Waktu Bersamamu

Membongkar Identitas Zhuo Yunfei (1)



Membongkar Identitas Zhuo Yunfei (1)

3Di saat yang sama, di dalam kepala Zhuo Mingfu sedang terjadi dilema. Dia bukanlah bibinya, jadi dia tentu saja tahu bahwa tidak seharusnya menyinggung Lu Yuchen. Namun, tadi dia juga tidak bisa mengendalikan dirinya. Saat melihat anak kesayangannya sedih, perasaanya langsung menjadi kacau. Terlebih lagi Tang Mi juga terus mendesaknya untuk bergerak dengan menendang kakinya yang ada di bawah meja. Saat kedua anak kesayangannya mendesaknya, dia menjadi panik dan melupakan semuanya. Akhirnya, dengan suara muram dia berkata kepada Lu Yuchen, "Yuchen, sebaiknya kamu bawa Youyou dan wanita itu pulang saja hari ini. Satu keluarga bertengkar hingga seperti ini, maka tidak terlihat baik. Bibi saat ini sedang begitu marah, kalau ada yang perlu dikatakan, kita bisa bicara di lain hari."     

Zhuo Mingfu akhirnya mengikuti keinginan Tang Mi, Zhuo Yunfei, dan bibinya.     

"Kak, kamu tidak bisa seperti ini!" Zhuo Mingjin tidak bisa melihat ini lagi dan menghalangi Zhuo Mingfu.     

Zhuo Yarong juga mengerutkan alisnya setelah mendengar itu. Keputusan Zhuo Mingfu itu mempersulit anak dan cucunya. Saat Zhuo Yarong ingin mengatakan dia tidak setuju, Lu Yuchen yang ada di sebelahnya malah menganggukkan kepalanya dengan tenang.     

"Tidak masalah, kami akan pulang karena sejak awal aku juga tidak ingin membawa mereka untuk datang ke sini…" Lu Yuchen mengatakan itu dengan suara tenang dan melihat ke arah Zhuo Mingfu dengan sorot mata penuh arti. "Tapi, ada hal yang aku ingin katakan dengan jelas sekarang, bukan lain hari."     

Sorot mata yang dingin dan muram itu membuat Zhuo Mingfu seketika memiliki perasaan tidak tenang. Dia melihat mata keponakannya itu dan tiba-tiba memiliki sebuah perasaan bersalah.     

"Paman, ada hal yang selalu ingin aku katakan kepadamu. Awalnya, ini adalah masalah keluargamu dan aku tidak tertarik untuk ikut campur. Tapi, anakmu Zhuo Yunfei, benar-benar tidak tahu sopan santun." Suara Lu Yuchen terdengar sangat hangat dan perhatian, tapi apa yang dia katakan itu mengandung peringatan. Terlebih lagi saat dia menyebutkan nama 'Zhuo Yunfei', terdengar sangat dingin dan begitu menusuk. Siapa suruh anak itu beraninya memaki wanitaku! Batinnya.     

Lu Yuchen mengalihkan pandangannya dari Zhuo Mingfu ke Zhuo Yunfei. Dia melihat ke bocah itu dengan sorot mata yang muram. Setelah itu, dia kembali melihat ke arah Zhuo Mingfu dan berkata, "Paman, jangan katakan aku tidak mengingatkanmu, anak itu… sebaiknya kamu menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendidiknya. Dengan membesarkannya di tengah wanita, terlebih lagi mereka yang tidak memiliki kemampuan dan hati yang baik, dia hanya akan menjadi orang tidak berguna ketika tumbuh besar."     

"Kamu… Yuchen, kamu…" Zhuo Mingfu yang berhadapan dengan sorot mata dingin Lu Yuchen. Dia hanya merasakan perasaan tidak tenang. Dia memiliki rahasia yang disembunyikannya di dalam hatinya. Saat berhadapan dengan Lu Yuchen, tiba-tiba dia merasa seperti rahasianya diketahui, jadi walaupun ingin bertanya sesuatu, dia juga tidak berani melakukannya. Lu Yuchen jelas-jelas mengatakan bahwa ada masalah dengan cara mendidik Zhuo Yunfei, namun di telinga Zhuo Mingfu, perkataan itu seolah membuat rahasia di dalam hatinya seolah terbongkar. Dia tetap berusaha untuk membuat dirinya tenang dan tidak boleh panik, lalu malah bersikap gegabah. Namun, dia malah tidak menyangka, orang yang dia ikuti keinginannya tadi itu malah membuatnya berada di posisi yang dirugikan.     

Bibi dari tiga bersaudara Zhuo itu tidak bisa menahan diri dan langsung bangkit berdiri. Dia menunjuk Lu Yuchen dengan tangan yang gemetar dan langsung memakinya, "Lu Yuchen, bagaimana bisa hatimu begitu buruk! Kamu itu kakak sepupu Feifei, tapi kenapa kamu memakinya? Bagus, sepertinya memang benar saat aku mengatakan ibumu tidak mendidikmu dengan baik, kamu memang orang yang tidak berpendidikan!"     

Bibi itu memaki Lu Yuchen dan sama sekali tidak menyadari seberapa seriusnya apa yang sudah dia lakukan itu. Lalu, dengan penuh amarah dia berkata kepada Zhuo Yarong, "Yarong, untuk apa kamu masih diam saja?! Walaupun anakmu itu sudah jelas tidak berpendidikan, kamu tetap harus mengajarinya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.