Waktu Bersamamu

Makam Istri Tersayang, 'Tang Xinluo'



Makam Istri Tersayang, 'Tang Xinluo'

3Setelah Diana selesai menyampaikan apa yang bisa dikatakannya, dia menjelaskan kepada Yue Xinluo tentang prosesnya dengan lebih detail.     

"Setelah kamu mendapatkan pengakuan dari kedua kepribadian, maka cara terbaik adalah dengan kamu bisa membantu mereka untuk bisa mulai berbicara dengan terbuka. Kalau kedua kepribadian itu bersedia untuk berkomunikasi satu sama lain dari dalam, maka itu akan sangat membantu untuk membangun hubungan mereka. Sedangkan kamu, sebagai orang yang mereka percayai, mereka mungkin akan bersedia mendengarkan perkataanmu dan mau memulai berbicara dengan dirimu. Tapi Xinluo, kamu harus memperhatikan satu hal, jangan pernah kamu menunjukkan keinginanmu untuk membuat salah satu dari mereka menghilang. Kamu harus ingat, bagimu mereka sama, tidak peduli siapa pun yang akhirnya menang dan menetap di tubuh itu, kamu akan senang."     

Yue Xinluo mengingat semua apa yang dikatakan oleh Diana. Untuk bisa membangunkan Yuchen, aku akan berusaha keras untuk membuat Lu Yuchen yang saat ini mencintaiku. Aku juga akan berusaha untuk bisa mencintainya. Tidak peduli dia adalah Lu Yuchen kedua, ketiga atau keempat, walaupun dia memiliki 12 kepribadian dengan 12 sifat yang berbeda sekalipun, aku akan bersikap baik kepada mereka, mencintai mereka, membuat mereka berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuat mereka menjadi seorang Lu Yuchen yang seutuhnya, batinnya.     

***     

Di sisi lain, Lu Yuchen membawa Lu Qilin meninggalkan hotel. Mobil mereka tidak pergi menuju pusat kota seperti rencana awal, tapi ke pinggiran kota. Karena tidak ada Yue Xinluo bersama mereka, sehingga Lu Yuchen dan Lu Qilin duduk di kursi belakang tanpa berpura-pura satu sama lain. Keduanya duduk dengan saling mendekat ke arah pintu. Mereka sama sekali tidak mengatakan apa pun, hingga saat mobil tiba di sebuah pemakaman yang berada di pinggiran kota. Keduanya pun turun dari mobil dengan raut wajah muram.     

"Tuan Muda Lu…"      

Lu Jiu membukakan pintu untuk mereka berdua. Kemudian, Lu Qi, Meng Ze serta Lu Che yang menaiki mobil di belakang mereka juga ikut turun. Mereka saat ini sedang berdiri di luar tempat pemakaman Keluarga Lu.     

"Kalian tunggu di sini, aku akan membawanya masuk ke dalam…" Lu Yuchen tidak mengizinkan siapa pun untuk mengikuti mereka.     

Lu Jiu berdiri di tempatnya sambil melihat kepergian Lu Yuchen dan Lu Qilin dengan hormat. Sementara Lu Qi dan Meng Ze melihat bayangan punggung Lu Yuchen dan Lu Qilin yang berjalan memasuki tempat pemakaman itu, kemudian mereka saling bertukar pandang. Mereka dapat melihat perasaan tidak tenang dari sorot mata satu sama lain. Sedangkan Lu Che yang masih kecil itu berdiri di samping kedua orang itu. Dia dapat melihat saat kedua pria di sampingnya saling bertukar pandang.     

Di bagian paling dalam tempat pemakaman itu, terdapat sebuah makam yang sudah hampir berumur 100 tahun, itu adalah pemakaman milik kepala Keluarga Lu yang terdahulu. Lu Yuchen membawa Lu Qilin ke sana dan mengajaknya menyalakan dupa untuk mendiang kakek dan neneknya. Lalu, mereka berjalan ke arah sebuah makam yang terlihat bersih dan baru di bangun beberapa tahun yang lalu. Di atas batu nisan yang baru itu, tertulis beberapa kata dengan jelas dan rapi, 'Makam Istri Tersayang, Tang Xinluo'.     

Lu Yuchen berdiri di depan batu nisan itu tanpa mengatakan apa pun. Sementara Lu Qilin yang biasanya setiap datang ke sini akan bicara ke arah batu nisan itu dan diam-diam meneteskan air matanya, sekarang juga tidak melakukan apa pun. Ayah dan anak itu hanya berdiri tanpa mengatakan apa pun. Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Lu Qilin tidak tahan lagi dan dia memutuskan untuk bicara terlebih dahulu.     

"Pria tua, apa yang kamu inginkan?" Lu Qilin yakin bahwa ada yang ingin dikatakan oleh Lu Yuchen dengan tiba-tiba membawanya ke sini.     

"Kamu bicara lebih dulu," kata Lu Yuchen dengan suara tenang sambil melihat ke arah batu nisan itu. Untuk pertama kalinya, saat Lu Yuchen berdiri di depan batu nisan 'istrinya yang meninggal', dia merasakan sebuah perasaan yang belum pernah dirasakannya.     

"Kalau aku bicara… maka kamu pasti akan menghancurkan batu nisan ini," ucap Lu Qilin. Mereka sudah berbohong kepadaku selama ini, mereka benar-benar kejam, batinnya.     

Saat Lu Yuchen mendengar hal itu, terlihat sedikit cahaya di dalam sorot matanya yang dingin itu. Dia tersenyum, lalu dengan suara dingin berkata, "Anak nakal, ini adalah batu nisan mamimu, apa yang akan dihancurkan."     

Walaupun suaranya terdengar dingin, tapi senyuman di wajah Lu Yuchen terlihat senang. Lu Qilin melihat ke arah Lu Yuchen dengan sorot mata peringatan. Dia memintaku untuk bicara, itu berarti dia memang sudah mempersiapkan diri untuk menanggapi perkataanku, batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.