I'LL Teach You Marianne

Back to Inggris



Back to Inggris

0Meski sudah memiliki kartu kredit super sakti milik Alan namun Anne masih tak berminat untuk berbelanja, tak ada sedikitpun hasrat untuk pergi berbelanja.     

"Kau kenapa kak? Sejak Tuan berangkat kerja kau terlihat sedih."     

Anne tersenyum, perlahan ia mengeluarkan dua kartu sakti pemberian Alan dan meletakkannya di atas meja.     

"Ini…"     

"Amex Black Card milik Alan yang ia serahkan padaku tadi sebelum berangkat bekerja,"ucap Anne pelan memotong perkataan Alice.     

"Tuan benar-benar menyayangimu kak, ini kartu kredit paling mahal yang akan membuat si pemiliknya bebas berbelanja di manapun dengan nyaman Kak,"celoteh Alice tanpa jeda mengagumi Amex Black Card yang ditunjukkan Anne.     

Anne menghela nafas panjang. "Aku tak menginginkan ini Alice, aku hanya merindukan kehidupanku yang normal di Inggris. Tanpa ada pengawalan, tanpa ada banyak pasang mata yang memperhatikanmu. Rasanya sangat menyenangkan sekali bisa melakukan apapun yang kau inginkan tanpa ada yang melarang, aku juga merindukan Linda. Dia pasti sangat khawatir sekali sudah hampir dua bulan aku tinggal di sini Alice dan jujur saja aku sangat jenuh dengan rutinitas sehari-hariku disini Alice."     

Alice terdiam, ia tahu Anne adalah tipe wanita yang langka dan lain dari yang lain. Anne tak terlalu silau dengan harta dan kehidupan mewah, karena itu sangat wajar kalau ia bosan saat ini. Selalu dilayani dan tak diperbolehkan melakukan apapun sungguh dua hal yang yang sangat membuat Anne tersiksa.     

"Beruntung ada kau disisiku saat ini, kalau tidak mungkin aku benar-benar sudah gila,"ucap Anne kembali sambil menunduk.     

"Lalu apa yang ingin kau lakukan saat ini kak?"     

Anne mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Alice dengan sendu. "Aku ingin pulang ke London, bertemu Linda."     

"Tapi rasanya keinginanmu itu akan sulit terwujud kak, kau tahu sendiri juga bukan bagaimana Tuan sangat posesif padamu. Rasanya tidak mungkin jika kau meninggalkan negara ini dan kembali ke Inggris tanpa sepengetahuan Tuan."     

"Nah itu dia...si brengsek itu tak mau melepaskan aku sama sekali,"sahut Anne ketus sambil mengingat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu saat Alan menyentuhnya hampir satu jam, sebelum akhirnya Alan melepaskan dirinya setelah Nicholas terus menelpon.     

Alice terkekeh, ia tahu persis perasaan Anne saat ini. "Itu karena Tuan sangat mencintaimu dan ingin segera memiliki anak denganmu kak."     

"Anak?"     

"Iya anak, Tuan Jack pernah menyinggung masalah anak saat itu dengan Tuan besar dan aku tak sengaja mendengarnya saat melintas ruang kerja mereka menuju taman untuk menyusulmu yang sedang membaca buku,"jawab Alice dengan cepat sambil mengingat-ingat kejadian beberapa hari yang lalu.     

Anne menggigit bibir bawahnya dengan cemas. "Aku belum mau Alice, sebelum ingatan Jack kembali aku tak mau memiliki anak. Dia harus menjadi Jack terlebih dahulu Alice, meski Jack dan Alan saat ini adalah satu orang tapi aku mencintai Jack. Jack dengan segala kelembutan dan kebaikan hatinya."     

Alice menghela nafas panjang, ia kemudian meraih tubuh Anne dan memeluknya erat untuk menguatkan Anne. Dari dalam rumah tuan David Clarke tersenyum melihat apa yang Alice lakukan pada Anne, ia bersyukur cucu menantunya itu memiliki teman untuk berbagi keluh kesah.     

"Sepertinya Anne sudah mulai jenuh tinggal disini Luis,"ucap tuan David Clarke pelan.     

"Maksud anda apa Tuan?"     

"Tadi pagi, aku secara tak sengaja mendengar Alan menyinggung soal Amex Black Card miliknya pada Anne. Aku yakin sekali Alan meminta Anne untuk berbelanja, menggunakannya uangnya seperti yang dilakukan para wanita yang pernah dekat dengannya dulu. Tapi seperti yang aku lihat, cucu menantuku itu justru duduk manis di taman bersama Alice. Aku yakin bukan Amex Black Card yang ia inginkan saat ini,"jawab tuan David Clarke lembut. "Anne berbeda dengan para gadis diluar sana yang silau dengan uang Luis."     

"Iya Tuan, anda benar. Nona Anne memang tak tergoda dengan uang dan mungkin itu yang membuat tuan muda dulu jatuh cinta padanya."     

