I'LL Teach You Marianne

Always Hungry



Always Hungry

0Shangri-La Hotel at The Shard London     

Semua orang yang sebelumnya bertamu ke tempat tinggal Linda dan Paul kini sudah berpindah ke salah satu hotel terbaik di London, bahkan mereka semua sudah berganti pakaian termasuk Alan dan juga dua asistennya yang datang terakhir. Berada di tengah orang-orang yang memakai setelan jas berwarna hitam membuat Linda dan Paul sedikit minder awalnya sampai akhirnya Anne mencengkram tangan Linda, Anne yang sangat tahu siapa Linda langsung menguatkan sahabatnya itu agar tetap tenang dan apa yang dilakukan Anne berhasil karena akhirnya Linda terlihat lebih rilex dan bisa duduk dengan nyaman disamping suaminya yang juga hanya berpakaian casual sama seperti dirinya.     

Seperti yang tuan David Clarke mau, restoran di Shangri-La Hotel at The Shard London tempat mereka berada saat ini sudah dibooking selama dua jam kedepan. Sehingga tak akan ada tamu lain yang bisa ikut menikmati makan malam di restoran hotel bintang 5 itu, hanya ada keluarga Clarke saja yang bisa masuk. Ya keluarga Clarke! Dan hal ini membuat tuan David Clarke tersenyum bahagia, beberapa saat yang lalu saat Luis membawanya masuk ke restoran semua pegawai restoran terlihat sedang sibuk memberikan pengertian dan permintaan maaf pada para tamu yang lain bahwasanya restoran saat ini di tutup untuk acara makan malam keluarga Clarke. Meski awalnya para tamu itu kesal, namun setelah mendapat penjelasan akhirnya mereka mau mengerti dan bersabar menunggu waktu makan malam keluarga terpandang asal Luksemburg itu selesai.     

Setelah semua orang duduk, termasuk para bodyguard anak buah Luis dan The Wariorr makanan pun mulai disajikan. Puluhan pelayan bergerak kompak membawa makanan mewah ke atas meja yang sudah di tata memanjang untuk acara makan malam tamu eksklusif mereka. Alan yang duduk tepat disamping sang kakek terlihat masih meletakkan tangan besarnya di paha Anne, karena marah dan kesal saat ini. Bayangkan saja Anne, saat ini memakai mini dress berwarna hitam dengan beberapa hiasan swarovski yang jelas membuatnya terlihat 10 x lipat lebih cantik dan Alan tak suka akan hal itu. Karena ituah Alan mencengkramkan telapak tangan besarnya di paha Anne yang sedikit terekspos karena mini dres yang ia gunakan terangkat saat duduk, meskipun tahu kalau telapak tangannya akan membekas di paha Anne namun Alan tak memperdulikan hal itu. Baginya lebih baik seperti itu daripada akan ada sepasang mata lain yang menatap keindahan tubuh Anne saat ini.     

Ting..Ting..     

Suara gelas wine yang dipukul pelan menggunakan sendok oleh tuan David Clarke membuat semua orang yang duduk langsung menoleh ke arahnya.     

"Sebelumnya aku ingin berterima kasih karena kalian semua bisa hadir dalam acara ini, terutama untuk kedua tamu kehormatan kita tuan dan nyonya Ambrosio yang merupakan sahabat baik dari cucu menantuku Anne. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian berdua karena selama ini sudah mau menemani Anne dalam setiap hal yang ia lalui selama tinggal di London dan karena saat ini Anne sudah menikah dengan cucuku maka otomatis ia akan tinggal bersama kami di Luksemburg, karena itulah saya membuat acara makan malam ini sebagai sebuah simbol persahabatan keluarga Clarke dan keluarga Ambrosio,"ucap tuan David Clarke lantang, meski ia duduk di kursi roda namun wibawanya terlihat sangat mendominasi. Aura seorang Clarke sejati yang tak bisa di dapatkan dari manapun.     

"Cih keluarga Ambrosio apanya kek, mereka hanya sepasang suami istri saja. Mana mungkin pantas disandingkan dengan keluarga kita,"sahut Alan sarkas, ketidaksukaannya pada Linda membuatnya lagi-lagi bicara kasar.     

Linda yang hampir merespon perkataan Alan terpaksa diam saat merasakan tangan Paul mencengkram kuat tangannya dibawah meja disertai sebuah senyuman tipis, memintanya untuk tetap tenang dan tak terpancing dengan perkataan yang Alan ucapkan. Paul yang sangat menghormati Jack, sama seperti ia menghormati Anne lebih mampun mengontrol emosinya dan apalagi setelah ia tahu seperti apa kondisi Jack saat ini, karena itulah ia berusaha menahan Linda untuk tak melakukan apa-apa meskipun saat ini mereka mendapat hinaan yang lebih parah sekalipun.     

Tuan David Clarke tersenyum. "Ada kalanya lebih baik kita hanya punya sahabat satu atau dua ornag saja yang tulus kepada kita daripada memiliki 100 orang teman bertopeng yang siap menusuk kita dari belakang Alan, tuan dan nyonya Ambrosio adalah salah satunya. Mereka berdua selalu ada untuk Anne, istrimu. Seharusnya kau memperlakukan mereka dengan baik, sama seperti mereka memperlakukan Anne."     

