I'LL Teach You Marianne

Menghapus kenangan



Menghapus kenangan

2Mansion keluarga Clarke, 1 AM.     

Dengan hati-hati Alan menuruni anak tangga, bukan karena hari sudah malam akan tetapi karena ia saat ini sedang membawa Anne dalam pelukannya yang tengah tertidur pulas. Melihat sang tuan muda kembali membawa istrinya dengan cara yang tak biasa membuat para pelayan yang belum tidur tersenyum, namun lain halnya dengan Noah. Ia merasa ada yang hal yang tak beres sudah terjadi, pasalnya ia sangat tahu kalau istri tuan mudanya bukanlah orang yang manja. Karena khawatir Alan terpeleset saat menuruni anak tangga Noah kemudian mengikuti Alan sampai ke mobil dan membantunya masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan Nicholas sebelumnya.     

"Kita ke villa,"ucap Alan pelan, begitu pintu mobil ditutup oleh Noah dengan hati-hati.     

Nicholas menganggukkan kepalanya, ia memilih tak berbicara karena takut akan membuat sang nyonya terbangun. Tak lama kemudian mobil Cadillac Presidential Limousine atau dikenal dengan sebutan The Beast 2.0. itu pun segera meninggalkan mansion keluarga Clarke menuju villa pribadi milik Alan, mobil yang Nicholas kendarai saat ini adalah salah satu mobil paling aman di dunia. Mobil yang lebih dikenal dengan sebutan The Beast 2.0. itu juga digunakan sebagai mobil dinas salah satu presiden negara superpower, karena alasan itu lah tuan David Clarke membeli satu unit agar digunakan Alan setiap ingin bepergian di malam hari.     

Setelah iring-iringan mobil yang mengawal mobil Alan keluar dari area mansion, pintu gerbang kembali ditutup rapat. Beruntung saat ini anak buah Roger Dauglas sedang tertidur di dalam mobilnya, sehingga mereka tidak tahu kalau Alan sudah kembali pergi dari rumahnya. Karena malam semakin larut, perjalanan menuju villa yang seharusnya ditempuh selama kurang lebih 50 menit kini hanya memakan waktu sekitar 30 menit saja. Para penjaga di villa langsung bergerak cepat ketika melihat iring-iringan mobil sang Tuan datang mendekat.     

"Kalian semua di paviliun, jangan ada yang masuk ke villa tanpa izin dariku,"ucap Alan kembali saat sudah keluar dari mobil.     

"Siap Tuan, saya mengerti,"jawab Nicholas dengan cepat.     

Setelah memberikan pesan kepada Nicholas dan anak buahnya yang lain, Alan kemudian bergegas masuk ke dalam villa karena udara malam semakin dingin. Saat baru keluar dari mobil Alan bisa merasakan Anne merapatkan tubuh kepadanya, mencari kehangatan. Karena itulah ia memilih untuk segera masuk kedalam villa, supaya Anne tidak sakit. Langkah kaki Alan terdengar jelas ketika ia berjalan di lantai marmer saat sudah berada di dalam villa.     

"Maafkan aku harus membawamu ke villa lagi Anne,"ucap Alan lirih saat ia sudah sampai di kamar, kamar tempat dimana ia mendapatkan kesucian Anne dengan cara paksa.     

Perlahan Alan menurunkan Anne di ranjang, ia tersenyum karena selama perjalanan Anne tak terbangun sama sekali. Sepertinya Anne benar-benar sangat lelah, karena hari sudah sangat malam akhirnya Alan memutuskan untuk ikut tidur disamping Anne. Memeluknya erat, takut kehilangan Anne satu-satunya wanita yang membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali bertemu.     

Villa Alan Knight Clarke, 3 AM.     

Anne terbangun saat merasa kesulitan bernafas, setelah ia membuka mata akhirnya Anne tahu apa yang membuatnya kesulitan bernafas.     

"Dasar pembohong, kau bilang ingin membiarkanku tidur sendiri,"gumam Anne lirih saat berusaha melepaskan pelukan Alan dari tubuhnya.     

Setelah berusaha keras akhirnya Anne berhasil membebaskan dirinya dari Alan, saat akan meraih gelas diatas nakas akhirnya Anne sadar kalau saat ini ia tidak berada dikamar Alan. Anne pun langsung mengedarkan matanya, mencoba mencari tahu dimana dirinya berada saat ini. Kedua matanya langsung membulat sempurna saat berhasil mengenali kamar tempatnya berada saat ini.     

Seketika seluruh tubuh Anne menggigil hebat, wajahnya pun langsung memucat saat mengingat lagi kejadian yang pernah terjadi di kamar tempatnya berada saat ini. Beruntung Alan yang menyadari tak ada Anne disisinya langsung terbangun dan kaget ketika melihat Anne sudah duduk di lantai dengan kepala yang tertunduk, tanpa menunggu lama Alan pun langsung melompat dari ranjang tepat dihadapan Anne.     

"Anne…"     

Anne langsung mengangkat wajahnya menatap Alan dengan mata yang penuh air mata. "A-apa maumu Alan?" Bibir Anne bergetar saat bicara, menunjukkan betapa shock dirinya saat ini.     