Tuan David Clarke tersenyum lebar mendengar perkataan Luis, tiba-tiba saja kedua matanya terbuka lebih lebar ketika berhasil mendapatkan sebuah ide yang ia yakin bisa menyenangkan cucu menantu kesayangannya itu. "Antar aku ke tempat Anne sekarang Luis."     

"Siap Tuan."     

Dengan patuh Luis kemudian mendorong kursi roda sang tuan menuju ke taman dimana Anne dan Alice berada, Alice yang sedang membantu menyeka air mata Anne terkejut saat melihat tuan David Clarke tiba-tiba muncul dibelakang mereka.     

"Tuan besar.."     

"It's ok Alice, duduklah aku tak lama,"ucap tuan David Clarke memotong perkataan Alice yang ingin menyapanya.     

Menyadari ada sang kakek, Anne langsung membersihkan sisa air mata yang masih membasahi wajahnya dengan cepat.     

"Kakek…"     

Perkataan Anne terhenti saat tiba-tiba tuan David Clarke menyentuh tangannya.     

"Kau kenapa Anne, bicaralah kakek adalah kakekmu jangan sungkan."     

"Aku tak apa-apa kek, aku baik-baik saja,"jawab Anne berbohong.     

Tuan David Clarke tersenyum simpul. "Kau jenuh berada di rumah ini?"     

Suara Anne tercekat di tenggorokan saat mendengar perkataan sang kakek, ia tak bisa bicara. Rasanya berat sekali bibir Anne untuk bergerak saat ini, Anne tak mau membuat pria tua baik hati yang ada di depannya ini bersedih. Karena itulah selama ini Anne menyimpan kesedihannya sendiri, alih-alih menjawab pertanyaan sang kakek Anne justru menundukkan wajahnya untuk menghindari kontak mata dengan sang kakek.     

"Tak usah menjawabnya, kakek tahu. Ya sudah kalau begitu siapkan dirimu, kita pergi ke Inggris. Aku yakin aku rindu pada teman-temanmu disana bukan?"     

Anne langsung mengangkat wajahnya seketika. "A-apa maksud kakek?"     

Tuan David Clarke terkekeh. "Kakek pernah muda Anne, kakek tahu apa yang gadis muda rasakan ketika dikurung dalam rumah selama berhari-hari."     

Seketika kedua mata Anne berkaca-kaca, ia hampir menangis saat ini karena ucapan kakeknya yang tak disangka-sangka itu.     

"Tapi Jack...akh Alan bagaimana? Dia pasti marah saat tak menemukan aku kek,"ucap Anne frustasi, seketika harapannya pun langsung sirna saat mengingat sosok suaminya yang sangat posesif padanya.     

"Karena itulah aku ikut, dia tak akan marah jika kau bersamaku Anne. Jadi aman, kau bisa terbebas sejenak darinya dan…"     

Tuan David Clarke tak dapat menyelesaikan perkataannya saat tiba-tiba Anne menubruknya sampai Anne terlihat duduk dipangkuan tuan David Clarke, Luis hampir berteriak saat melihat kursi roda yang dinaiki tuan David Clarke hampir jatuh ke belakang saat Anne menubruknya dan bukan hanya Luis saja yang terkejut. Alice pun juga menunjukkan keterkejutannya yang sama, ia tak menyangka Anne akan melakukan hal semacam itu.     

"Terima kasih kek, terima kasih. Aku senang sekali, aku benar-benar senang,"ucap Anne kegirangan dengan air mata yang menganak sungai.     

Tuan David Clarke menepuk-nepuk punggung Anne, ia merasa sangat bahagia diperlakukan seperti itu oleh Anne.     

"Bukankah ini salah satu tugasku sebagai kakekmu?"ucapnya pelan bertanya pada Anne setengah berbisik.     

Anne melepaskan pelukannya dari tuan David Clarke dan langsung mencium pipi lelaki tua itu dengan cepat. "Kakek yang terbaik, ya sudah kalau begitu aku bersiap sekarang. Linda pasti terkejut melihatku nanti, ayo Alice kita bersiap."     

"Oh iya,"jawab Alice tergagap.     

Sedetik kemudian Anne langsung berlari menuju rumah diikuti Alice yang terlihat kesulitan mengejar Anne yang sudah berlari dengan cepat.     

Melihat tingkah Anne membuat tuan David Clarke tersenyum haru. "Dia benar-benar gadis yang ceria."     

"Benar Tuan, saya tak menyangka akan melihat sisi lain dari nona Anne yang peri yang seperti tadi."     

"Heee kau benar, ya sudah ayo kita bersiap Luis. Aku harus melakukan tugasku sebagai kakek, menyenangkan cucu perempuannya."     

Luis tersenyum mendengar perkataan tuan David Clarke, tanpa berbicara ia kemudian mendorong kursi roda tuan David Clarke menuju rumah untuk pergi ke Inggris seperti yang dijanjikan pada Anne. Ketika Luis mendorongnya masuk kedalam rumah tuan David Clarke terlihat menghubungi pilot pribadinya untuk segera bersiap.     

"Aku akan menggantikanmu, mewujudkan mimpi terbesarmu Yolanda,"ucap tuan David Clarke dalam hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.