I'LL Teach You Marianne

Mengunci Target



Mengunci Target

2Anne yang tak tahu siapa orang yang baru datang hanya bisa diam dibelakang Alan, ia patuh seperti anak kucing karena cengkraman tangan Alan terasa kuat menggenggam jemarinya.     

"Hi Alan, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini bersama.."     

"She's mine!! don't try to seduce her, Roger !!"     

Roger Dauglas terkekeh mendengar perkataan Alan, ia kemudian melipat kedua tangannya di dada. "Aku hanya ingin mengucapkan selamat pada kalian berdua Alan, kenapa kau seperti ini. Lagipula ini salahmu yang tak mengundangku saat kalian menikah."     

"Aku hanya mengundang keluarga dekat saja,"jawab Alan ketus, ia sengaja menggunakan kata keluarga untuk menyindir Roger.     

"How about me?"     

"Kau jauh lebih tahu Roger, lagipula bukankah kau sedang sibuk bersama Cassie saat ini. Kenapa juga aku harus mengundangmu, aku tak mau mengganggu waktu kalian berdua."     

Air muka Roger berubah, pria itu terkejut Alan mengetahui hubungannya dengan Cassandra Lim. Padahal awalnya Roger ingin mengusik istri Alan dengan menggunakan Cassandra Lim.     

"Cassie? Kami hanya teman Alan, kau tahu itu. Bukankah Cassie adalah wanita yang dekat denganmu,"ucap Roger pelan sambil mencuri pandang pada Anne yang berdiri dibelakang Alan, Roger penasaran ingin melihat wajah Anne secara langsung. Karena selama ini ia hanya melihat wajah Anne dari foto yang dikirimkan anak buahnya.     

Alan menipiskan bibirnya. "Lebih dekat denganku, bagaimana bisa? Bukankah kalian teman tidur "     

Blar..     

Sebuah kilat seperti langsung menghantam dada Roger saat Alan menyebut Cassandra Lim sebagai teman tidurnya. "Itu tak seperti yang kau pikirkan Alan, kami berdua hanya…"     

"Pergilah Roger, aku dan istriku sedang lapar. Jangan rusak mood kami." Alan langsung mengusir Roger dengan suara meninggi.     

Wajah Roger semakin merah saat diusir oleh Alan, kemarahan terlihat jelas dalam kedua matanya yang menatap Alan tanpa berkedip. Saat Roger masih tak bergeming saat dua orang pelayan yang mengantar makanan kesukaan Alan datang ke tempat itu dan terlihat bingung, karena tak bisa masuk pasalnya adalah Roger masih berdiri di depan pintu.     

"Permisi Tuan."     

Ucapan dari seorang pelayan wanita akhirnya membuat Roger tersadar dari lamunannya, ia langsung menyingkir memberi jalan kepada dua orang pelayan itu untuk masuk ke dalam ruangan tempat dimana Alan dan Anne berada. Saat kedua pelayan itu sedang menata makanan diatas meja Roger pergi tanpa bicara, ia bahkan tak menoleh kearah Alan yang masih menatapnya tanpa berkedip. Sedangkan Anne masih menyembunyikan wajahnya, ia merasa pria yang baru berbicara dengan mereka adalah pria yang tidak baik apalagi menyinggung soal wanita yang sama-sama dikenal oleh Alan karena itulah yang berusaha untuk tak bertatapan dengannya. Anne tak mau berurusan dengannya di masa depan.     

Saat Roger sudah hampir tiba di pintu keluar ia menoleh ke arah ruangan tempat Alan dan Anne berada, kedua matanya menyipit saat melihat Anne. Meskipun mereka berjarak 5 meter namun Roger masih bisa melihat jelas wajah Anne.     

"Cantik...ternyata aslinya lebih cantik dari foto, fuck!! Alan Knight Clarke sialan, kau selalu mendapatkan barang-barang lebih bagus dariku. Tapi ini tak akan lama, setelah kau mati wanitamu itu akan menjadi milikku."     

Roger membatin penuh tekad saat keluar dari restoran menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari mobil LandRover Defender yang dibawa Alan, ketika sudah berada dalam mobil Roger segera menghubungi anak buahnya yang ia perintahkan untuk berjaga di depan mansion keluarga Clarke. Ia memaki-maki anak buahnya yang dianggap gagal karena tak mengenali mobil yang dibawa Alan, Roger sangat marah pada anak buahnya yang bisa kecolongan. Padahal ia sudah menegaskan kepada mereka untuk tetap berjaga dan waspada serta melaporkan mobil-mobil yang keluar masuk dari rumah besar itu.     

