Waktu Bersamamu

Bertemu (6)



Bertemu (6)

2"Tuan Chen, namanya Alice…"     

Lu Jiu melihat Yue Xinluo yang tertegun di tempat. Dia mengira wanita itu merasa ketakutan, sehingga dia langsung melihat ke daftar nama dan membantunya menjawab pertanyaan itu.      

Lu Yuchen memicingkan matanya dan melihat ke arah Yue Xinluo yang belum melakukan audisi dengan sorot mata yang muram. Alice… Itu nama panggungnya? Aku tidak memiliki kesan apa pun saat mendengar nama itu. Dia hanyalah wanita yang belum pernah aku temui sebelumnya. Padahal aku tidak mengenalnya, tapi saat melihatnya, muncul sebuah perasaan aneh yang belum pernah aku rasakan sebelumnya… Perasaan yang sangat baru dan aneh bagiku… gumamnya dalam hati.     

Tidak hanya itu, Lu Yuchen juga merasakan hatinya yang dingin dan tidak berperasaan itu terasa sedikit sakit. Semua hal itu yang membuatnya menjadi tertarik kepada Yue Xinluo.     

"Alice, kamu… Ke sini…" Suara Lu Yuchen yang pelan dan berat terdengar. Dia memberikan perintah yang tidak bisa dibantah.     

Lu Yuchen tiba-tiba menunjukkan ketertarikan kepada aktris di sana, tentu saja itu membuat orang yang lain merasa sangat terkejut, terutama para beberapa pegawai yang sudah ikut melewati proses audisi selama beberapa hari ini. Selama tiga hari audisi hingga sekarang, ini adalah pertama kalinya Lu Yuchen mengajukan pertanyaan tentang aktris yang menjalani audisi.     

Selain mereka, Lu Jiu merasa sangat terkejut. Selama beberapa tahun terakhir ini, setelah dia ditugaskan untuk kembali ke Kota A, dia terus bersama dengan Lu Yuchen. Hal itu membuatnya mengetahui dengan jelas Lu Yuchen adalah orang yang seperti apa. Dan ini pertama kalinya wanita itu menunjukkan ekspresi yang berbeda di depan seorang wanita. Dia pun langsung pergi menghampiri Yue Xinluo dan mendorongnya untuk berjalan ke depan.     

"Cepat maju, Tuan Chen memanggilmu, jangan membuat masalah," kata Lu Jiu dengan pelan.     

Lu Yuchen memicingkan matanya yang berwarna hitam dan sorot matanya terlihat dingin. Saat melihat Lu Jiu menyentuh tangan Yue Xinluo, dia merasakan hal yang aneh lainnya. Saat ini juga dia sangat ingin mematahkan tulang tangan kanan Lu Jiu yang menyentuh Yue Xinluo itu.     

Lu Jiu tiba-tiba merasakan tubuhnya gemetar. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengusap tangannya sendiri. Walaupun menggunakan pendingin ruangan, tapi dalam kantor ini sama sekali tidak terasa dingin. Kenapa aku malah tiba-tiba merasa seperti bulu kudukku berdiri? Batinnya.     

Yue Xinluo tidak menghiraukan sikap aneh Lu Jiu dan melangkah maju.     

"Tuan Chen." Yue Xinluo secara terbuka menyapa Lu Yuchen. Dia melihat mata pria itu dengan sorot mata yang cerah dan senyuman yang manis di wajahnya.     

Suara yang dikeluarkan Yue Xinluo membuat Lu Yuchen merasa puas. Dia merasa suara itu sangat cocok dengan wajahnya, lembut, indah, dan memesona. Hal tersebut sangat sesuai dengan kesan yang dia miliki terhadap Yue Xinluo.     

"Kamu mengenalku?" Lu Yuchen memicingkan matanya dan sorot matanya tetap terlihat dingin. Dia melihat ke arah Yue Xinluo dengan sorot mata yang berbahaya, tapi di saat yang sama dia terlihat sangat tertarik kepadanya.     

Yue Xinluo menggunakan terusan tanpa lengan berwarna merah anggur dengan model leher berbentuk V. Terusan itu membuat bentuk tubuhnya yang indah itu semakin tampak jelas. Rambut panjangnya terurai dan ada beberapa helai rambut yang terlihat keluar dari belakang telinganya. Lu Yuchen terus melihat ke arahnya, dia merasa ingin membantunya menyisir rambut itu kembali ke belakang telinganya. Tangan putih wanita itu terlihat kecil karena pakaiannya tanpa lengan. Kemudian, dia melihat ke arah tangan kiri wanita itu yang tadi disentuh oleh Lu Jiu, seketika sorot mata muramnya perlahan semakin terlihat jelas.     

Yue Xinluo awalnya mengira bahwa Lu Yuchen tidak ingin orang-orang mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Pasalnya, bagaimanapun juga orang yang bernama 'Tang Xinluo' sudah tidak ada di dunia ini lagi. Dia lalu 'bekerja sama', dia tersenyum kecil dan menjawab, "Tidak, aku hanya mengikuti cara Tuan Jiu memanggil Anda."     

"Tuan Jiu…" Sorot mata Lu Yuchen terlihat semakin muram. "Kamu mengenalnya?"     

Suara Lu Yuchen walaupun terdengar cukup santai, tapi sorot matanya saat melihat Lu Jiu malah terlihat sangat dingin, seolah ingin memberikan pelajaran kepadanya. Mungkin jika Yue Xinluo mengatakan mengenalnya, maka Lu Jiu bisa mendapatkan hukuman yang keras dari Lu Yuchen.     

Lu Jiu seketika tertegun dan akhirnya dia mengerti kenapa dia merasa kedinginan. Astaga, ini benar-benar gawat! Batinnya.     

Saat ini, Lu Jiu sangat ingin memahami apa yang terjadi. Namun, dia tidak berani bertanya langsung kepada Lu Yuchen. Bukan tidak mungkin setelah dia bertanya, yang terjadi adalah dirinya semakin berada dalam masalah. Dia akhirnya hanya bisa melihat ke arah Yue Xinluo dengan tatapan memohon. Dia hanya berharap bahwa wanita itu tidak akan sembarangan bicara.     

"Tidak kenal, aku baru melihatnya di luar sana dan aku dengar orang lain memanggilnya Tuan Jiu."     

Setelah mendengar hal itu, Lu Jiu merasa lega. Namun, dia tidak menyadari bahwa sorot mata Lu Yuchen yang dingin itu juga ikut berubah dan terlihat menjadi lebih santai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.