I'LL Teach You Marianne

Best friend



Best friend

3Tak ada percakapan yang terjadi antara Anne dan Linda sejak kedatangan Alan bersama dua asistennya, mereka berdua diam dan hanya saling pandang satu sama lain. Sementara Alan tanpa rasa bersalah langsung menikmati pizza dan minuman milik Anne dengan santai.     

"Kenapa kalian diam? Apa keberadaanku mengganggu kalian?" Alan bertanya pada Anne tanpa rasa bersalah.     

Anne mendengkur. "Kenapa kau datang? Bukankah kau sedang sibuk bekerja?"     

"Memang, hanya saja karena aku tak menemukan istriku dirumah maka aku menyusulnya. Apalagi istriku pergi tanpa berpamitan denganku,"     

"Aku diajak kakek, kakek yang…"     

Anne menghentikan perkataannya saat Alan meletakan satu jarinya di bibir Anne.     

"Kau istriku Anne, meski kakek yang mengajakmu tapi kau meminta izin padaku,"jawab Alan ketus. "Apalagi kau pergi sejauh ini." Kedua matanya berkilat saat berbicara.     

"Aku hanya sedang rindu pada Linda dan.."     

"Aku Linda, jadi kau yang bernama Linda. Sudah sejauh apa hubunganmu dengan istriku, maksudnya sudah selama apa kau mengenal istriku?"tanya Alan bertubi-tubi pada Linda yang sejak tadi diam.     

Linda tersenyum. "Yang jelas aku mengenalnya jauh lebih lama dari anda Tuan dan yang pasti aku sayang pada Anne, kau tak usah khawatir Tuan aku tak akan mungkin menyakiti Anne."     

"Kau sayang pada istriku? Apa kau lesbi?"     

"Aku sudah menikah!!! Jaga ucapanmu!!"sahut Linda penuh emosi. "Aku bisa menuntutmu atas tindakan tak menyenangkan seperti ini!!"     

"Wanita bar-bar, aku hanya bertanya. Kenapa kau harus semarah ini,"ucap Alan tanpa rasa bersalah.     

Kedua mata Linda membulat, ia kini percaya dengan perkataan Anne yang menyebutkan sosok Alan lebih menyebalkan dari Jack sang tuan arogan. Tanpa bicara Linda kemudian meraih tangan Anne untuk diajak pergi, akan tetapi baru saja tangannya menyentuh tangan Anne, tiba-tiba Alan langsung mencengkram tangan Anne yang lain agar Anne tak berdiri.     

"Anne tak akan bisa pergi kemana-mana,"ucap Alan ketus.     

"Aku hanya ingin mengajaknya ke toilet,"jawab Linda tak mau kalah.     

Alan mendengkur. "Toilet? Kenapa harus mengajak istriku? Pergilah sendiri, kau bukan anak kecil."     

"Tapi Anne juga ingin pergi ke toilet."     

"Benarkah? Tapi istriku diam saja, ia tak bicara ingin ke toilet."     

Anne menghela nafas panjang. "Lepaskan aku, kalian berdua menyakitiku."     

"Nah kau dengarkan, sekarang lepaskan tangan istriku,"sengit Alan ketus.     

"Kau yang menyakitinya tuan angkuh!!"Linda menjawab ketus tak mau kalah.     

"Kalian berdua lepaskan tanganku, kalian sama-sama menyakitiku!!"ucap Anne keras memerintahkan Alan dan Linda melepaskan tangannya.     

Linda langsung melepaskan tangannya dari tangan Anne, sementara Alan masih tak mau melepaskan Anne. Ia justru melingkarkan tangannya ke pinggang Anne dengan posesif. "Kau pintar sekali kabur, aku tak akan mau melepaskanmu lagi."     

"Aku ingin ke toilet suamiku, aku sudah tak tahan. Aku tersiksa,"bisik Anne lirih, menghembuskan nafasnya di leher Alan yang merengkuhnya dengan kuat. Anne mencoba merayu Alan.     

Sesuai prediksi Anne, pelukan Alan di pinggangnya pun mengendur. Begitu juga dengan cengkeraman tangannya.     

"Apa sudah tak tertahankan?"tanya Alan serak.     

Anne menatap Alan dengan tatapan penuh harap, seperti anak anjing yang meminta dibelai. "Iya, rasanya tersiksa sekali."     

"Fuck, lebih baik nanti malam kau memberikan ekspresi seperti ini saat aku menidurimu Anne. Kau benar-benar menggairahkan,"geram Alan penuh nafsu.     

"I-iya, tapi sekarang lepaskan aku dulu. Aku ingin ke toilet."     

Alan langsung melepaskan pelukannya ditubuh Anne dan membiarkan Anne pergi, tanpa bicara lagi Anne langsung berdiri dan meraih tangan Linda yang sejak tadi berdiri tanpa suara melihat Anne menggoda Alan.     

"Harus seperti itu Anne?"goda Linda.     

"Diam, aku sedang benar-benar ingin ke toilet sekarang,"sahut Anne ketus.     

