Waktu Bersamamu

Gawat, Anak-anak Itu Dibawa Pergi



Gawat, Anak-anak Itu Dibawa Pergi

0Sama seperti Lu Yuchen dulu, dia menganggap Gu Xuan'er sebagai diriku. Untuk membalas budi, dia memaksakan diri menerima permintaan Gu Xuan'er, lalu membuat perjanjian pranikah denganku. Hanya saja, berbeda dengan Lu Yuchen, perjanjian yang diberikan oleh Han Cangyan lebih aneh, pikir Yue Xinluo.     

"Kalau harus menunjukkan kedekatan dan kasih sayang di depan banyak orang, tapi malah tidak boleh bersentuhan di belakang. Kemudian, setelah waktu perjanjian berakhir, kamu akan memberikan hadiah yang besar. Tuan Muda Han… kamu melakukan ini sebenarnya untuk menarik perhatian seseorang, kan?" kata Yue Xinluo. Entah kenapa, dia tiba-tiba memiliki prasangka itu. Aku sudah tahu, pria seperti Han Cangyan, kenapa dia bersikeras untuk mengejarku dan mau aku menikah dengannya, walaupun dia mengatakan ini hanya hubungan pernikahan sebatas menghubungkan dua keluarga dan aku adalah kandidat yang paling cocok, tapi dia malah membuat perjanjian seperti ini.     

"Kamu mencariku bukan untuk hubungan dua keluarga atau apa pun, kamu hanya merasa aku tidak menyukaimu dan aku memiliki anak, jadi walaupun aku benar-benar menikah denganmu, maka aku tidak akan mengganggumu, oleh karena itu, kamu merasa aku orang yang paling sesuai denganmu, kan? Tuan Muda Han… Kalau tebakanku benar, kalau aku benar-benar setuju menikah denganmu, maka kamu pasti akan sengaja mengumumkan pernikahan kita ke luar sana, menunjukkan kemesraan di depan media dan akan sengaja membuat sebuah pesta pernikahan yang besar, kan? Tuan Mua Han, kamu melakukan hal ini karena kamu ingin membuat seorang wanita keluar, kan? Menurutku, kamu ingin membuat wanita itu keluar dan merebutmu dariku, apa itu benar?"     

Setelah Yue Xinluo selesai bicara, akhirnya raut wajah Han Cangyan yang selama ini selalu dingin itu menampakkan ekspresi lain. Dapat terlihat wajahnya yang tajam itu benar-benar menjadi tertegun dan kaku. Dia merasa ragu-ragu dan marah, seperti sudah tertangkap basah, perasaannya menjadi kacau dan itu semua terlihat di wajahnya yang dingin.     

"Tuan Muda Han, apa yang aku katakan benar, kan?" tanya Yue Xinluo. Han Cangyan sudah menghubungi anak buahnya untuk membawa Yue Zheng dan Yue Tiantian kembali, sehingga suasana hatinya sedang baik. Dia menyangga wajah dengan tangannya dan menikmati perubahan raut wajah pria itu. Dia pun tertawa dalam hati. Ternyata Han Cangyan bukan seperti yang dikatakan oleh Yue Ze, pria ini sejak awal sudah memiliki wanita yang disukainya. Untuk membuat wanita itu keluar, dia bahkan tidak ragu menggunakan pernikahannya sendiri sebagai bayarannya, pikirnya.     

Setelah beberapa saat berlalu, raut wajah Han Cangyan akhirnya kembali dingin seperti biasanya. Dia melihat Yue Xinluo yang duduk di depannya itu dengan matanya yang berwarna biru tua, sorot matanya begitu dingin dan dalam.     

"Yue Xinluo…"      

Han Cangyan menggertakkan giginya, lalu suaranya yang dingin itu membuat Yue Xinluo merasa menjadi sedikit takut. Jangan bilang tanpa sengaja… aku benar-benar sudah membuatnya marah?! Batinnya.     

Namun saat Yue Xinluo sedang memikirkan itu, dia mendengar hal lain dari mulut Han Cangyan, "Katakan kepadaku… kalau melakukan ini apa… bisa membuat hatinya berpaling kepadaku?"     

"Apa?" kata Yue Xinluo. Jadi, setelah ragu-ragu, ternyata dia mau menanyakan ini? Gumamnya dalam hati.     

Yue Xinluo seketika merasa lega, dia pun berkata, "Kalau hatinya berpaling tentu saja tidak mungkin, aku takut, dia malah bisa semakin membencimu…"     

Saat mengatakan itu, Yue Xinluo baru sadar raut wajah Han Cangyan yang awalnya sangat dingin itu berubah menjadi semakin dingin. Dia dengan cepat berkata, "Tapi itu belum tentu, semua orang mengatakan lawan dari cinta adalah benci. Aku tidak tahu kesalahpahaman apa yang terjadi di antara kalian berdua, kalau… dia masih mencintaimu, maka saat mendengar berita kamu menikah, maka dia pasti akan sangat, sangat marah. Hm… Kalau kamu sudah mencarinya selama bertahun-tahun dan dia tetap tidak mau muncul, maka menggunakan cara ini juga belum tentu…"     

Sebelum Yue Xinluo selesai bicara, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu ruang baca dari luar. Mata Han Cangyan yang berwarna biru tua terlihat sedikit tidak senang. Pintu sudah dikunci sejak tadi, jadi dia bangkit berdiri, lalu dia berjalan untuk membuka pintu ruang baca. Saat pintu baru saja dibuka, langsung terlihat sosok seorang pria bertubuh tinggi besar yang terjatuh ke samping pintu.     

"Cangyan… Gawat, orang kita di serang, anak-anak itu dibawa pergi…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.