I'LL Teach You Marianne

"Kembalilah padaku"



"Kembalilah padaku"

3Anne terbangun saat alarm di ponselnya berbunyi, karena Alan masih tidur Anne pun bergegas mematikan ponselnya. Dengan rambut yang acak-acakan Anne duduk di pinggiran ranjang, ia mengingat kembali percakapannya tadi malam dengan Alan sebelum tidur.      

"Aku belum ingin memiliki anak denganmu Anne, aku masih ingin menikmati masa-masa indah kita berdua. Aku ingin membahagiakanmu, menebus rasa bersalahku karena sudah memaksakan kehendakku waktu itu padamu. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan berdua denganmu Anne."      

Kata-kata Alan kembali teringat dalam benak Anne, sebenarnya Anne sendiri juga belum ingin punya anak sebelum ingatan suaminya kembali. Anne ingin anaknya mengenali ayahnya sebagai Jackson Patrick Muller, bukan Alan Knight Clarke. Karena itulah Anne setuju dengan keinginan Alan tadi malam, namun di lain sisi ia merasa kasihan pada tuan David Clarke. Anne tahu keinginan tuan David Clarke sangatlah wajar, sebagai pria yang usianya tidak muda ia pasti ingin mewujudkan keinginan terakhirnya sebelum meninggal. Karena itulah saat ini Anne merasa sedikit bersalah.      

Saat sedang mengingat kejadian tadi malam tiba-tiba Anne dikagetkan dengan tangan Alan yang kembali melingkar di perutnya.      

"Mau kemana sepagi ini?"tanya Alan serak.     

"Sudah jam 7 pagi, kalau kau masih ingin tidur lanjutkan saja."     

Alan semakin mengeratkan pelukannya pada Anne. "Tidak, aku tak bisa tidur lagi kalau kau pergi."     

Anne terkekeh. "Aku ingin buang air kecil."     

Alan terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia duduk disamping Anne dengan mata yang belum terbuka secara sempurna. "Untuk apa buang air kecil? Tadi malam kita tidak bercinta bukan?"     

Anne merengut sebal. "Memangnya harus bercinta dulu baru diizinkan buang air kecil, kau ini baru saja bangun tidur sudah mesum seperti itu!"      

Alan terkekeh berhasil menggoda istrinya sepagi ini, sebenarnya ia tak benar-benar serius dengan perkataannya. Alan hanya suka saja menggoda Anne, setelah Anne pergi ke kamar mandi Alan perhatian Alan tertuju pada ponselnya yang sejak malam ia nonaktifkan. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya ponsel pintarnya yang bisa dilipat itu pun hidup dan menunjukkan banyak sekali pesan dari Nicholas sejak tadi malam, dengan bibir menipis Alan lalu membaca satu persatu pesan yang dikirimkan Nicholas. Membaca pesan Nicholas membuat Alan tiba-tiba memegangi kepalanya, ia merasa tidak aneh saat  membaca laporan Nicholas yang melaporkan apa yang dilakukan the warrior pada Ivan dan Roger Dauglas.      

Anne yang baru keluar dari kamar mandi terkejut saat melihat Alan tertunduk sambil memegangi kepalanya, dengan cepat Anne pun langsung menghampiri suaminya itu dan berlutut di hadapannya.      

"Ada apa? Apa kepalamu sakit?"tanya Anne berusaha tenang menyembunyikan kepanikannya.      

"Entahlah, tiba-tiba kepalaku sakit sekali. Di dalam kepalaku tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras lagi seperti waktu itu Anne,"jawab Alan lirih.     

Wajah Anne pun langsung memutih, pikirannya langsung melayang jauh memikirkan akibat terburuk yang akan menimpa suaminya. Tanpa berpikir dua kali Anne langsung mengangkat wajah suaminya dan langsung mencium bibirnya dengan cepat, Anne berusaha mengalihkan rasa sakit Alan meskipun cara yang ia lakukan saat ini belum tentu benar. Alan awalnya tak merespon ciuman Anne, akan tetapi akhirnya ia membalas ciuman Anne dengan penuh nafsu sampai membuat Anne terengah-engah hampir kehabisan nafas. Alan baru menyudahi ciumannya saat merasakan Anne mendorong dadanya, minta untuk dilepaskan.      

"Anne…"     

"Ya."      

Alan mengangkat wajahnya dan menatap Anne tanpa berkedip. "Apa aku pernah tenggelam?"     

Jantung Anne berdetak kencang. "Tenggelam? Bagaimana mungkin, kau adalah perenang yang handal." Anne menggigit bibir bawahnya menahan diri untuk tak kelepasan bicara.      

"Benarkah? Tapi kenapa aku selalu merasakan seperti sedang tenggelam di air yang dingin saat sakit kepalaku muncul seperti tadi Anne, aku merasa seluruh tubuhku kaku perlahan-lahan."     

