I'LL Teach You Marianne

Team work



Team work

2Saat Nicholas sedang menjelaskan nama orang-orang yang dicurigai memiliki niat terselubung pada Alan, tuan David Clarke dan Luis kembali. Mereka pun bergabung dalam meeting itu, selama Nicholas bicara tak ada satupun yang bersuara begitupun pada saat Erick mulai menjelaskan rencananya pasca Nicholas selesai bicara.     

Prok..prok..prok..     

"Great, aku yakin ide ini pasti berhasil. Saya percaya pada anda tuan Maguire…"     

"Erick tuan, sebut nama saya saja,"sahut Erick dengan cepat memotong perkataan tuan David Clarke, ia merasa tidak pantas dipanggil dengan sebutan tuan oleh seorang David Clarke.     

Tuan David Clarke terkekeh. "Aku suka padamu Erick, ya sudah lanjutkan perbincangan kalian. Sepertinya tubuh tuaku ini butuh istirahat." Luis yang paham dengan kata-kata sang tuan mengangguk pelan, ia kemudian bangun dari kursinya dan bergegas mendorong kursi roda tuan David Clarke menuju kamarnya meninggalkan Alan dan para tamunya melanjutkan meeting. Setelah bertemu dengan para polisi yang membantunya menyelidiki kasus kecelakaan mobil yang menewaskan sang cucu, tuan David Clarke butuh istirahat. Ternyata kecurigaannya benar, Roger Dauglas dan ayahnya Stevano Dauglas adalah orang-orang yang menginginkan hartanya. Harta keluarga Clarke yang kini akan menjadi milik Jack, cucu keduanya.     

Setelah membantu tuan David Clarke berbaring di ranjangnya Luis kemudian menyelimuti tubuh tuannya itu dengan selimut yang cukup nyaman. "Percayakan pada mereka Tuan, kini anda hanya tinggal menunggu saja. Setelah semuanya selesai kita bisa melakukan upacara pemakaman yang layak untuk Tuan muda."     

"Iya Luis, aku sudah tak sabar menunggu hari itu tiba. Semoga saja Anne sudah hamil sebelum perpisahan terakhir dengan Alan terjadi,"ucap tuan David Clarke sambil memejamkan kedua matanya.     

Luis tersenyum mendengar perkataan sang tuan, tak lama kemudian Luis pun bergegas pergi dari kamar tuannya setelah mendengar suara dengkuran halus dari sang tuan. Ia melangkah dan menutup pintu dengan hati-hati, setelah melakukan tugasnya Luis pun bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian taekwondo. Biasanya ia akan berlatih di gym saat sang tuan sedang istirahat, Luis tak mau kehilangan kemampuan bela dirinya.     

Saat Luis pergi menuju tempat latihan Alice yang sedang membantu Noah di meja makan tak sengaja melihatnya.     

"Sebenarnya pria yang bersama dengan Tuan besar itu siapa Noah?"tanya Alice setengah berbisik. "Dia bukan orang sembarangan ya?"     

Noah menipiskan bibirnya, perlahan ia meletakkan botol wine diatas meja makan. "Luis adalah asisten satu-satunya Tuan besar, dia mantan polisi khusus yang memilih mengundurkan diri dari pekerjaan nya setelah keluarganya meninggal. Sejak saat itu ia mengabdikan dirinya kepada Tuan besar, meskipun pihak kepolisian masih menginginkan dirinya kembali bekerja lagi."     

"Mengundurkan diri?"     

"Iya, anak dan istrinya meninggal dalam peristiwa berdarah. Dan pihak kepolisian waktu itu tak menghiraukan peristiwa itu dan menutup kasusnya begitu saja tanpa melakukan penyelidikan lebih detail, padahal saat itu Luis sedang dalam misi melakukan tugas pentingnya sebagai seorang polisi khusus. Ketika kembali ke kota dan mendapati anak istrinya tewas secara mengenaskan Luis murka, setelah ia melampiaskan kekesalannya kepada rekan-rekan sesama polisi yang tidak memperdulikan keluarganya akhirnya Luis mengundurkan diri dari kepolisian. Tak lama setelah Luis berhenti bekerja, pihak kepolisian mulai mengusut kembali kasus kematian anak dan istri Luis dan ditemukan fakta baru bahwa ibu dan anak itu bukan meninggal karena sebuah kecelakaan biasa melainkan menjadi sasaran organisasi yang sebelumnya dihancurkan oleh Luis. Orang-orang itu hanya ingin melukai anak dan istri Louis untuk membalas dendam awalnya, namun siapa sangka ternyata ibu dan anak itu malah meninggal dunia karena terpanggang hidup-hidup dalam mobil yang ditabrak secara brutal,"ucap Noah panjang lebar.     