"Ini akan menjadi kesalahan pertama dan terakhir kalian, lebih waspada dan laporkan semuanya padaku tanpa ada yang terlewat!!"pekik Roger keras saat berbicara dengan anak buahnya diponsel.     

Brak     

Roger langsung melemparkan ponselnya secara sembarangan di dalam mobil, saat ia sudah memutus panggilan teleponnya secara sepihak dengan anak buahnya yang berjaga di depan rumah besar Alan yang selalu ia inginkan.     

"Fuck... Alan Knight Clarke, kau terlalu sombong. Lihat saja nanti, kau pasti akan mati ditanganku. 2 tahun lalu kau memang beruntung, tapi kali ini keberuntungan itu akan menjadi milikku dan wanita cantik yang sedang bersamamu itu akan melayani ku dari pagi sampai malam."     

Setelah melampiaskan kekesalannya Roger segera pergi meninggalkan tempat itu menuju rumahnya, ia tak tahu kalau ada alat penyadap yang terpasang di mobilnya. Alat yang baru dipasang anggota the warrior yang langsung tersambung dengan Erick di rumah, sehingga saat ini Erick, tuan David Clarke, Luis, Alice dan semua anggota the warrior yang tak bertugas bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Roger Dauglas. Termasuk keinginannya untuk memiliki Anne.     

Tangan taun David Clarke mengepal kuat saat mendengar perkataan Roger, emosinya datang kembali saat Roger berbicara. Dadanya pun terasa sangat sesak saat ini, Luis yang menyadari perubahan emosi sang tuan langsung bertindak cepat. Ia kemudian membawa tuan David Clarke pergi dari ruangan itu menuju taman untuk mencari udara yang lebih sejuk.     

"Anak itu benar-benar jahat Luis, aku kira dia sudah tak akan berbuat jahat lagi. Tapi nyatanya ia bahkan saat ini menargetkan Anne juga, cucu menantuku. Lakukan yang terbaik untuk melindungi mereka Luis, aku tak mau terjadi hal buruk menimpa kedua cucu kesayanganku itu,"ucap tuan David Clarke lirih dengan suara tersengal-sengal.     

"Siap Tuan, anda tenang saja. Orang-orangku dan the warrior akan berusaha semaksimal mungkin menjaga tuan muda dan istrinya, kami tak akan mungkin membiarkan Ivan dan Roger Dauglas menyentuh kulit Tuan muda dan istrinya. Saya berjanji Tuan."     

Tuan David Clarke menganggukan kepalanya. "Aku percaya padamu Luis, aku percaya."     

Tuan David Clarke pun memejamkan kedua matanya untuk menenangkan dirinya, ia tak boleh terlalu bersemangat karena akan memberikan pengaruh buruk pada jantungnya. Karena itulah ia mencoba untuk tenang saat ini, pijatan yang baru saja diberikan Luis di kedua pundaknya membuat pria tua itu merasa lebih rileks dan nyaman. Nafasnya mulai beraturan begitu juga dengan detak jantungnya.     

Dari kejauhan Erick dan Alice menatap iba pada pria yang duduk di kursi roda itu, tanpa sengaja air mata Alice mengalir turun dan membasahi wajahnya.     

"Kau harus segera menyelesaikan ini Erick, akan ada banyak orang yang tersakiti kalau penjahat itu terus berkeliaran,"ucap Alice serak.     

"Aku sedang berusaha Alice, kau tenang saja. Pembunuh itu sebentar lagi pasti akan mendekam dalam penjara."     

"Amin,"jawab Alice cepat. "Aku tahu Tuhan pasti tidak akan senang kita membalas orang jahat, tapi mereka bukan orang. Mereka adalah iblis yang tega merusak kebahagiaan orang lain, iblis yang tidak suka melihat orang lain hidup penuh tawa dalam kasih Tuhan. Aku yakin Tuhan pasti akan memaafkanmu Erick, Tuhan pasti akan memaafkan kita. Jadi kau jangan pernah ragu dan segera selesaikan pekerjaanmu ini supaya Tuan David Clarke tidak lagi menangis, aku tak tega melihat orang setua itu masih harus berpikir keras untuk melindungi cucunya."     

Erick tersenyum, ia kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Alice. "Kau tenang Alice, aku sudah bersumpah tak akan membiarkan orang Ivan dan Roger Dauglas lolos kali ini. Mungkin dulu mereka bisa berhasil membunuh tuan Alan, tapi kali jangan harap. Aku Erick Maguire tak akan membiarkan mereka menyentuh seujung rambut Tuan Jack dan keluarganya, aku pernah gagal sekali melindungi Tuan Jack namun kali ini aku bersumpah tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti 2 tahun yang lalu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.