I'LL Teach You Marianne

Kembali teringat



Kembali teringat

2Setelah terbang selama 1 jam 10 menit pesawat jet milik Alan akhirnya tiba di bandar udara Findel Luksemburg, sekitar 20 orang pria berbadan tegap dengan memakai baju serba hitam langsung berbaris disamping pesawat untuk menyambut kedatangan tuannya. Mereka langsung menundukkan kepalanya saat melihat Alan menuruni anak tangga dengan memeluk Anne erat.     

"Kita pulang ke villaku..."     

"Tidak, ke rumah kakek,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Alan saat akan masuk ke dalam mobil.     

Alan menatap Anne dengan lembut. "Kita sudah menikah Anne, mana mungkin kita tinggal satu rumah terus dengan kakek. Kita punya rumah sendiri Anne."     

Anne tak merespon perkataan Alan, ia justru mencengkram kuat lengan suaminya. Anne kembali teringat dengan apa yang sudah Alan lakukan pada dirinya di villa itu.     

"Hei..kau kenapa?"tanya Alan terkejut, ia merasa ada yang salah dengan Anne.     

"Aku tak mau ke tempat itu, aku mau ke rumah kakek saja,"jawab Anne lirih dengan kepala tertunduk, menghindari kontak mata dengan Alan. Meski saat ini Alan sudah menjadi suaminya, namun tetap saja bayangan akan malam mengerikan itu tetap menyakitkan jika diingat kembali.     

"Ok...ok...kita ke rumah kakek, sekarang angkat wajahmu dan lihat aku."     

Tak ada respon dari Anne, ia masih saja menunduk dan hal ini membuat Alan sedikit kesal. Dengan kasar Alan meraih wajah Anne ke atas untuk menatapnya, akan tetapi Alan langsung menyesali tindakannya saat melihat kedua mata Anne sudah dipenuhi air mata.     

"Anne..."     

"Aku tak mau pulang ke villa itu, aku mohon."     

Dada Alan terasa sakit saat melihat perubahan sikap Anne, Anne yang akhir-akhir ini sering membantahnya kembali menjadi seperti Anne yang dulu setelah ia memperkosanya. Anne yang takut jika melihatnya, Anne yang rapuh dan Alan tak suka itu. Tanpa bicara Alan kemudian merengkuh Anne dengan kuat dan membelai rambut panjang Anne. "Kita pulang ke rumah kakek, kita pulang kesana. Kau tenang ya."     

Anne menganggukkan kepalanya tanpa bicara, karena tak mau berlama-lama di luar Alan akhirnya membimbing Anne masuk kedalam mobil. Ia lalu memerintahkan supir pribadinya untuk kembali ke mansion sang kakek, walau sebenarnya ia ingin membawa pulang Anne ke rumahnya sendiri. Selama perjalanan tak terjadi percakapan apapun antara Anne dan Alan, keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Sementara Nicholas yang tak tahu apa-apa hanya duduk di bangku depan di samping supir dan terus fokus pada tablet yang ia pegang, memantau pekerjaan anak buahnya yang sedang mencoba mengatasi sabotase yang dilakukan Roger Dauglas.     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 40 menit iring-iringan mobil yang menjemput Alan kembali dari bandara pun tiba di mansion keluarga Clarke, kedatangan Alan di depan pintu utama langsung disambut Noah yang membantu membuka pintu.     

"Apa perlu saya bantu Tuan muda?"tanya Noah lirih.     

"Tak usah, aku bisa membawa istriku sendiri." Alan langsung menolak bantuan yang Noah tawarkan dengan cepat, ia terus melangkahkan kakinya menaiki anak tangga untuk masuk kedalam rumah dengan Anne yang berada dalam gendongannya.     

Semua pelayan wanita yang melihat adegan itu tersenyum, mereka senang melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh sang tuan muda.     

"Apa yang sudah terjadi Nick, kenapa kalian pulang terlebih dahulu? Dimana Tuan besar dan yang lain?"tanya Noah penasaran pada Nicholas yang berdiri disampingnya.     

