I'LL Teach You Marianne

Saya Jackson Patrick Muller



Saya Jackson Patrick Muller

2Semua orang yang ada diruangan itu terdiam saat Jack mulai bercerita bagaimana ia mendapatkan semua ingatannya kembali dan segala kebingungannya saat semua orang memanggilnya dengan nama Alan, sampai akhirnya ia mencoba tenang dan akhirnya berhasil mengingat semua yang sudah ia lalui selama 2 tahun terakhir ini sebagai Alan.     

"Bagaimana kau bisa mengingat semuanya Tuan muda?"tanya dokter Leo terkejut.     

Jack menipiskan bibirnya mendengar pertanyaan dokter Leo, perlahan ia menoleh ke arah Anne yang masih berdiri di dekat pintu. "Aku tak tahu, yang jelas saat bangun aku tahu kalau diriku adalah Jack dan sangat marah pada semua orang yang memanggilku Alan tanpa memberikan penjelasan apapun."     

Kedua mata Jack berkilat penuh kemarahan saat berbicara seperti itu, rasa kecewanya pada Anne sangat besar saat ini dan hal itu disadari oleh semua orang termasuk dokter Leo yang baru saja bicara dengannya. Aura yang ditunjukkan Jack begitu besar dan membuat semua orang diruangan itu takut padanya, termasuk Erick. Erick yang sudah hafal dengan tuannya dapat menebak kalau saat ini tuannya itu sedang sangat marah, namun dilain sisi ia senang karena tuannya sudah kembali.     

Tuan David Clarke kemudian meminta Luis agar dibawa mendekati Jack yang sedang berdiri di sisi peti mati Alan bagian lain, pria tua itu lalu meraih tangan Jack yang berada dipinggangnya. Karena Jack sedang menatap ke arah lain ia tak tahu kalau sang kakek ada dibelakangnya dan terkejut saat tangannya di sentuh oleh kakeknya.     

"Jack..."     

Jack menoleh dan menatap kakeknya yang duduk dikursi roda, perlahan tatapan matanya pun melembut saat melihat kakeknya.     

"Maafkan kakek, kakek adalah satu-satunya orang yang pantas kau salahkan. Maafkan keegoisan kakek,"ucap tuan David Clarke serak merahan tangis, kedua mata rentanya terlihat berkaca-kaca dibalik kacamata yang ia gunakan.     

Tanpa diduga perlahan Jack berlutut dihadapan kakeknya dan menyentuh kedua lutut kakeknya yang duduk di kursi roda. "Tidak kek, kau tidak bersalah. Semua yang terjadi ini sudah digariskan Tuhan, mungkin saja saat itu jika aku tak ditolong Luis mungkin aku sudah tenggelam di Selat Inggris menjadi makanan planton disana. Jadi kakek jangan meminta maaf padaku lagi."     

Air mata tuan David Clarke mengalir deras mendengar perkataan cucunya. "K-kau tak marah pada kakek?"     

Jack menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku justu bersyukur karena dengan semua yang terjadi ini setidaknya aku tahu kalau aku masih punya kakek dan merasakan kasih sayang yang kakek berikan. "     

"Oh jesus..."     

Perkataan tuan David Clarke terhenti saat Jack bangun dan memeluknya erat, suasana pun berubah haru. Semua orang yang ada ditempat itu menangis bahagia melihat apa yang Jack lakukan pada kakeknya, padahal sebelumnya mereka mengira Jack akan marah saat tahu dirinya selama 2 tahun ini dibohongi. Tangis Nicholas yang berdiri disamping Erick pun semakin keras dan hal itu membuat Erick tersenyum, perlahan ia melingkarkan tangannya ke pundak Nicholas yang selama 2 minggu ini memusuhinya.     

"Tuanku adalah tuanmu juga Nick, jadi kau tak usah menangis terus. Tuan Jack akan tetap jadi tuanmu juga,"ucap Erick pelan setengah berbisik.     