Oh Tuhan, jantung Alan terasa seperti di peras melihat kondisi Anne.     

"Sayang, tenang dulu. Kita bicara baik-baik ya,"ucap Alan lirih berusaha menenangkan Anne, tangannya terulur menuju wajah Anne mencoba membelainya.     

Namun Anne yang tak mau disentuh Alan langsung menghindar, ia menggeser tubuhnya ke arah kanan menjauhi Alan. "Jangan sentuh aku."     

"Anne please, jangan begini. Kita bisa bicara baik-baik."     

"Apa yang mau dibicarakan baik-baik, kau membawaku ke tempat dimana kau memperkosaku Alan!! Kau membawaku ke tempat terkutuk ini, apa maumu!!!"jerit Anne histeris, suaranya terdengar menggema dan tak terdengar ke luar karena kamar Alan kedap suara.     

"Aku ingin menyelesaikan apa yang sudah aku mulai Anne, tolong jangan persulit. Kemarilah, kita bicara baik-baik."     

Anne menggeleng, ia tersenyum sinis dengan air mata yang masih terus mengalir dari kedua matanya. "Menyelesaikan apa yang kau mulai? Baik, kalau begitu cepat hubungi pengacaramu. Kita bercerai saja."     

Mendengar kata cerai dari bibir Anne membuat rahang Alan mengeras, ia terlihat sangat marah. Tanpa berbicara Alan segera bangun dari lantai dan mencoba meraih Anne yang berusaha menjauh darinya, akan tetapi usaha Anne sia-sia saja. Pasalnya Alan justru semakin beringas, dengan kasar Alan meraih paksa tangan Anne membuatnya berdiri. Meski awalnya berontak namun usahanya sia-sia, Alan sudah berhasil mengunci tubuhnya.     

"Lepaskan…"     

Anne tak berhasil menyelesaikan perkataannya karena tangan besar Alan sudah mencengkram rahangnya dengan kuat.     

"Kau bilang apa tadi? Cerai? Jangan bermimpi Anne, bukanlah aku sudah mengatakan berkali-kali padamu bahwa sejak kau menginjakkan kaki di Luksemburg kau sudah ditakdirkan menjadi milikku. Jadi jangan bermimpi, kau tak akan bisa lepas dariku. Apalagi sampai bercerai dariku,"ucap Alan dingin dengan suara meninggi, kedua matanya berkilat menatap tajam pada Anne yang nampak sangat terkejut diperlakukan Alan secara kasar kembali.     

"Alan sakit..."rintih Anne dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Alan mengendorkan cekalannya, tapi hal itu tak membuat Anne terlepas dari Alan yang masih menguasainya.     

"Dengar aku baik-baik, hilangkan pikiranmu tentang keinginan untuk bercerai dariku,"ujar Alan dingin mendekatkan wajahnya pada Anne. "Kau adalah istriku, istri Alan Knight Clarke satu-satunya dan tak ada wanita lain yang bisa menggantikanmu. Jadi jangan pernah berharap bisa lepas dariku, bahkan jika aku harus mencarimu ke neraka akan kucari."     

Anne merinding, tubuhnya kembali bereaksi mendengar kata-kata yang baru keluar dari bibir Alan. Saat Anne sedang menunduk tiba-tiba ia merasakan tangan Alan tak lagi memeluk pinggangnya, pria itu sedang meraba tubuh bawahnya. Di area sensitifnya.     

"Alan.."desah Anne lirih.     

Alan tersenyum sinis. "Kau penasaran bukan kenapa aku membawamu ke vila ini lagi?"     

Anne tak menjawab pertanyaan Alan, ia masih berusaha merapatkan kedua kakinya untuk menahan gerakan Alan yang langsung disadari Alan. Namun karena tenaganya lebih lemah dari tenaga Alan akhirnya kedua pahanya berhasil terbuka lagi dan saat ini ditahan Alan menggunakan satu kakinya, memberikan keleluasaan pada Alan untuk bergerak bebas di tubuh bawahnya.     

Anne langsung menggigit pundak Alan saat pria itu berhasil menyelinap masuk ke celana dalam yang ia gunakan. "Stop Alan...sakit.."     

Alan terkekeh, ia kemudian menarik tangannya dari dalam baju tidur Anne dan menjilatinya tanpa rasa jijik tepat dihadapan Anne yang terlihat kepayahan.     

"Aku membawamu ketempat ini untuk membuat kenangan indah yang akan menghapus kejadian waktu itu Anne,"bisik Alan serak tepat ditelinga Anne.     

Anne menelan ludahnya dan bersiap membuka mulutnya sampai akhirnya niatnya tak dapat dilakukan karena Alan sudah mendorongnya ke ranjang dan membuat baju tidurnya tersingkap, menyadari hal itu Anne langsung merapikan pakaiannya.     

"Buka kakimu!"ucap Alan dengan suara berat penuh nafsu sembari melepas t-shirt ketat yang melekat di tubuhnya melalui kepala.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.