Waktu Bersamamu

Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (2)



Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (2)

1Seorang Lu Yuchen yang sangat dingin bisa bicara seperti itu kepada dirinya sendiri di keadaan seperti ini, Yue Xinluo tentu saja terkejut. Dia… bicara sendiri? Apa orang yang ada di depanku ini benar-benar Lu Yuchen? Dia bicara kepada dirinya sendiri?! Batinnya.     

Tidak heran jika Yue Xinluo terkejut karena kebiasaan bicara kepada diri sendiri adalah hal yang biasanya dilakukannya. Dia sama sekali tidak mengira bahwa orang seperti Lu Yuchen yang selalu menyembunyikan perasaannya akan bergumam seperti orang biasa. Sebelum tersadar dari syoknya, dia melihat Lu Yuchen sudah membalut luka yang ada di tangannya dengan menggunakan perban.     

"Nanti saat pulang kerja, kamu harus datang ke sini lagi, aku bantu untuk mengganti perbannya," tutur Lu Yuchen.     

"Kamu mau membantu mengganti perban?" Yue Xinluo tertegun. Dia berpura-pura tidak mengenalku dan mengacuhkanku, lalu kenapa sekarang dia bersikap baik kepadaku? Gumamnya dalam hati.     

"Tidak perlu, aku bisa melakukannya…"     

Sebelum Yue Xinluo selesai bicara, Lu Yuchen sudah menundukkan kepalanya dan tanpa menghiraukannya, dia melepaskan sepatu hak tinggi dari kaki wanita itu.     

"Kamu… Untuk apa kamu melepaskan sepatuku?" tanya Yue Xinluo. Dia hendak bergerak mundur, namun saat itu tangan besar Lu Yuchen malah memegang pergelangan kaki kirinya yang bengkak.     

"Bukan apa-apa, hanya membantumu mengoleskan obat," jawab Lu Yuchen. Setelah mengatakan itu, tangannya menyentuh pergelangan kaki Yue Xinluo dengan perlahan dan sedikit menekannya.     

"Sakit…" Yue Xinluo seketika merasa kesakitan dan merintih. Dirinya bisa menahan sakit dan dia juga sudah pernah mendapatkan luka yang lebih besar dari ini, namun entah kenapa, setiap berada di depan Lu Yuchen, maka dia akan berubah menjadi sangat lemah.     

Saat Lu Yuchen mendengar Yue Xinluo merintih kesakitan, perasaannya seketika menjadi luluh. Pria yang selama ini selalu bersikap dingin itu hanya bisa berusaha untuk menenangkannya, "Kalau tidak dipijat sedikit untuk melancarkan peredaran darahmu, nanti kakimu tidak akan cepat sembuh."     

Lu Yuchen tiba-tiba bangkit berdiri, kemudian berbalik dan duduk di samping Yue Xinluo. Yue Xinluo yang awalnya duduk di kursi langsung bergeser ke samping karena Lu Yuchen tiba-tiba duduk di sebelahnya. Mereka berdua menghadap ke depan, tubuh Yue Xinluo jauh lebih kecil daripada Lu Yuchen, jadi dengan duduk seperti ini, itu membuatnya seperti terperangkap di antara tangan pria itu dan bagian belakang kursi. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa pria yang sebelumnya duduk di seberangnya itu tiba-tiba pindah ke sampingnya. Namun satu detik kemudian, dia mendengar perkataan pria itu yang seketika membuatnya paham.     

"Kalau sakit, gigit aku saja…" Suara Lu Yuchen sangat tenang dan terdengar lebih hangat dari sebelumnya. Bahkan sampai membuat Yue Xinluo mengira bahwa dirinya salah dengar.     

Lu Yuchen hanya menggunakan kemeja tipis. Pundak Lu Yuchen yang lebar dan kuat, serta tangan kanannya terlihat di depan mata Yue Xinluo. Kalau sakit, gigit dia? Batinnya.     

Tiba-tiba, mata Yeu Xinluo menjadi sedikit berair. Dia sedang… peduli kepadaku, kan? Ini bukan hanya perasaanku saja, tapi dia benar-benar sedang memedulikanku, kan? Apa ini berarti dia sudah bersedia untuk memaafkan aku? Tapi, memangnya kenapa kalau dia memaafkanku? Pikirnya.     

Yue Xinluo tiba-tiba teringat dengan wanita yang pergi 'berkencan' dengan Lu Yuchen. Semua rasa senang dan harapan yang baru saja dimilikinya seketika langsung redup.     

"Ahh…" Yue Xinluo tadi sedang melamun, tiba-tiba dia merasakan rasa sakit dari pergelangan kaki kirinya. Jika sudah bersiap, maka dia bisa menahan diri untuk tidak berteriak, namun karena tadi melamun, dia sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk rasa sakit itu.     

"Kamu tidak perlu khawatir, kalau sakit teriak saja… Kalau kamu tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya, maka kamu bisa menggigitku." Lu Yuchen menunjukkan lengannya ke depan Yue Xinluo.     

Melihat hal itu, seketika mata Yue Xinluo langsung menjadi merah. Dia mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat untuk menekan semua perasaannya agar tidak menangis. Lu Yuchen benar-benar tidak menahan diri. Pria itu mengambil obat, lalu menuangkannya di tangannya dan mulai memijat pergelangan kaki kirinya. Di depan pria ini, dia terbiasa bersikap lemah. Terlebih lagi, sekarang Lu Yuchen yang sebelumnya bersikap dingin kepadanya, tiba-tiba saja menjadi perhatian. Hal ini membuatnya tiba-tiba ingin bersandar kepada pria ini.     

Bagi Yue Xinluo, Lu Yuchen seperti sebuah cahaya lilin yang secara alami memikat dirinya. Sedangkan dirinya adalah ngengat yang selalu terbang ke arah cahaya lilin itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.