Linda terkekeh, ia benar-benar tak habis pikir saat ini. Meski Alan sedang tak ingat siapa dirinya sekarang, namun tetap saja sikap posesifnya pada Anne tak berkurang sama sekali. Tanpa Linda dan Anne ketahui, dibelakang mereka Nicholas dan Erick terlihat berjalan mengekor. Alan memerintahkan kedua asistennya untuk mengawal Anne, ia benar-benar tak mau Anne kabur lagi. Apalagi saat ini Anne berada di London yang notabene adalah tempat tinggal Anne.     

Anne membasuh tangan dan wajahnya di wastafel ketika sudah keluar dari kamar mandi, menunggu Linda yang belum keluar.     

"Sepertinya aku harus banyak belajar padamu Anne,"ucap Linda pelan saat baru saja keluar dari toilet.     

"Belajar dariku, belajar apa?"tanya Anne bingung dengan terus menatap Linda dari kaca yang ada di hadapannya.     

Linda terkekeh. "Belajar cara menggoda suami, seperti yang kau lakukan tadi,"     

"Linda!!!!"     

Linda tertawa terbahak-bahak saat sudah berdiri disamping Anne, air matanya bahkan sampai keluar. Terlihat sangat puas sekali menggoda Anne yang terlihat kesal.     

"Kau ini temanku, kenapa kau ikut-ikutan membullyku Linda,"ucap Anne kesal.     

"Baby, aku tak membully. Aku bicara fakta, aku tadi bahkan hampir berteriak saat kau menggoda suamimu yang gila itu. Aku rasa tingkat candunya padamu sudah sangat parah, serius Anne. Dia lebih parah dari sang tuan aroganmu itu."     

Anne menghela nafas panjang. "Dia masih Jack, jangan lupa Linda."     

"I know, tapi kan dia menggunakan memori saudara kembarnya. Tapi sepertinya kau benar Anne, karena dia adalah Jack makanya dia bisa segila itu padamu. Kau masih ingat bukan, betapa sakit jiwanya si tuan arogan yang menyewa bioskop untuk kita berempat?"     

"Tentu saja ingat, bahkan pertemuan pertamaku dengan Jack di pinggir sungai saat di Newcastle Upon Tyne saja seperti baru terjadi kemarin. Dan sekarang aku harus memulai semuanya lagi dari awal dengan Jack,"ucap Anne lirih.     

Linda tersenyum, ia kemudian memeluk Anne dari samping. "Aku yakin kau pasti bisa melewati semua ini Anne, kau adalah wanita yang hebat dan kuat. Aku percaya kau mampu membantu Jack mengingat dirinya kembali tanpa harus melukainya."     

Anne menatap sendu pada Linda dari kaca. "Kau yakin aku mampu melewati semua ini Linda?"     

"Yakin 100%, bukankah kau sudah melewati banyak hal selama ini. Aku yakin sekali kalau kau bisa menyelesaikan ujian ini dengan mudah, Tuhan masih ingin mengujimu sekali lagi sebelum akhirnya memberikan kebahagiaan yang sempurna padamu Anne,"jawab Linda serius.     

"Benarkah?"     

"Iya Anne, kau adalah wanita pilihan dan tak semua orang mampu melewati ujian-ujian yang sudah kau lalui dulu Anne. Bahkan aku sendiri pun pasti tak akan mampu jika ada diposisimu Anne." Linda kembali menjawab dengan kata-kata bijak untuk menguatkan Anne.     

Awalnya Linda sangat marah dan ingin memaki-maki tuan David Clarke saat Anne menceritakan apa yang sudah terjadi padanya. Termasuk pada saat ia diperkosa Alan dan dipaksa menikah dengannya, namun setelah tahu bahwa Alan adalah Jack yang hilang ingatan seketika kemarahan Linda hilang. Pasalnya Linda yakin sekali kalau Anne sangat mencintai Jack dan pasti akan memaafkan semua kesalahannya dan tebakan Linda benar, karena Anne mengatakan sendiri dengan mulutnya bahwa ia sudah melupakan pemerkosaan yang dilakukan Alan.     

"Hei heiii…. jangan menangis Anne, air matamu terlalu berharga untuk menetes,"ucap Linda dengan cepat sambil melepaskan pelukannya dari Anne dan menyeka air matanya dengan cepat.     

"Aku sedang bahagia, bahagia sekali karena temanku sekarang sudah sangat bijak."     

Plak     

"Aww!!!"     

"Rasakan, makanya jangan menggodaku Anne,"sahut Linda dengan cepat setelah ia memukul lengan Anne.     

Anne kemudian tertawa terbahak-bahak, sebenarnya pukulan Linda tidak sakit sama sekali. Ia kemudian memeluk Linda dengan erat. "Terima kasih Linda, terima kasih untuk selalu ada untukku."     

"Aku juga berterima kasih padamu Anne, aku seperti ini karena belajar banyak darimu. Aku bersyukur dipertemukan denganmu Anne, ingat janji kita dulu. Kita harus bahagia dan selalu bersama dalam suka duka sampai rambut kita memutih dan mati,"jawab Linda dengan mata berkaca-kaca.     

Anne tak menjawab perkataan Linda, ia hanya menambah kekuatannya saat memeluk Linda. Satu-satunya sahabat yang tak menusuknya dari belakang.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.