"Benarkah? Jadi aku masih boleh melayaninya?"tanya Nicholas dengan mata berbinar.     

Erick menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.     

"Boleh, asal kau patuh dan tahu bahwa kau akan jadi asisten nomor 3 setelah Erick dan aku,"celetuk Alice tiba-tiba menyela.     

Nicholas tercekat dan membelalakan kedua matanya. "Orang nomor 3?"     

"Iya, karena aku dan Erick akan menjadi asiten Tuan Jack nomor 1 dan 2. Apa kau keberatan?"tanya Alice dengan tatapan penuh intimidasi, ia senang sekali bisa menggoda Erick.     

"Tidak...tentu saja tidak, asal bisa bersama Tuan Alan eh Tuan Jack aku tak masalah,"jawab Nicholas tanpa jeda sambil menyeka air matanya.     

Erick terkekeh. "Sudahlah Alice, kau jangan menggoda Nicholas lagi. Nanti dia menangis lagi."     

"Biar saja, kita harus memberitahu dulu padanya kenyataan Erick. Supaya kedepannya dia bisa menghargai kita sebagai senior,"jawab Alice ketus.     

Tawa Erick pun semakin keras mendengar perkataan kekasihnya, ia tahu kalau Alice tak benar-benar membully Nicholas. Alice hanya sedang ingin menggoda Nicholas saja, sebagai pembalasan atas sikap tak bersahabatnya selama beberapa hari terakhir. Erick pun akhirnya mengajak Nicholas dan Alice keluar dari ruangan itu untuk melihat persiapan konferensi pers yang akan sebentar lagi.     

Setelah puas memeluk kakeknya Jack lalu menyeka air mata sang kakek dengan lembut menggunakan jemarinya. "Kakek tenang saja, sekarang giliranku menuntut balas atas kematian saudara kembarku."     

"Apa yang ingin kau lakukan? Jangan berbuat aneh-aneh Jack, kakek tak mau terjadi hal buruk padamu. Sudah cukup kakek kehilangan Alan."     

Jack tersenyum dan meraih tangan kakeknya yang berkeriput. "Tenang saja, aku tak mungkin terluka. Mereka tak tahu siapa yang mereka hadapi, aku adalah lelaki yang sudah hampir mati dan mereka tak tahu seperti apa rasanya hampir mati seperti apa. Jadi kakek tak usah khawatir, yang jelas akan kubuat orang-orang itu berharap untuk mati daripada menjalani kehidupan yang mengerikan."     

Luis terdiam mendengar perkataan sang tuan muda, begitu juga dengan yang lain termasuk Anne yang tak membuka mulutnya sejak tadi. Perlahan Jack bangun dari lantai dan mendekati peti mati Alan saudara kembarnya.     

"Tenanglah di surga sana saudaraku, dendammu biar aku yang membalasnya. Akan kubuat mereka merasakan pedihnya kematian yang tak kau rasakan,"ucap Jack pelan sambil menutup matanya saat menyentuh peti mati Alan dibagian kepala.     

Setelah Jack mengucapkan beberapa patah kata perpisahan peti mati Alan pun disiapkan untuk ditunjukkan pada publik perihal kematiannya, Jack sendiripun sudah bersiap untuk memperkenalkan dirinya pada khalayak ramai mengenai identitas aslinya. Dengan para dokter dan para polisi yang menangani kasus kecelakaan mobil Alan, tuan David Clarke yang didorong Luis pun akhirnya keluar dari rumah mereka untuk mengadakan konferensi pers. Semua data Alan dan Jack juga di bawa sebagai bukti bahwa mereka adalah saudara kembar.     

Ketika Jack keluar dari rumah kilatan blitz langsung mengarah padanya, ia berdiri dengan tegap disamping peti mati saudara kembarnya yang baru saja dikeluarkan oleh anggota the warrior.     

