I'LL Teach You Marianne

Meet Anne



Meet Anne

3Melihat sebuah mobil Land Rover Defender keluar dari mansion keluarga Clarke yang lebih mirip kastil itu dua anak buah Roger Dauglas hanya diam saja, mereka tak berminat untuk mengikuti mobil itu karena yakin kalau seorang Alan Knight Clarke tak mungkin mau menaiki mobil besar seperti itu. Pasalnya mereka tahu kalau Alan Knight Clarke adalah seorang pecinta mobil sport mahal berkecepatan tinggi, karena itulah mereka hanya duduk manis sambil terus menikmati secangkir kopi.     

Tak lama setelah mobil yang dinaiki Alan dan Anne keluar, sebuah mobil berwarna hitam lainnya juga keluar dari pintu gerbang yang terbuka tutup secara otomatis dengan sistem keamanan terbaik. Mobil itu dinaiki anggota the warrior yang bertugas menjaga Alan dan Anne dari jauh, sama seperti mobil pertama yang sudah jauh mobil kedua ini pun diabadikan kedua anak buah Roger Dauglas. Mereka yang sudah kelelahan pasca berjaga semalam suntuk memilih untuk menikmati kopi sembari menunggu rekannya yang lain untuk menggantikan tugasnya, sebenarnya anggota the warriors sudah tahu kalau ada orang yang mengawasi rumah besar milik David Clarke. Akan tetapi mereka membiarkan saja dan menunggu waktu yang tepat, seperti perintah Erick. Karena itulah anggota the warrior masih membiarkan mereka masih mengawasi mansion keluarga Clarke.     

Karena sudah merasa cukup lama di mobil Anne mulai merasa tidak nyaman. "Masih jauh tempatnya?"     

"Tempat apa?"tanya balik Alan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.     

"Ish, tadi kau bilang kan ingin mengajakku makan. Ini sudah lebih dari 20 menit dan kita belum sampai, sebenarnya tempat restoran itu dimana?"     

Alan terkekeh. "Restoran, memangnya siapa yang ingin pergi ke restoran?"     

Anne langsung menoleh ke arah Alan. "Kau berbohong padaku!!"     

"Ini adalah hukuman kecil dariku untukmu baby, tadi malam kau menyiksaku. Jadi pagi ini sampai nanti sore kau harus menebusnya."     

Anne yang paham dengan maksud perkataan Alan langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kau tak berniat untuk.."     

"Tenang baby, aku tak mungkin memintamu melayaniku di mobil. Aku sudah menyiapkan kamar hotel yang nyaman untuk kita bercinta seharian ini." Alan langsung memotong perkataan Anne dengan senyum penuh kemenangan.     

"Alan!!!"     

"No no no...jangan berteriak sekarang, simpan tenagamu untuk dikamar nanti,"ucap Alan dengan cepat memotong perkataan Anne.     

Anne memijat keningnya yang terasa sakit, ia lupa kalau suaminya adalah orang yang tak bisa menahan diri lebih lama dan ia menyesal karena semalam sudah tak mengizinkan Alan menyentuhnya. Melihat Anne memijat kepalanya Alan tersenyum, ia senang bisa menggoda Anne. Anne akan terlihat sangat cantik ketika sedang berpikir dan hal itu membuat Alan senang, karenanya ia berbicara bohong baru saja. Karena sebenarnya Alan memang hanya ingin mengajak Anne makan pagi bersama saja diluar tidak lebih, Alan tak mau Anne terlalu lelah.     

Setelah 30 menit mobil yang dibawa Alan akhirnya tiba disebuah restoran yang cukup menyenangkan, banyak bunga di depannya dan pohon-pohon yang membuat restoran itu terlihat sangat menyenangkan.     

"Ayo turun, kita sudah sampai."     

Anne mengigit bibir bawahnya, ia merasa khawatir dan gugup diminta turun oleh Alan. Anne tengah membayangkan apa yang akan menimpanya sesaat lagi.     

Alan terkekeh melihat kekhawatiran yang Anne tunjukkan. "Kita hanya makan Anne disini, tadi aku hanya menggodamu saja."     

Anne langsung menoleh ke arah Alan. "Jadi kita hanya makan tidak pergi ke…"     

"Tidak, aku tak semesum itu baby. Cepatlah turun, aku lapar sekali."     

Air muka Anne pun berubah, segala kekhawatirannya hilang. Tanpa diminta dua kali Anne segera turun dari mobil menyusul Alan yang sudah turun terlebih dahulu, Alan mengulurkan tangannya pada Anne agar bergandengan tangan saat masuk ke dalam restoran. Akan tetapi, Anne yang merasa tak tenang karena ada beberapa orang yang melihatnya justru langsung menghampiri Alan dan berdiri dekat sekali dengannya.     

