I'LL Teach You Marianne

Tentang 'singa'



Tentang 'singa'

1"Tapi wajahmu pucat kak." Alice kembali berbisik pada Anne.     

Anne menoleh ke arah Alice dan tersenyum, memaksakan dirinya terlihat baik-baik saja dihadapan Alice.     

"Aku baik-baik saja, mungkin karena aku tak memakai lipstik jadi terlihat pucat."     

Alice mengerutkan keningnya, ia yakin sekali Anne sedang berbohong. Ia sangat mengenal Anne. "Kau pembohong yang jelek kak."     

Anne terkekeh. "Sebenarnya, perutku sedikit sakit tapi hanya sedikit."     

Alice langsung meletakkan pisau dan garpunya, kemudian langsung menyentuh tangan Anne. Untuk mencari tahu sendiri, seketika air muka Alice berubah.     

"Tubuhmu dingin kak, kau sakit kak!!"kekeh Alice.     

"Tidak, percaya padaku. Ya sudah ayo makan, jangan buat orang memperhatikan kita,"sahut Anne dengan cepat.     

Alice yang tak percaya pada perkataan Anne masih diam dan terus menatap Anne dengan tajam, tatapannya pada Anne menghilang saat beberapa pelayan mulai menuang wine di gelas mereka semua kecuali Anne yang hanya berisi air putih. Karena melihat Anne kembali makan akhirnya Alice pun kembali menyentuh pisau dan garpunya, tanpa Anne dan Alice ketahui sejak mereka duduk di meja makan Rose terus mencuri pandang ke arah Anne. Calon istri Aaron itu mengagumi kecantikan Anne yang terlihat sempurna meskipun Anne tak menggunakan riasan tebal, seketika Rose sadar apa yang membuat Anne diperebutkan banyak pria. Anne memiliki kecantikannya tersembunyi yang tak dimiliki wanita lain dan hal itu membuat Rose semakin iri pada Anne.     

Sementara itu tuan David Clarke terus ikut mengobrol dengan Jack dan Aaron yang membahas pertemanan mereka, bagaimana mereka saling mengenal dan akhirnya menjadi teman akrab. Meskipun akrab yang disebut tuan David Clarke tidak seperti yang sebenarnya terjadi antara Jack dan Aaron, setelah menikmati makan malam penuh kehangatan Aaron dan Rose bersiap untuk pamit. Mereka harus kembali ke hotel untuk menginap, akan tetapi tuan David Clarke melarang. Begitu juga dengan Jack.     

"Kau tak menganggapku teman jika menginap di hotel, kau merendahkan aku itu namanya,"ucap Jack pelan penuh sindiran saat Aaron baru saja berpamitan setelah Aaron dua kali menolak tawaran yang diberikan kakeknya.     

Aaron menghela nafas panjang. "Aku mengajak Rose dan selain itu pakaian kami juga ada di hotel, tak mungkin kami menginap disini."     

Jack tersenyum lebar. "Apa nama hotelmu?"     

"Untuk apa?"tanya Aaron bingung.     

"Jawab saja brengsek."     

Aaron pun akhirnya mengalah, ia lalu mengatakan apa nama hotel tempat nya tadi siang check in. Setelah Aaron menyebutkan nama hotelnya, Nicholas dan beberapa anak buahnya langsung pergi ke hotel yang sudah disebut oleh Aaron. Erick yang tak mau kalah pun akhirnya menyusul Nicholas, Nicholas tahu apa yang diinginkan oleh tuannya itu dengan menanyakan nama hotel tempat sepasang kekasih itu akan menginap.     

Melihat kedua asistennya pergi Jack tersenyum lebar. "Problem solve, mereka akan membatalkan pesanan Hotel kalian dan membawa barang-barang kalian kemari. Jadi tak ada alasan untuk kalian tak menginap di rumah ini."     

Aaron yang akan membuka mulutnya langsung membatalkan niatnya setelah melihat Rose menggelengkan kepalanya, karena Rose tak keberatan untuk menginap di mansion keluarga Clarke akhirnya Aaron pun bisa tersenyum. Pasalnya, Rose-lah alasan Aaron yang sebenarnya sejak tadi menolak tawaran Jack dan tuan David Clarke, ia tak mau membuat Rose tidak nyaman. Karena itulah lah ia berusaha menolak dengan berbagai cara sebelumnya.     

Setelah Aaron dan Rose bersedia untuk menginap, seorang pelayan lalu menghampiri Rose dan mengajaknya untuk naik ke lantai dua menuju kamar tamu yang sudah disiapkan untuk tempatnya bermalam bersama Aaron hari ini.     

"Hmmm kek, aku tidur dulu ya,"ucap Anne pelan saat berpamitan pada tuan David Clarke.     

Seketika Jack yang sedang berbincang dengan Aaron langsung menoleh ke arah Anne.     

"Kau sudah mengantuk?"tanya tuan David Clarke lembut.     

"Iya kek, membantu para pelayan memasak ternyata melelahkan. Apalagi kalau hasil masakannya tidak sesuai ekspektasi hehe,"jawab Anne lembut, Anne dan Alice sebenarnya tadi sore ikut membantu para pelayan menyiapkan makan malam. Anne adalah orang yang membuat dessert malam ini, akan tetapi ternyata desert buatannya tak disentuh Jack sama sekali.     