"Saya Jackson Patrik Muller bersumpah akan menuntut balas akan kematian saudara kembarku Alan Knight Clarke, identitas orang-orang yang sudah menyebabkan kecelakaan itu sudah berhasil kami dapatkan meski mereka belum menyerahkan diri pada polisi,"ucap Jack pelan saat menyudahi perkenalan singkatnya sebagai Jack dihadapan sekitar 50 orang wartawan dari berbagai media massa.     

"Muller? Kenapa nama anda Muller?"     

"Betul, kenapa anda tak memakai nama Clarke?"     

"Atas dasar apa kami bisa percaya kalau anda adalah saudara kembar Tuan muda Clarke yang sudah meninggal itu?"     

"Apa ini bukan rekayasa tim dokter keluarga Clarke saja yang mengada-ada?"     

"Kalau memang Tuan muda Clarke sudah meninggal kenapa baru sekarang diungkit?"     

Jack tersenyum mendengar perkataan para wartawan yang memberondong banyak pertanyaan padanya, ia lalu memerintahkan Erick memutar sebuah video masa kecilnya di Swiss bersama ayah dan ibunya.     

"Saya dan Alan tinggal terpisah, Alan dibesarkan kakekku yang baik hati ini sehingga membuat Alan menjadi pria baik hati yang naif yang tak tahu kalau sudah dimanfaatkan. Sementara saya dibesarkan oleh ayah dan ibuku yang memakai nama Muller sebagai nama belakang mereka, itu lah yang membuatku memakai nama Muller. Saya juga memimpin sebuah perusahaan pendanaan besar di Swiss yang bernama Muller Finance Internasional, 2 tahun lalu saya dicelakai orang yang sama seperti orang yang sudah membunuh saudara kembar saya diatas kapal pesiar. Orang itu mengira saya adalah Alan karena itu ia memukul kepala saya dan mendorong saya jatuh di selat Inggris yang membuat saya tak sadarkan diri dan terpaksa menjadi saudara kembar saya selama 2 tahun ini untuk mencari siapa orang dibalik peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawanya. Dan kenapa baru sekarang kami memberitahukan kepada publik perihal kematian saudara kembar saya itu karena banyak hal yang harus kami pertimbangkan, salah satunya karena kami harus bekerja sendiri mencari para dalang dibalik kecelakaan itu. Pasalnya 2 tahun lalu mereka menggunakan koneksinya untuk membuat kasus kecelakaan mobil itu di tutup dan karena sekarang kami sudah mendapatkan semua bukti kejahatan mereka termasuk suap yang mereka lakukan pada pihak polisi dan hakim yang menangani kasus ini maka kami baru membongkarnya saat ini, memang sangat lama tapi kami percaya bahwa perjuanga kami mencari keadilan atas meninggalnya saudara kembar saya akan setimpal dengan hasil yang kami harapkan. Saya harap penjelasan saya ini dapat dipahami, yang paling penting saat ini saya ingin berpesan pada para pelaku yang identitasnya sudah kami pegang, lebih baik kalian menyerahkan diri 1 x 24 jam sebelum kami membuat kalian menanggung malu sampai 7 keturunan yang akan datang. Saya Jackson Patrick Muller akan mendatangi kalian satu persatu jika kalian tidak menyerahkan diri pada polisi,"ucap Jack panjang lebar, ia sengaja tak memberitahukan perihal hilang ingatan yang menimpa dirinya karena takut akan di salah artikan banyak orang. Ia hanya mengatakan berpura-pura berakting sebagai Alan untuk mencari tahu orang yang sudah membunuh Alan.     

Selama Jack bicara, video-video Jack di Swiss berputar di sebuah layar besar yang sudah disiapkan oleh Erick, termasuk video penghargaan yang ia peroleh saat berhasil membawa Muller Finance Internasional menjadi perusahaan pendanaan raksasa di Eropa.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.