I'LL Teach You Marianne

Masih tetap Jack



Masih tetap Jack

0Dari dalam mobil Nicholas melihat jelas apa yang dilakukan anggota the warrior pada Ivan dan Roger Dauglas, ia tak menyangka akan melihat orang-orang tanpa perasaan seperti the warrior yang dengan lancar menyayat lengan Ivan Dauglas dan Roger putranya.     

"Ingat, Tuan besar tak mau mereka mati dengan mudah. Mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatannya pada Tuan muda 2 tahun yang lalu,"ucap Nicholas pelan pada anggota the warrior yang baru masuk ke dalam mobil.     

"Tenanglah, mereka tak akan mati kehabisan darah hanya karena disayat seperti itu."'     

"Betul, lagi pula tadi Kendrick hanya menyayat permukaan kulitnya saja dan tak mengenai urat syaraf yang berbahaya."     

"Jadi kau tak usah khawatir Nick, kami bahkan pernah menguliti tubuh manusia hampir 70% dan orang itu masih hidup walau akhirnya mati perlahan-lahan hehe…"     

Kedua mata Nicholas membeliak. "Menguliti manusia?'     

"Iya, hukuman yang kami berikan untuk seorang pengkhianat." Kendrick sang pimpinan dari the warrior menjawab pertanyaan Nicholas dengan nada dingin, setiap mengingat soal pengkhianatan yang ia kuliti beberapa tahun yang lalu emosinya naik kembali.     

Nicholas menelan ludahnya dengan susah payah, secara tak sadar ia mencengkram kuat setir yang sedang ia pegang. Karena tak mau ada polisi yang datang akhirnya Nicholas pun pergi dari jalan utama kediaman keluarga Dauglas, ia senang karena berhasil memberikan pelajaran pada keluarga Dauglas itu. Akan tetapi disini lain ia menjadi takut saat tahu ternyata anggota the warrior sangat mengerikan.     

"Kalian yakin mereka tidak akan bisa melaporkan hal ini kepada polisi?"tanya Nicholas kembali.     

Kendrick yang sedang membersihkan pisaunya tersenyum. "Yakin sekali, kau tenang saja. Hasil kerja kami bersih."     

"Tapi kalian menyebut tentang keluarga Clarke pada mereka bukan?"     

"Memang, tapi tanda ada bukti yang tertinggal mereka tak akan bisa menuntut,"jawab Kendrick kembali.     

Nicholas menghela nafas panjang. "Syukurlah kalau begitu, aku benar-benar tak mau mereka mengusik Tuan muda lagi. Aku tak tega pada Tuan besar."     

Kendrick menyimpan pisau super tajamnya ke dalam sarungnya. "Aku jamin mereka pasti tak akan berani mengusik tuan muda lagi, kalau mereka masih saja melakukan hal itu maka aku akan turun tangan secara langsung untuk membereskan ayah dan anak itu tanpa bantuan siapapun."     

Nicholas tersenyum pias mendengar perkataan Kendrick. Tak lama kemudian Nicholas pun menambah kecepatan mobilnya supaya bisa sampai lebih cepat di rumah, ia ingin mengabarkan semuanya pada Alan atas apa yang sudah mereka baru saja lakukan.     

Burj Khalifa, Dubai     

Setelah acara pameran berakhir Alan mendapatkan ucapan selamat dari para staf Clarke's Jewel yang ikut ke Dubai, mereka benar-benar kagum dengan Alan yang membawa kesuksesan besar dalam pameran ini.     

"Ini adalah hasil kerja keras kita semua, jadi kesuksesan ini bukan hanya milikku. Tapi milik kita semua, milik Clarke's Jewel sendiri,"ucap Alan sambil tersenyum.     

Prok...prok...prok…     

Suara tepuk tangan pun terdengar keras saat Alan selesai bicara, dari tempat duduknya Anne tersenyum melihat sikap suaminya. Begitupun dengan tuan David Clarke yang duduk di sebelah Anne bersama Luis, Erick dan Alice. Setelah selesai memberikan ucapan terimakasih, Alan kemudian bergabung bersama istri dan keluarganya untuk menikmati makan malam yang sudah disediakan.     

Begitu kembali duduk di kursinya Alan langsung memeluk pinggang Anne dengan erat dan membuat Erick tersenyum, ia kini semakin yakin kalau ingatan tuannya mulai kembali sedikit demi sedikit. Sikap posesifnya pada Anne lah yang membuat Erick yakin, Erick tahu persis betapa gilanya Jack mencintai Anne.     

