sudah mempersiapkan diri untuk melalui pertempuran yang panjang. Dia mengetahui bahwa setelah Lu Yuchen menjadi begitu dingin, akan sulit untuk bisa membuatnya luluh. Hanya saja, entah kenapa dia merasa keadaan saat ini lebih baik dari yang pernah dibayangkannya sebelumnya. Pasalnya, saat dia sedang melihat ke arah Lu Yuchen, secara kebetulan pria itu juga sedang melihat ke arahnya. Dia… sedang memperhatikanku?! Batinnya.     

Mereka berdua saling bertukar pandang untuk waktu yang lama. Yue Xinluo awalnya ingin kembali menundukkan kepalanya, tapi saat dia mengingat bahwa dirinya sudah memutuskan untuk mengejar Lu Yuchen, dia mendesak dirinya untuk menyambut tatapan itu. Sorot mata pria itu terasa dalam dan dingin. Jika orang lain yang mendapatkan sorot mata dingin seperti itu dari Lu Yuchen, maka mungkin orang tersebut akan gemetar dan merasa seluruh darah mereka membeku. Tidak pernah ada orang yang berani membalas sorot mata Lu Yuchen seperti yang dilakukan oleh Yue Xinluo saat ini. Dia sama sekali tidak terlihat takut. Dia tidak hanya menghindari sorot mata pria itu, dia bahkan mengangkat sedikit dagunya dan melihat mata itu secara langsung. Kedua mata indahnya yang berbentuk seperti buah persik itu terbuka lebih lebar. Bulu matanya terlihat lentik, sementara matanya memesona dan membuat Lu Yuchen terpikat.     

Sorot mata Lu Yuchen yang sedang duduk itu terlihat sedikit muram. Padahal dia adalah wanita yang tidak pernah aku temui, tapi setelah ditatap terus olehnya, tiba-tiba saja muncul sebuah bayangan sepasang mata yang berbentuk buah persik di dalam hatiku, batinnya.     

Alasan itu yang membuat Lu Yuchen akhirnya memperhatikan Yue Xinluo terus menerus. Akhirnya, dia merasakan hal yang aneh. Saat mereka berdua saling bertukar pandang, wanita itu membuatnya merasakan sebuah perasaan yang aneh. Perasaan yang sangat asing baginya.     

"Tunggu…" Lu Yuchen tiba-tiba buka suara. Suaranya cukup santai, tapi terdengar sangat dingin.     

Ke Yun dan seorang wanita yang sedang berakting itu seketika langsung berhenti. Sedangkan orang lain yang berada di dalam ruangan itu langsung melihat ke arah Lu Yuchen dan menunggu perkataan selanjutnya.     

Lu Jiu saat ini terus berdoa dalam hati agar Lu Yuchen tidak tiba-tiba melakukan sesuatu yang menyulitkan orang-orang di sini. Hanya Yue Xinluo yang hingga saat ini masih melihat mata Lu Yuchen. Dia seperti memiliki firasat bahwa apa yang akan dikatakan oleh Lu Yuchen selanjutnya berhubungan dengan dirinya.     

Kemudian, Lu Yuchen bicara lagi dengan suara pelan dan berat, "Kamu…"     

Lu Yuchen melihat ke arah Yue Xinluo yang berada di barisan paling belakang dengan sorot mata yang dingin, lalu bertanya, "Siapa namamu?"     

Yue Xinluo seketika langsung tertegun. Ha? Lu Yuchen… bertanya siapa namaku? Dia sengaja berpura-pura tidak mengenalku? Atau aku yang salah?... Dia sebenarnya bukan bertanya kepadaku, tapi bertanya kepada orang lain? Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.