I'LL Teach You Marianne

Gangguan Roger



Gangguan Roger

2Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga untuk menggoda Anne namun usaha Alan sia-sia, pasalnya Anne justru menghiraukannya. Setelah mengiriskan daging untuk Alan, Anne kemudian mengiri daging diatas piringnya sendiri dan langsung memakannya dengan lahap. Sesekali Anne melirih ke arah suaminya yang hanya memainkan garpunya diatas piring, ia kesal pada dua pelayan wanita yang kini berdiri tepat dibelakangnya sehingga ia tak bisa bermain-main lagi dengan Anne.     

Sampai acara makan malam selesai Alan masih belum benar-benar memakan makanan lezat yang tersaji diatas piringnya, sementara Anne yang sangat menyukai daging tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia dan Linda bahkan saling berbagi jenis daging yang berbeda, sehingga membuat tuan David Clarke yang melihat tingkah kedua gadis itu tersenyum.     

"Nona Linda sepertinya benar-benar tulus pada Nona Anne, Tuan,"ucap Luis pelan, dari semua pekerja tuan David Clarke hanya Luis saja yang masih menyebut Anne dengan sebutan nona. Karena baginya orang yang hanya disebut nyonya adalah mendiang Yolanda Clarke saja.     

Tuan David Clarke tersenyum. "Iya, setidaknya ada orang yang bisa Anne percayai untuk berbagi keluh kesah."     

Luis menganggukkan kepalanya, ia kemudian kembali fokus pada makananya seperti yang lain yang masih sibuk dengan makanan lezat yang datang silih berganti diatas meja mereka. Sampai akhirnya satu jam pun berlalu, hampir semua makanan lezat sudah mereka nikmati.     

Saat sedang duduk bersantai di balkon yang masih bergabung dengan restoran Shangri-La HotelThe Shard London tiba-tiba ponsel Nicholas bergetar, dengan gerakan cepat ia memeriksa ponselnya dan terkejut saat sudah tersambung dengan salah anak buahnya. Dan bukan hanya Nicholas saja yang menerima telepon, Luis pun sama. Ia juga terlihat berbicara serius dengan seseorang, sesekali ia menganggukkan kepalanya dengan tanpa ekspresi. Setelah selesai bicara Nicholas segera mendatangai Alan yang duduk di sofa bersama Anne.     

"Ada apa Nick?"tanya Alan penasaran.     

Alih-alih langsung menjawab pertanyaan sang tuan Nicholas justru mendekati telinga Alan dan membisikkan kabar yang baru ia dengar dari anak buahnya di Luksemburg, raut wajah Alan pun berubah drastis saat ini.     

Alan mengedarkan pandangannya, menatap Luis yang baru saja berbicara dengan kakekknya. Sebuah anggukan kecil dari Luis membuat Alan yakin kalau Luis juga sudah tahu kabar yang baru saja dilaporkan Nicholas padanya.     

"Ikut aku Anne,"ucap Alan tiba-tiba sambil berdiri.     

Anne yang sednag berbincang dengan Linda terkejut. "Kemana? K-kita baru saja makan Alan." Ajakan dari Alan disalah artikan oleh Anne, Anne mengira Alan akan mengajaknya untuk bercinta saat ini juga seperti yang Alan katakan padanya beberapa saat yang lalu ketika mereka baru saja selesai makan.     

"Pulang, ada hal penting yang harus aku urus saat ini juga,"jawab Alan singkat.     

Anne menatap Alan bingung, ia masih tak mengerti dengan arah pembicaraan suaminya sampai akhirnya tuan David Clarke ikut bicara barulah Anne paham.     

"Tapi, bukankah aku seharusnya tinggal beberapa hari di London kek,"protes Anne lirih.     

"Setelah urusan Alan selesai kau bisa kembali ke London, Alan tak akan melarangmu. Kakek menjaminnya."     

"Serius?"     

"Iya sayang, sekarang kau ikut aku pulang dulu. Luis semua anak buahmu ikut aku dan Erick bersama The warior disini menjaga kakek." Alan langsung menyela perkataan Anne.     

"Siap Tuan muda, saya bertanggung jawab penuh atas tuan besar,"jawab Luis dengan cepat.     

"Good, sampai jumpa di Luksemburg."     

