Waktu Bersamamu

Penilaian Lu Yuchen Terhadap Yue Xinluo



Penilaian Lu Yuchen Terhadap Yue Xinluo

2Kantor Lu Yuchen memiliki desain dengan bentuk ruangan yang terbuka. Yue Xinluo membawa segelas kopi dan melihat ke arah meja besar yang jaraknya berada paling jauh dari pintu. Di belakang meja itu, terdapat seorang pria yang sedang menundukkan kepalanya membaca sebuah dokumen di tangannya dengan wajah dingin dan serius. Terdapat sebuah kaca yang sangat besar di belakang pria itu, sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam kantornya. Sinar matahari itu membuat wajah dingin pria itu menjadi terlihat lebih hangat. Dia benar-benar sangat tampan, sampai-sampai membuatku tidak bisa memalingkan pandanganku darinya, batinnya.     

Yue Xinluo memaksa dirinya sendiri untuk berhenti melihat ke arah wajah Lu Yuchen. Dia menundukkan kepalanya dan perlahan berjalan ke arah meja itu. Akhirnya, dia tiba di samping meja pria itu, kemudian meletakkan gelas kopi ke atas meja. Sementara itu, Lu Yuchen yang sejak tadi menundukkan kepalanya sama sekali tidak mengangkat kepalanya.     

"Tuan Chen, kopi Anda…" Suara Yue Xinluo terdengar lembut, tapi tidak seperti dibuat-buat.      

Jelas-jelas suara Yue Xinluo itu terdengar lembut, tapi di telinga Lu Yuchen malah terdengar begitu jernih dan polos. Dia pun seketika tertegun.     

Melihat Lu Yuchen tetap tidak mengangkat kepalanya, Yue Xinluo pun tidak mengatakan apa-apa lagi, setelah meletakkan kopi, dia pun keluar dari sana. Namun, dia sama sekali tidak mengetahui bahwa sebenarnya Lu Yuchen sedang larut di dalam ingatannya sendiri. Dia masih memikirkan suara Yue Xinluo kemarin malam sebelum pergi, 'Selamat malam, semoga kamu bisa bermimpi indah', suara wanita itu terdengar pelan, lembut, manis, dan penuh perhatian.     

Kenapa dia begitu peduli kepadaku? Batin Lu Yuchen.     

Lu Yuchen mengangkat kepalanya, kemudian dia melihat ke arah gelas kopi yang dibuat oleh Yue Xinluo yang datang dan pergi tanpa mendapat respons darinya. Dia melihat ke arah punggung wanita itu, kemudian rambut lembut dan hitam yang terurai di belakang kepalanya, serta cara berjalannya yang terlihat anggun dan indah. Rambut panjang hitam lembut yang terurai di punggung Yue Xinluo itu membuatnya merasakan sebuah perasaan familiar. Tiba-tiba, dia memiliki sebuah perasaan aneh di dalam hatinya. Kenapa aku merasa seperti pernah melihat ini sebelumnya? Seperti… Aku pernah melihat hal seperti ini… Batinnya.     

Yue Xinluo berjalan keluar, sedangkan Lu Yuchen hanya dapat melihat bayangan punggung kecilnya yang keluar dan menutup pintu kantornya.     

Setelah Yue Xinluo keluar dari kantor Lu Yuchen untuk mengantarkan kopi, dia kembali ke tempat duduknya. Saat ini, dia berada di kantor yang sama dengan Lu Jiu. Ketika Lu Jiu melihat Yue Xinluo tidak keluar dengan wajah menangis ataupun bekas kopi di tubuhnya, dia seketika tertegun.     

"Kamu… Kamu baik-baik saja?" Lu Jiu memegang kacamatanya yang berbingkai emas itu dengan wajah tidak percaya.     

"Iya, tidak apa-apa…" Yue Xinluo mengetahui maksud Lu Jiue. Kemudian, dia sengaja bertanya, "Tuan Jiu, apa harus terjadi sesuatu kepadaku? Atau ada perintah lagi untukku?"     

"Aku… Lupakan, tidak ada apa-apa! Kamu kembali urus dokumen yang ada di atas mejamu saja, aku mau keluar untuk menelepon sebentar."     

Setelah selesai bicara, Lu Jiu meninggalkan Yue Xinluo dan berlari keluar. Melihat hal itu, Yue Xinluo merasa senang dalam hati. Lu Jiu ini benar-benar sangat lucu… Batinnya.     

Lu Jiu berlari keluar dari kantornya dan mencari alasan untuk bisa pergi menemui Lu Yuchen. Saat melihat bosnya terlihat sangat normal dan tidak ada yang janggal, dia merasa aneh. Dia kembali melirik ke samping dan melihat kopi yang dibuat oleh Yue Xinluo masih berada di sana. Kopi itu tampaknya masih belum disentuh sama sekali. Dia tersenyum seolah mendapatkan jawaban atas kebingungannya selama ini. Oh, tidak heran Tuan Muda Lu tidak marah, ternyata dia belum meminumnya… Ternyata begitu… Batinnya.     

"Tuan Muda Lu, saya tidak tahu apakah kopi buatan asisten yang baru itu sesuai dengan selera Anda. Saya takut dia membuatnya dengan tidak benar, sehingga Anda marah, jadi saya sengaja datang ke sini," tutur Lu Jiu. Raut wajahnya terlihat prihatin, namun sebenarnya di dalam hati dia merasa antusias karena tidak sabar Lu Yuchen akan marah. Ayo minum, ayo minum… Tuan Muda Lu, cepat minumlah… Setelah selesai meminumnya, walaupun dia menyemburkan kopi itu ke arahku, aku tidak keberatan. Selama Tuan Muda Lu marah dan mengusir wanita itu, aku sama sekali tidak keberatan walaupun harus disembur kopi, pikirnya.     

Namun, jawaban Lu Yuchen malah langsung membuat Lu Jiu merasa kecewa.     

"Tidak mungkin, sangat harum." Suara Lu Yuchen yang pelan itu terdengar dingin, dia juga sama sekali tidak sadar bahwa suaranya terdengar sedikit senang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.