"Roger Dauglas, pria itu kembali cari masalah. Kali ini mall yang akan dijadikan tempat pameran ia sabotase dengan mengadakan acara pameran mobil, padahal jelas-jelas mall itu sudah di booking tuan muda jauh-jauh hari. Akan tetapi tak tahu kenapa tiba-tiba Roger Dauglas bisa mengadakan pameran di mall itu juga, padahal jelas-jelas kita tak mau ada pameran apapun yang diadakan di mall itu selama acara pameran perhiasan dari Clarke's Jewel dilangsungkan. Sementara Tuan besar, Luis dan yang lain masih di London. Mungkin mereka akan kembali besok." Nicholas menjawab panjang lebar.     

"Definisi manusia tak tahu diri dan tak tahu terima kasih namanya itu,"ucap Noah dingin ikut mengutuk tindakan Roger Dauglas.     

"Ya, aku setuju denganmu. Aku masih tak habis pikir kenapa Ivan Dauglas membiarkan anaknya seperti itu, ayah dan anak itu fix punya sakit jiwa yang sama."     

Noah terkekeh mendengar perkataan Nicholas. "Mereka bukan pasien sakit jiwa Nick, mereka adalah jenis-jenis manusia yang tak bisa bersyukur. Tapi memang sebenarnya siapapun bisa seperti mereka, kekayaan yang dimiliki tuan besar akan mampu membuat manusia-manusia jahat seperti Ivan dan Roger Dauglas itu bermunculan."     

"Aku tahu, karena itulah kita harus melindungi Tuan muda. Aku sudah bersumpah akan mengabdikan hidup dan matiku pada Tuan muda sejak hari dimana aku diselamatkan Tuan muda dari kepungan para rentenir 15 tahun yang lalu itu." kedua mata Nicholas berkilat saat bicara, ia kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan Alan saat ia hampir tewas karena dihajar rentenir yang ingin mengambil organ dalamnya pasca sang paman yang saat itu berhutang pada rentenir itu tak mampu membayar hutang dan menjadikan tubuh kecil Nicholas sebagai alat bayar hutang. Benar-benar tindakan paling biadap yang dilakukan seorang keluarga!     

Noah menepuk pundak Nicholas dua kali. "Kau pasti bisa melindungi Tuan muda, aku percaya padamu Nick. Ya sudah ayo masuk, kau butuh istirahat."     

Nicholas mengangguk pelan, ia kemudian berjalan masuk ke dalam rumah bersama Noah. Para pelayan wanita pun bergegas menuju mobil untuk membawa masuk barang-barang sang tuan muda dan istrinya.     

Begitu sampai dikamar dengan hati-hati Alan membaringkan tubuh Anne di ranjang besar mereka yang sudah diganti seprainya dengan warna yang lebih cerah dan bukan hanya seprai serta bed cover saja, akan tetapi gorden kamarnya pun juga sudah diganti. Tidak berwarna hitam coklat lagi, akan tetapi berwarna peach senada dengan warna ranjangnya saat ini.     

"Ini pasti karena perintah Anne,"ucap Alan shock, ia tak percaya kamarnya akan menjadi lebih feminim saat ini. Sungguh bukan dirinya sekali.     

Karena Anne masih tidur Alan akhirnya memutuskan untuk mandi, menyegarkan tubuhnya apalagi sebelumnya setelah bercinta hampir 30 menit dengan Anne di pesawat ia belum mandi. Maka dari itu Alan berniat kembali menyegarkan dirinya sebelum tidur, awalnya Alan berniat ingin berendam di bathup. Akan tetapi niatnya ia batalkan saat mengingat apa yang terjadi pada Anne saat dibandara tadi.     

"Kenapa Anne tiba-tiba seperti tadi." Alan bicara sendiri, ia penasaran kenapa tiba-tiba sikap Anne berubah saat akan diajak pulang ke villa.     

Saat sedang berdiri tanpa melakukan apapun tiba-tiba Alan mendengar rintihan Anne dari pinttu kamar mandi yang tak tertutup rapat, tanpa pikri panjang Alan langsung menyambar piyama mandinya dan bergegas keluar untuk melihat Anne yang kini seperti sedang menangis.     

"Jangan...hikss...jangan lakukan itu ...aku mohon A-alan..maafkan aku..."     

Deg, langkah Alan langsung terhenti saat mendengar Anne mengigau dengan terus menggelangkan kepalanya ke kanan dan kekiri disertai peluh yang membasahi keningnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.