"Kenapa?"tanya Alan bingung sambil menurunkan tangannya untuk memeluk Anne.     

"Banyak orang yang menatapku, aku tak nyaman,"jawab Anne jujur.     

"Sebagai istri seorang Alan Knight Clarke sudah wajar jika kau menjadi pusat perhatian, tak usah takut karena mereka tak akan berani menyentuhmu ketika sedang bersamaku."     

Anne mengangkat wajahnya untuk menatap Alan. "Kau serius?"     

"Yes, meskipun aku sedang sendiri tak bersama bodyguard orang-orang akan menjaga jarak denganku. Percayalah."     

Anne menganggukkan sambil memaksakan untuk tersenyum, ia mencoba menenangkan dirinya yang sedikit panik. Setelah merasa cukup tenang, Anne kemudian memberikan kode pada Alan untuk masuk ke dalam restoran. Ia tak mau berlama-lama di luar karena hal itu justru akan memancing banyak orang lagi untuk melihatnya.     

Ketika Alan dan Anne masuk ke dalam restoran mereka mendapatkan sambutan yang menyenangkan oleh pemilik restoran sekaligus sang koki utama, sebagai orang yang sudah mengenal Alan cukup lama ia tahu cara menyambut seorang Alan Knight Clarke.     

"Silahkan Tuan Clarke, di tempat biasa."     

"Thanks."     

Anne yang tak mengerti dengan pembicaraan mereka hanya bisa diam dan mengikuti langkah Alan saja bersama sang pemilik restoran yang membimbing mereka menuju sebuah ruangan yang berada di bagian belakang restoran yang langsung tersambung dengan taman.     

"Wow.."     

Alan tersenyum. "Do you like it?"     

"Yes, it's beautiful Alan." Anne menjawab dengan cepat perkataan Alan, ia terpesona akan pemandangan taman yang saat ini sedang ia lihat.     

"Syukurlah Nyonya jika anda menyukainya,"sahut sang pemilik restoran merespon perkataan Anne.     

Anne langsung tersadar kalau masih ada orang lain di antara dirinya dan Alan, dengan mata berbinar Anne manatap wanita paruh baya yang sedang menatapnya sambil tersenyum.     

"Anda sendiri yang mendesain tempat ini Nyonya?"tanya Anne pelan mencoba mencairkan suasana.     

"Panggil saya Margareth saja dan benar Nyonya, saya mendesain taman ini sendiri bersama pasangan saya beberapa tahun yang lalu sebelum ia meninggal,"jawab sang pemilik restoran yang bernama Margareth.     

"I'm sorry…"     

Margareth langsung menggerakkan tangan didepan wajahnya. "Tidak Nyonya, anda tak perlu meminta maaf. Itu sudah berlalu dan saya sekarang baik-baik saja."     

Anne tersenyum, ia kemudian memeluk Margareth untuk menguatkan wanita itu secara tiba-tiba dan air muka Alan langsung berubah tidak suka.     

"Terima kasih Nyonya, silahkan duduk saya akan menyiapkan makan pagi favorit Tuan Clarke,"ucap Margareth pelan saat Anne sudah melepaskan pelukannya.     

"Terima kasih Margareth."     

Margareth tersenyum, ia kemudian pergi dari tempat itu untuk menyiapkan makanan favorit Alan jika datang berkunjung. Meski Margareth sudah pergi namun tetap saja Alan masih menatap Anne tanpa berkedip dan itu membuat Anne tak nyaman.     

"Apa?"     

"Tak bisakah kau tak memeluk sembarang orang seperti tadi, Anne?"     

Anne mengangkat bahunya. "Really? Margareth perempuan Alan, kenapa kau harus cemburu padanya."     

Alan mendekati Anne dan melingkarkan tangannya ke pinggang Anne. "He is transgender Anne, Who knew that her male instincts were still there."     

Anne membeliak. "Ja-jadi dia…"     

"Yes, makanya jangan sok akrab."     

Wajah Anne memerah saat merasakan pelukan Alan semakin erat memeluknya dan merasa tak nyaman.     

"Lepaskan aku Alan,"desah Anne lirih.     

"Why?"     

"Ini restoran Alan, jangan mengumbar kemesraan seperti ini,"jawab Anne parau mencoba untuk menjauhkan lehernya dari jangkauan Alan yang mencoba menciumnya.     

"You're mine Anne and I can…"     

"Wo wo wo wo...Who is here."     

Alan langsung menghentikan gerakan saat mendengar suara yang sudah sangat dihafalnya mendekat, Alan pun langsung mengubah caranya memeluk Anne dan maju selangkah mencoba menghalangi pandangan sang empunya suara ke arah Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.