"Besok pagi kami akan langsung kembali ke Luksemburg, kau dan istrimu tinggallah beberapa hari lagi disini Alan,"ucap tuan David Clarke lembut.     

Alan yang baru saja memasukkan daging domba ke dalam mulutnya langsung menoleh ke arah sang kakek. "Sebenarnya aku ingin sekali, tapi pekerjaanku banyak kek. Aku tak bisa."     

"Kau sekarang punya dua asisten hebat Alan, ada Erick dan Nicholas yang sudah berhasil mengurus Roger Dauglas. Jadi kau tak usah khawatir."     

"I know kek, tapi proyek pulau baru di Dubai akan segera dimulai. Jadi aku tak bisa bersantai-santai, aku harus menyelesaikan pemilihan vendor itu supaya bisa melanjutkan ke proses selanjutnya. Aku sudah tak sabar ingin segera memulai proyek itu kek,"jawab Alan penuh semangat.     

"Tapi istrimu, dia butuh banyak waktu denganmu Alan. Kalian juga harus segera memiliki anak, bagaimana bisa kalian punya anak kalau kau sibuk seperti itu nak,"ujar tuan David Clarke serius.     

Anne hampir tersedak mendengar perkataan tuan David Clarke, beruntung ia langsung minum air putih dan berhasil menguasai dirinya kembali. Sehingga hal memalukan tak menimpa dirinya.     

Sementara Alan hanya terkekeh mendengar perkataan kakeknya. "Kalau masalah itu tenang saja kek, kami sudah membicarakannya secara detail. Kami tak akan menunda punya anak dan tak akan terburu-buru memiliki anak, kami akan menerima kapanpun Tuhan memberikan anugerah itu. Disamping itu kami belum puas menikmati waktu berdua kek." Pelukannya pun semakin erat di pinggang Anne.     

Tuan David Clarke menarik nafas panjang, kedua matanya nampak jelas menunjukkan kekecewaan yang sangat besar. Dan hal itu disadari Luis dengan baik, mantan polisi khusus itupun menepuk tangan tuannya untuk memberikan dukungan pada pria tua itu.     

"Tapi usia kakek tak akan bisa menunggu selama itu nak,"ucap tuan David Clarke tiba-tiba.     

Alan yang sedang mencium tangan Anne langsung menoleh ke arah kakeknya seketika. "Kenapa kakek bicara seperti itu?"     

"Kakek bicara fakta, usia kakek sudah tak muda. Setidaknya sebelum kakek menyusul nenekmu ke surga kakek bisa menggendong anak kalian."     

"Tidak, umur kakek akan panjang. Jadi jangan asal bicara seperti itu, aku dan Anne pasti akan memberikan bayi-bayi lucu untuk menemani kakek nantinya. Jadi jangan pernah bicara seperti itu, aku tak suka,"geram Alan serius.     

"Tapi kakek…"     

Brak, Alan memukul meja makan dengan keras secara tiba-tiba sehingga membuat tuan David Clarke menghentikan perkataannya.     

"Aku sudah kenyang dan sangat lelah, sepertinya aku harus istirahat. Ayo Anne kita ke kamar." Tanpa basa basi Alan langsung mencengkram tangan Anne dan mengajaknya untuk kembali ke kamar.     

"Tapi aku…"     

Tatapan tajam dari Alan membuat Anne langsung menghentikan perkataannya, ia pun hanya bisa pasrah saat diajak suaminya untuk naik ke kamar mereka meninggalkan semua orang yang belum selesai makan.     

Melihat sang cucu pergi begitu saja tuan David Clarke nampak terlihat sangat sedih dan membuat semua orang yang ada di meja itu merasa bersalah, terutama Erick yang tahu kalau sejak dulu Jack selalu mengatakan belum mau punya anak jika sudah menikah dengan Anne. Karena itulah ia tak heran jika sekarang meski tuannya itu masih hilang ingatan namun tetap saja sisi lain dalam dirinya masih ada dan membuatnya tetap menjadi Jack yang dulu, yang belum mau membagi Anne dengan yang lain termasuk anak mereka. Jack selalu mengatakan ingin menikmati masa-masa indah bersama Anne sampai puas sebelum punya anak.     

"Apa keinginan sederhanaku ini terlalu sulit untuk diwujudkan Luis?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.