Detik dimana Alan menyebut kata Luksemburg ia langsung berjalan dengan cepat keluar dari restoran Shangri-La Hotel at The Shard London dengan mencengkram tangan Anne diikuti Nicholas bersama semua anak buah terbaik Luis, mereka pun langsung menuju lift untuk naik ke lantai tertinggi supaya bisa mengakses rooftop hotel. Di dalam lift tak ada percakapan sama sekali yang terjadi antara Anne dan Alan, hanya ada suara Nicholas yang terlihat sedang berbincang dengan pilot pesawat jet pribadi Alan agar segera bersiap. Begitu tiba dilantai tertinggi hotel, Alan langsung bergegas keluar dari lift dan berjalan dengan cepat menuju helipad untuk segera naik ke helikopter milik hotel yang siap mengantar mereka ke bandara.     

"Ayo naik..."     

"Tunggu...paspor, pakaian dan..."     

"Nicholas yang akan mengurus, dia akan naik helikopter kedua dengan membawa barang-barang pribadimu itu. Aku tak sebodoh itu membawa pulang tanpa membawa paspor Anne,"sahut Alan dengan cepat memotong perkataan Anne.     

Anne langsung menutup mulutnya, ia kemudian memilih patuh naik ke helikopter duduk tepat disamping Alan yang baru saja naik disusul Nicholas dan dua orang bodyguard Luis. Begitu pintu tertutup Alan lalu memasang sabuk pengamannya setelah memakai headphone untuk melindungi telinganya dan memeriksa sabuk pengaman yang baru saja Anne pasang sendiri.     

"Aku bisa Alan,"desah Anne menahan kesal karena merasa kemampuannya selalu di ragukan oleh Alan.     

"Hanya memastikan saja."     

"Aku bukan anak kecil,"dengus Anne dengan cepat.     

Alan tersenyum, ia kemudian menatap tajam kedua mata Anne yang berada sangat dekat sekali dengannya saat ini. "Memang, tapi disini akan segera bertumbuh anak kecil yang aku idam-idamkan. Jadi keselamatanmu harus di prioritaskan,"ujarnya lembut dengan nafas hangat sambil menyentuh perut Anne.     

Jantung Anne berpacu cepat. Anne harus segera sadar, ia tak boleh hamil sebelum ingatan Jack kembali. Karena itu dengan cepat Anne mendorong tubuh Alan menjauh darinya.     

"Duduk, helikopter ini akan segera terbang." Anne berusaha mengalihkan pembicaraan.     

Alan terkekeh. "Kau istriku Anne, kenapa harus malu membahas hal seperti ini."     

"Alan.."     

"Ok maaf, baiklah aku akan mengunci rapat bibirku sekarang,"sahut Alan dengan cepat sambil mengangkat kedua tangannya ke udara saat melihat kilat kemarahan yang terpancar dari kedua mata indah Anne.     

Anne menghela nafas panjang, akhirnya Alan bisa tenang. Akan tetapi ketegangan kembali datang saat pilot mulai menyalakan mesin helikopter, secara reflek Anne mencengkram lengan Alan. Anne belum pernah naik helikopter selama hidupnya dan ini adalah pengalaman pertamanya, karena itulah ia takut. Akan tetapi ketakutannya hilang saat helikopter berhasil mengudara dengan cantik di langit London menuju bandara, London terlihat indah dari udara. Lampu-lampu dari rumah penduduk membuat kota itu semakin indah, senyum Alan merekah saat melihat Anne nampak terkagum-kagum melihat ke bawah.     

"Apa yang terjadi di Luksemburg?"tanya Anne tiba-tiba memecah keheningan saat mereka sudah mengudara selama 5 menit.     

"Aku tak mau membahasnya sekarang,"jawab Alan ketus.     

Anne langsung mengalihkan pandangannya dan menoleh ke arah Alan yang sedang menatapnya tajam. "Aku berhak tahu alasanmu membawaku pulang disaat aku masih ingin bersama Linda. "     

"Roger Dauglas, si brengsek itu mencoba mengacau persiapan pameran perhiasan yang akan dilangsungkan dua hari lagi."     

"What...Roger Dauglas yang..."     

"Iya, memangnya ada berapa Roger Dauglas yang aku kenal di dunia ini. Si brengsek itu berusaha menyabotase mall tempat dimana pameran itu akan dilangsungkan, aku tak tahu darimana si brengsek itu tahu kalau Clarke's Jewel akan melakukan pameran."     

Anne meraih jemari Alan dan menggenggamnya erat. "It's ok, semuanya pasti baik-baik saja."     

"Asal dengan kau disampingku, huricane sebesar apapun aku siap menghadapinya Anne,"ucapnya serak dengan disertai tatapan yang mampu Anne artikan.     

Pesawat jet...oh tuhan...     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.