"Jesus!"pekik Alice spontan.     

"Mengenaskan sekali bukan."     

"La-lalu para penjahat itu bagaimana.. bukankah mereka seharusnya dihukum?"tanya Alice penasaran.     

"Luis sudah menghukum mereka semuanya tanpa sisa seorang diri, organisasi itu hancur dan nama baik Luis kembali. Pihak kepolisian memintanya kembali bekerja kembali namun Luis yang sudah sakit hati menolak, ia hidup di jalanan dengan mabuk-mabukan dan menjadi pria yang sangat ditakuti kala itu. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Tuan besar dan seperti yang kau lihat saat ini, Luis masih melayani Tuan besar dengan setia tanpa pernah punya niatan kembali untuk menikah. Tapi aku minta padamu Nona, jangan ungkit masalah ini. Pasalnya Luis selalu menganggap anak istrinya meninggal dengan cara yang baik, ia selalu hilang kendali saat diingatkan soal anak dan istrinya yang terpanggang hidup-hidup." Noah mengakhiri ceritanya dengan mata berkaca-kaca.     

Alice pun ternyata kondisinya tak jauh berbeda dari Alice, ia bahkan sudah meneteskan air matanya karena mengetahui kisah hidup anak dan istri Luis yang sangat mengenaskan.     

"Jangan menangis Nona,"ucap Noah pelan sembari mengulurkan tisu pada Alice.     

Dengan air mata terurai Alice menerima tisu dari Noah. "Kau juga menangis Noah." Protes Alice.     

"Tapi berjanjilah anda akan membahas hal ini pada siapapun lagi Nona."     

Alice mengangguk. "Tapi kenapa kau menceritakan ini padaku?"     

"Karena aku percaya anda orang baik seperti Nyonya Anne, karena itulah aku bercerita padamu. Aku percaya teman-teman nyonya bisa dipercaya,"jawab Noah jujur.     

Alice tersenyum, ia tersanjung disebut baik oleh Noah. "Tenang saja Noah, aku bisa dipercaya seperti kak Anne. Dia panutanku, jadi kau tak usah khawatir."     

"Aku percaya Nona, kau pasti sangat menyukai Nyonya ya."     

"Sangat, dia adalah role modelku."     

Noah tergelak mendengar perkataan Alice, keduanya pun kembali melanjutkan sibuk menata meja makan karena pelayan yang membawa makanan sudah kembali lagi. Sementara Alan dan yang lain masih meeting, kini mereka sudah tahu siapa orang-orang yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi ditambah info dari tuan David Clarke sebelumnya.     

"Ok, karena kita sudah tahu harus melakukan apa maka aku percayakan pada kalian berdua. Lanjutkan meeting kalian, sepertinya cacing-cacing di perutku sudah berteriak minta diisi,"ucap Alan pelan sambil memegangi perutnya yang belum terisi apapun sejak bangun tidur beberapa jam yang lalu. "Kalian bisa kan melanjutkan meeting ini tanpa aku?"     

"Bisa Tuan." Erick dan Nicholas menjawab kompak.     

"Baik, kalau begitu lanjutan. Aku percaya pada kalian." Alan berkata dengan cepat sambil menatap jam besar yang bersandar dengan tegak di dinding.     

Saat mencium aroma makanan kesukaannya Alan langsung menghampiri meja makan. "Waw makanan ini, tak masalah bukan kalau aku makan malam terlebih dahulu?"     

"Tentu saja tidak Tuan muda." Noah menjawab dengan sopan.     

"Good, antar ke kamarku dua porsi. Aku mau semua makanan ini, tak ada yang terlewat. Jadi aku dan istriku akan menikmati makanan yang akan kalian nikmati meski kami di kamar,"ucap Alan kembali sambil meraih botol wine yang sebelumnya diletakkan Noah diatas ember khusus wine yang berisi es di atas meja makan.     

"Di kamar?"celetuk Alice tanpa sadar.     

Alan menoleh ke arah Alice. "Sure, bukankah tadi aku sudah bilang padamu kalau kau akan bisa bertemu dengan istriku besok pagi. Apa perlu aku ingatkan apa yang akan kami berdua lakukan di kamar sesaat lagi?"     

"No thanks." Alice langsung menolak tegas sambil mengibaskan kedua tangannya didepan dada, ia tak mau lagi mendengar kalimat mesum dari Alan.     

Alan terkekeh, ia kemudian membuka botol wine yang ada di tangannya dan langsung menenggaknya sampai sambil berjalan menuju kamarnya di lantai dua.     

Setelah Alan berjalan menaiki tangga, Noah dan para pelayan pun langsung menjalankan perintah sang tuan muda. Menyiapkan makanan untuknya dan sang istri di kamar.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.