"Ya ya ya..aku selalu kalah jika berdebat dengan kakek,"sahut Alan ketus.     

"Bukan berdebat, tapi ini sebuah percakapan Alan. Ya sudah tanpa menunggu waktu lama silahkan semuanya angkat gelas wine kalian masing-masing, kita bersulang bersama untuk merayakan persahabatan dua keluarga ini."     

"Kecuali istriku." Alan tiba-tiba menyela perkataan tuan David Clarke yang membuat lagi-lagi semua orang menoleh ke arahnya. "Anne tak bisa minum alkohol, aku tak mau ia menjadi menggemaskan saat ini karena minum alkohol."     

Dari tempat duduknya Erick tersenyum, ia paham kemana arah pembicaraan Alan saat ini. Kekacauan yang Anne perbuat saat ia mabuk 2 tahun lalu di rumah Jack yang ada di London kembali teringat dalam memorinya dan Nicholas yang duduk diseberang Erick tak suka melihat Erick tersenyum seperti itu.     

"Oh jadi kau tak bisa minum Anne?"tanya tuan David Clarke terkejut.     

Anne menggeleng sambil tersenyum malu, ia benar-benar mirip orang desa saat ini yang tak bisa apa-apa.     

"Sudahlah kek, ayo minum. Aku benar-benar lapar, aku sudah tak mampu lebih lama lagi menahan lapar,"ucap Alan kembali menimpali perkataan sang kakek, kata lapar yang diucapkan Alan bukanlah arti lapar yang sesunggungnya. Lapar yang ia maksud saat ini adalah ingin segera mereguk madu dari Anne yang sudah gelisah sejak tadi karena Alan terus saja meraba-raba pahanya.     

Tuan David Clarke terkekeh, ia kemudian mengangkat gelasnya kembali dan menyentuhkannya ke gelas Luis yang duduk disebelahnya setelah itu ia menghabiskannya dalam sekali teguk begitu juga yang lain termasuk Alan yang tak hanya membutuhkan waktu satu detik saja untuk mengosongkan gelasnya. Setelah itu ia memberikan tatapan menggoda pada Anne.     

"Suapi aku, aku tak bisa makan sendiri saat ini karena tanganku sedang sibuk melakukan kegiatan yang menyenangkan,"bisik Alan lirih pada Anne yang wajahnya sudah merah padam.     

"Alan stop,"desah Anne penuh permohonan.     

"Akh..."     

"Kau kenapa Anne?"tanya Linda khawatir pada Anne yang tiba-tiba mengaduh saat Alan membisikkan sesuatu padanya.     

Anne yang sedang menunduk menahan geli dan sakit karena perbuatan Alan langsung mengangkat wajahnya dan menatap Linda. "Aku tidak apa-apa, aku merasa seperti ada semut yang mengigit telapak kakiku saat ini."     

"Semut?"     

"I-iya, tadi saat aku berjalan menuju restoran aku tak sengaja menginjak roti yang sudah dikerubuti semut,"jawab Anne berbohong, ia tak mungkin bicara jujur kalau sebenarnya Alan sudah nakal menyeruak masuk ke dalam mini dress-nya dan menekan area kewanitaannya dengan kuat.     

"Semut, bagaimana bisa? Keluarkan kakimu dari bawah meja biar aku yang memeriksanya,"celetuk Alan tanpa rasa bersalah.     

Shit, kau lah semutnya Alan!     

Karena sudah terlanjur bohong, Anne lalu mengeluarkan kakinya dari bawah meja mengikuti instruksi yang Alan berikan. Melihat perhatian yang Alan berikan pada Anne membuat Paul tersenyum, pria itu lalu mendekati Linda dan berbisik padanya untuk tak meragukan Alan. Sebuah anggukan kecil dari Linda akhirnya membuat Paul senang, ia tersenyum bangga pada istri cantiknya itu yang kini semakin dewasa.     

Setelah berakting, mengikuti permainan Anne akhirnya Alan memakaikan Black Boots keluaran Louboutin kembali pada Anne. Memakai outfit serba hitam sungguh membuat kecantikan Anne mamancar, warna kulitnya yang seputih susu dan selembut pualam membutanya sangat sempurna malam ini dan lagi-lagi Alan mengumpat akan kecantikan Anne kali ini. Ia tak rela berbagi kecantikan Anne dengan orang lain. Dari tempat duduknya tuan David Clarke hanya tersenyum melihat apa yang cucunya lakukan pada istrinya, ia memilih untuk tetap makan dan membahas banyak hal menarik dengan Erick. Membahas perkembangan Muller Finance Internasional tepatnya.     

"Anne aku lapar..."Alan kembali merengek.     

Anne menggeram. "Sabar, aku sedang mengiriskan daging untukmu."     

Alan menggeleng, ia kembali mencondongkan tubuhnya ke arah Anne. "Aku ingin memakanmu, sekarang juga."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.