Tuan David Clarke meraih tangan Anne dan mencengkramnya erat. "Baiklah, aku yakin kau lelah. Ya sudah silahkan tidur."     

"Terima kasih kek."     

"Hmm saya juga permisi Tuan besar, sepertinya kedua mata saya yang besar ini sudah tidak bisa terjaga lebih lama lagi. Oleh karena itu saya juga berpamitan untuk tidur lebih cepat." Alice yang tak mau ditinggal Anne ikut berpamitan.     

Tuan David Clarke terkekeh. "Silahkan Alice, kau tak perlu berpamitan seperti itu padaku. Lama-lama kau benar-benar mirip seperti Anne."     

Alice tersenyum, ia kemudian menundukkan kepalanya dan mendekati Anne. Keduanya pun bergegas naik ke lantai dua meninggalkan semua orang yang sedang berbincang di ruang tamu, melihat Anne pergi begitu saja tanpa berbicara dengannya membuat Jack merasa sedikit kesal dan perubahan air mukanya sangat disadari oleh Aaron yang duduk disampingnya.     

"Kalian sedang bertengkar?"     

Jack menoleh ke arah Aaron. "Tidak, hanya ada beberapa kesalahpahaman sedikit. Dalam kehidupan rumah tangga tak semuanya mulus bukan, nanti saat kau sudah menikah dengan Rose kalau akan tahu sendiri."     

Aaron terkekeh geli mendengar perkataan Jack, ia senang bisa kembali dekat dengan Jack. Karena sudah malam tuan David Clarke pun akhirnya masuk ke kamarnya untuk beristirahat, dibantu Luis sang asisten yang sangat sabar tuan David Clarke akhirnya pergi meninggalkan cucunya bercengkrama dengan Aaron.     

Rose sendiri juga tak turun lagi ke ruang tamu, ia sudah mengirimkan pesan kepada Aaron karena ingin berendam di bathtub yang sudah disiapkan oleh para pelayan.     

Karena hanya tinggal berdua saja dengan Aaron diruang tamu Jack lalu mengajak Aaron untuk pergi ke taman samping, tempat dimana ia sering menghabiskan malam saat masih menjadi Alan. Dengan membawa sebotol whisky dan 2 gelas kosong Aaron mengikuti langkah Jack duduk di sebuah taman yang memiliki puluhan tanaman indah.     

"Ceritakan padaku apa yang dilakukan singa brengsek itu selama 2 tahun aku menghilang,"tanya Jack pelan membuka percakapan dengan Aaron.     

"Singa brengsek? Menghilang? Apa maksudmu Jack?"     

Jack menatap Aaron dengan tajam. "Selama dua tahun ini aku hilang ingatan, selama itu juga aku hidup dengan identitas saudara kembarku Alan. Maka dari itu aku tak mengingat semuanya, termasuk Anne."     

"Tapi konferensi pers itu?"     

"Aku sengaja berkata seperti itu supaya tak banyak pertanyaan dari para wartawan yang pasti akan bingung, kau juga tahu sendiri bukan bagaimana jika wartawan sudah bertanya. Karena itu aku sengaja mengatakan kalau selama ini aku berpura-pura menjadi Alan untuk mengungkap kasus kecelakaan 2 tahun yang lalu itu,"jawab Jack jujur.     

"Oh jadi begitu ceritanya, aku paham sekarang. Pantas saja selama 2 tahun ini kau tak mencari Anne,"ucap Aaron mengerti.     

"Ya begitulah, tapi kau harus tahu Anne sendiri yang mendatangiku ke Luksemburg. Meski saat itu aku tak mengenalnya namun aku langsung jatuh cinta padanya, kau pasti tak percaya akan hal itu,"sahut Jack dengan penuh kebanggaan, menunjukkan keberhasilannya mendapatkan Anne pada Aaron dengan sombong.     

Aaron terkekeh. "Memangnya yang punya kisah percintaan indah kau saja, asal kau tahu aku dan Rose ternyata pernah bertemu saat kami masih kecil puluhan tahun yang lalu secara tak sengaja. Seperti kisah dalam novel romantis bukan?"     

Jack menyipitkan kedua matanya, ia tak percaya dengan perlahan Aaron. Namun akhirnya ia tersenyum. "Baguslah, jadi kau sudah menyerah pada Anne bukan?"     

"Sure, aku tak mungkin mengkhianati anak seorang menteri pertahanan Portugal. Aku tak mau mati tanpa nama, tapi aku rasa kau masih harus waspada pada Leonardo Ganke…"     

"Singa brengsek."desis Jack kesal.     

Aaron menghentikan perkataannya. "Siapa singa?"     

"Leonardo Ganke, singa brengsek tak tahu diri itu. Memangnya siapa lagi."     

Aaron langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Jack, ternyata singa yang sejak tadi dibahas Jack adalah Leonardo Ganke.     

"Cepat katakan, apa yang dilakukan singa brengsek itu?"tanya Jack kembali dengan ketus.     

"Menurut sumber yang dipercaya, Leonardo Ganke sedang berupaya menceraikan istrinya Steffani Ganke."     

"Apa!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.