Anne meraih wajah Alan dan kembali mendaratkan sebuah ciuman di pipinya. "Jangan terlalu dipikirkan, mungkin saat kau kecil dulu kau pernah berenang dan tak sengaja menelan banyak air. Sehingga kau teringat lagi hal-hal semacam itu Alan."      

Alan terdiam dan berpikir, meskipun apa yang dikatakan Anne sedikit masuk akal tapi ia tak sepenuhnya bisa menerimanya. Pasalnya apa yang ia rasakan itu bukan seperti kenangan yang sudah lama berlalu, akan tetapi rasanya baru kemarin.      

"Apa lagi yang kau pikirkan hemm?"tanya Anne lembut sambil merapikan rambut acak-acakan suaminya.      

"Tidak ada, hanya saja…."     

"Hanya saja apa?"     

Alan meraih ponselnya yang tergeletak dilantai dan menyerahkannya pada Anne. "Baca dari awal pesan yang Nick kirimkan padaku."     

Tanpa bicara Anne lalu membaca satu persatu pesan yang sebelumnya sudah dibaca Alan, kedua matanya membulat sempurna saat membaca bagian dimana Nicholas menjelaskan secara rinci bagaimana the warrior menyayat tangan Ivan dan Roger Dauglas.      

"Entah mengapa aku merasa tak asing dengan apa yang dilakukan orang-orang itu Anne."      

"Apa maksudmu?"tanya Anne bingung.      

"Membaca pesan Nicholas tentang apa yang dilakukan anggota the warrior membuatku merasa tak asing Anne, entah mengapa aku merasa akrab dengan hal-hal semacam itu."     

"Dunia apa?"tanya Anne bingung.      

"Dunia mafia seperti itu Anne, menyiksa seseorang, menyayat tubuh seseorang. Aku seperti sangat familiar dengan hal-hal semacam itu."      

Tubuh Anne langsung lemas mendengar apa yang suaminya ucapkan, selama ini Anne memang tak mendengar banyak hal tentang Jack. Tentang apa yang sudah Jack lakukan di Swiss dulu sebelum bertemu dengannya.      

"Kau kenapa Anne?"tanya Alan dengan cepat saat melihat perubahan sikap Anne.      

"Ti-tidak, aku tak apa-apa. Aku hanya terkejut saja membaca pesan ini, aku tak pernah menyangka anak buah Erick bisa sekejam ini,"jawab Anne terbata.      

Alan tersenyum, ia kemudian turun dari ranjang dan duduk bersimpuh dihadapan Anne. "Hal-hal semacam itu sudah biasa Anne, setiap seorang pengusaha pasti punya anak buah yang bisa melakukan hal-hal semacam ini."      

"Termasuk kau?"tanya Anne dengan cepat.     

"Iya, tapi aku tak pernah meminta Nicholas untuk menghabisi nyawa seseorang. Biasanya yang melakukan hal-hal semacam itu adalah anak buah Luis manusia tanpa ekspresi itu,"jawab Alan melucu.     

"Apa bedanya anak buahmu dan anak buah Luis?"     

"Beda Anne, anak buahku langsung dipimpin Nicholas. Mereka adalah bodyguard profesional yang aku rekrut secara legal, sementara anak buah Luis kebanyakan dari jalanan. Luis merekrut teman-teman lamanya saat ia masih menjadi polisi, karena itulah anak buahnya lebih kejam."     

"Lebih kejam mana dari the warrior?"tanya Anne kembali.     

Alan tersenyum. "Rasanya lebih kejam the warrior, aku juga suka dengan cara kerja mereka. Menyiksa musuhnya dengan cara kejam seperti ini, aku suka."      

Anne menelan ludahnya dengan susah payah, ia semakin yakin kalau Jack perlahan-lahan muncul dari diri Alan. Ingatan Jack sepertinya akan kembali menggantikan ingatan Alan, cara Alan bicara saat ini sudah sangat persis dengan cara bicara Jack. Pasalnya Anne sudah diberitahu tuan David Clarke kalau Alan itu mempunyai rasa belas kasih yang tinggi, ia juga tak mudah curiga pada seseorang. Karena kebaikannya itulah ia dimanfaatkan Roger Dauglas berkali-kali, sampai akhirnya ia tewas secara mengenaskan. Berbanding terbalik dengan Jack yang sangat dingin, Anne masih mengingat jelas betapa kakunya Jack saat mereka pertama kali bertemu.      

Perlahan Anne menggerakkan tangannya ke wajah Alan dan membelainya dengan lembut.      

"Aku mencintaimu, kembalilah secepatnya padaku seperti dulu,"ucap Anne lirih.      

Alan mengangkat satu alisnya. "Kau bicara apa Anne?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.