Waktu Bersamamu

Mencium Lu Yuchen Secara Diam-diam



Mencium Lu Yuchen Secara Diam-diam

1Tidak lama setelah Lu Yuchen duduk, tiba-tiba terdengar suara tangisan, Tang Xinluo palsu itu tanpa diundang duduk di sebelah kanannya. Tadi saat mereka bertemu, jarak keduanya cukup jauh sehingga Lu Yuchen tidak bisa mencium aroma tubuh wanita itu. Ketika sekarang wanita itu di sampingnya, dia tanpa sadar langsung mengerutkan alisnya saat mencium aroma tubuhnya. Sejak kapan dia bisa menggunakan parfum dengan aroma seperti ini? Aku masih ingat aroma tubuhnya dulu, walaupun manis, tapi tidak membuat orang merasa mual. Dulu setiap kali dia menundukkan kepalanya, aku pasti bisa mencium aroma rambut yang harum dan menggoda, batinnya.     

"Yuchen…" Wan Weiwei duduk untuk beberapa saat. Melihat Lu Yuchen sama sekali tidak mengatakan apa pun, jadi dia berpikir pria itu mengizinkannya duduk di sana. Dia memanggil Lu Yuchen seperti bagaimana Tang Xinluo biasa melakukannya, dia menolehkan kepalanya dan mengedip-ngedipkan matanya. Dulu dia pernah menjadi sahabat Tang Xinluo dan juga teman sekamarnya, sehingga dia mengingat sikap wanita itu dengan baik. Namun walaupun dia berhasil meniru Tang Xinluo asli, dia malah sama sekali tidak bisa menarik sedikit pun perhatian Lu Yuchen. Pria itu terus melihat ke depan dan bersikap seperti tidak ada orang di sampingnya.     

"Yuchen…" Kali ini Wan Weiwei memanggil Lu Yuchen lagi. Pria itu masih tidak menghiraukannya, dia pun terus memanggilnya dengan suara yang semakin memelas. Bukan hanya itu, dia bahkan berani menarik lengan pakaian pria itu. Suara memelasnya itu perlahan menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.     

"Nona Tang, kalau kamu tidak melepaskan tanganmu, aku tidak akan bersikap sopan kepadamu." Lu Yuchen akhirnya menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Wan Weiwei dengan sorot mata yang begitu dingin seperti sedang melihat sebuah benda mati. Wan Weiwei seketika merasa ketakutan karena sorot matanya itu.     

"Kamu… Yuchen jangan mengingkari perasaanmu, kamu tidak mengusirku saat aku duduk di sini… aku tahu kamu masih mencintaiku," tutur Wan Weiwei. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menggunakan cara keras, sehingga dia sengaja bicara dengan suara yang lembut. Dia meniru bagaimana dirinya biasanya membodohi Tang Xinluo dan Su Qing dulu.     

Namun Lu Yuchen malah tidak menghiraukan itu, dia mengalihkan pandangannya lagi dan berkata, "Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu. Kalau ada orang asing mau duduk di mana pun, itu tidak ada urusannya denganku."     

Hal itu juga yang membuat Lu Yuchen tidak peduli Tang Xinluo palsu ini mau duduk di mana saja.     

"Kamu…" Wan Weiwei menggertakkan giginya, lalu tiba-tiba berkata dengan suara keras, "Lu Yuchen, bagaimana bisa kamu begitu kejam?! Aku adalah istrimu, karena aku hilang tiga tahun yang lalu dalam ledakan itu, kamu jadi bersikap seperti ini kepadaku? Apa kamu juga tidak pernah berpikir kalau aku juga adalah korban di sini?!"     

"Bagus sekali, ternyata ini tujuanmu berbohong," balas Lu Yuchen. Jadi dia ingin membuat aku terlihat membuangnya dan bersikap kejam? Pikirnya.      

"Aku… aku tidak berbohong…" Wan Weiwei memang mengatakan hal itu, tetapi dia malah merasa panik. Dia mengira dirinya sudah melakukan kesalahan yang membuat Lu Yuchen melihat kebohongannya. Dia berusaha untuk memberikan penjelasan, walaupun suaranya semakin lama semakin keras dan sudah menarik perhatian begitu banyak orang, Lu Yuchen malah tidak melihat ke arahnya lagi. Akhirnya, dia sadar bahwa Lu Yuchen sama sekali tidak tertarik kepada dirinya. Tidak, tidak bisa, aku tidak akan menyerah… Walaupun Lu Yuchen saat ini tidak tertarik kepadaku, aku percaya dia masih memiliki perasaan kepada Tang Xinluo. Aku harus mendapatkan posisi Nyonya Lu, aku harus memanfaatkan kesempatan hari ini agar semua orang melihatnya! Gumamnya dalam hati.     

Ketika memikirkan hal itu, mata Wan Weiwei terlihat penuh dengan tekad yang bulat. Lu Yuchen sama sekali tidak melihat ke arahnya, sehingga dia ingin membuat kesempatan untuk dirinya sendiri. Dia tiba-tiba mengangkat tubuhnya, menolehkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya ke wajah tampan Lu Yuchen.      

Saat ini, Lu Yuchen hanya diam dan tidak mengatakan apa pun. Sementara Wan Weiwei hendak mencium Lu Yuchen…     

"Hei, siapa yang memberikanmu keberanian untuk menggoda priaku di pagi hari seperti ini?"     

Sebuah tangan tiba-tiba muncul di antara wajah Lu Yuchen dan Wan Weiwei. Tangan itu menghalangi Wan Weiwei yang hendak mencium Lu Yuchen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.