INDIGO

#Goa (Awan)



#Goa (Awan)

3Semua Kejadian Adalah Sebuah Peringatan     

---------------------     

"Apakah kalian siap untuk petualangan selanjutnya?"     

Semuanya langsung melebarkan senyuman dengan penuh semangat yang membara. Yang mengartikan bahwa mereka semuanya sudah siap untuk menuju ke sebuah tempat yang akan di tuju oleh mereka semuanya.      

"Apakah kalian akan pergi sekarang?" tanya Abdi Gohlem kepada para Roh.      

Semuanya saling pandang dan memberikan kode agar ada yang menjawab diantara yang sekarang berdiri di hadapan Abdi Gohlem.      

"Iya kami semuanya sudah siap untuk berangkat!" ujar Sekar sambil memberikan senyuman lebarnya.      

Abdi Gohlem langsung melihat Sekar dengan ekspresi kaget dan bingung.      

Loh Sekar ikut? Bukannya dia hanya mengantar kami semuanya menuju ke sini? Lantas mengapa dia ingin ikut bersama kami semuanya? Batin Awan bingung.      

"Hmm yang mulia apakah akan ikut serta bersama dengan mereka?" tanya Abdi Gohlem terbata-bata.      

Namun Sekar hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya di sertai dengan senyuman lebar darinya.      

"Apakah kamu yakin Sekar?" tanya Rosalina sambil mendekat ke arah Sekar.      

Namun lagi-lagi Sekar hanya menganggukan kepalanya pelan.      

Para Roh hanya bisa saling pandang dan tidak mau berurusan dengan keputusan yang telah di buat oleh Sekar.      

Abdi Gohlem pun demikian, dia hanya bisa menuruti apa yang Sekar mau.      

Dan dari Sekar sendiri pasti juga sudah tahu apa akibatnya jikalau dia keluar meninggalkan kerajaan yang harus dia pimpin.     

Semuanya sudah pasti dia rencanakan dari awal tentunya, karena ini bukanlah perjalanan yang mudah seperti yang di kira, ini adalah sebuah perjalanan yang menguras sebuah tenaga dan raga tentunya. Jadi kalau keputusannya dia akan ikut bersama para Roh itu sudah pasti, karena sebuah kebersamaan yang di rasakan tidak mungkin bisa di hilangkan atau di lupakan begitu saja.      

Abdi Gohlem mempersilahkan kami semuanya untuk bisa berjalan menuju ke sebuah Goa gelap yang berada diujung sebelah kanan itu.      

Sekar memimpin, dan berjalan dengan tegap ke arah Goa gelap bersama dengan kami semuanya.      

Satu sisi, aku senang karena dia ikut dengan kelompok kami. Namun di sisi lain aku juga merasa tidak enak dengan para penghuni yang berada di Kerajaan Alas Purwa ini, karena calon Ratu mereka malah memutuskan untuk pergi bersama dengan kami. Enam sosok yang baru saja dia kenal selama perjalanan meloloskan diri ini.      

Namun sebuah keputusan sudah dia buat, jadi apa boleh buat... Semua itu adalah sebuah pilihan darinya.      

"Sekar apakah kamu yakin?"     

"Hmmm iya, aku yakin Awan!"     

"Bagaimana dengan Alas Purwa?"     

"Tenang saja, aku masih bisa kembali lagi kesini kok"     

"Namun, bukankah kamu akan menjadi Ratu dari mereka semuanya?" saat ku tanyakan hal itu dia diam sejenak dan kemudian melihatku dengan tenang.      

"Iya aku tahu, namun ini pilihanku, aku masih terlalu muda untuk memimpin dan aku masih membutuhkan sebuah pengalaman untuk bisa sampai disana. Dan perjalanan ku dari sangkar sampai ke sini adalah sebuah ujian yang di berikan untukku, untuk aku benar-benar bisa mengerti seluruh area dan mengerti seluk beluk semuanya. Dan kali ini adalah sebuah tantangan juga bagiku untuk menuju ke tempat yang setelah ini akan kita tuju bersama!" jelas Sekar dengan tenang.      

"Apakah kamu pernah berbincang-bincang dengan orang tua mu?" tanya Guike secara tiba-tiba.      

"Ya, aku pernah berbincang-bincang dengan Ibunda di dalam mimpi, dia memintaku untuk bisa belajar lebih lagi dalam sebuah kehidupan yang akan aku pilih dan jalani, semuanya adalah pilihan ku, dan aku harus hidup dengan pilihanku!" ujar Sekar menimpali.      

Mereka semuanya berhenti pada saat sudah sampai di depan dari bibir Goa. Hawa yang menerpa langsung dingin. Dingin yang bukan biasa melainkan dingin yang berbeda, mungkin kalau yang di rasakan manusia adalah sebuah dingin yang membuat bulu kuduk bisa merinding. Sekarang di rasakan oleh mereka bertujuh di depan dari Goa.      

Mereka langsung terpaku diam tidak berkutik sama sekali setelah barusan merasakan secara bersamaan, angin dingin yang berhembus menerpa mereka semuanya.      

"Apakah ini benar-benar jalannya?" tanya Albert menanyakan ulang sebelum memasuki Goa tersebut.      

"Iya ini adalah jalan satu-satunya!" ujar Sekar sambil melihat satu-persatu dari setiap para Roh yang berdiri di hadapannya.      

"Kenapa? Apakah kalian ragu akan hal ini?" tanya ulang Sekar kepada seluruh para Roh.      

"Hmmm kami hanya takut akan kelenyapan yang akan terjadi pada kami semuanya, di saat ini tidak berhasil!" seru Guike.      

"Hei, jangan berbicara seperti itu. Percayalah bahwa setelah melalui Goa ini kita semuanya akan baik-baik saja. Aku jamin itu. Percaya padaku!" ujar Sekar yang membuat semua Roh langsung melihatnya dengan rasa penuh harapan.      

"Ayo kita mulai!" ujar Awan.      

Dan semuanya langsung mengiyakan apa yang di katakan oleh Awan.      

"Ayo semuanya setelah ini kita masuk, Awan dan Albert kalian berdua berfokuslah pada dirimu dan temukan sebuah cahaya dalam dirimu, dimana cahaya itu akan membuat dirimu bisa bercahaya dan menerangi di setiap perjalanan setelah ini!"     

Setelah Sekar mengungkapkan hal tersebut Albert dan Awan langsung mencoba untuk berfokus dan konsentrasi untuk bisa menemukan cahaya yang di maksud.      

Albert sudah bersinar dengan cahaya birunya dari dalam dirinya. Sekar juga demikian tubuhnya mengeluarkan cahaya berwarna orange kekuningan yang keluar juga dalam dirinya.     

Sekarang tinggal Awan.      

Dia masih memejamkan matanya dengan erat, mencoba untuk mencari sebuah cahaya yang dimaksud, dia berusaha dengan keras untuk bisa benar-benar menemukan cahaya itu.      

Aku memejamkan mataku dengan erat, ku coba mencari sebuah cahaya yang di maksud oleh Sekar. Setelah kutelusuri aku menemukan sebuah titik berwarna putih. Dia menyala seperti api lilin yang membara di ujung kegelapan. Aku berlari untuk mendekatinya dan setelah aku sampai, aku melihat sebuah api berwarna putih yang di ujungnya memiliki ekor pelangi. Aku mencoba untuk meraihnya, aku pegang dan ku taruh di telapak tanganku.      

Dan detik itu juga sebuah cahayan berwarna putih dengan biasan pelangi keluar dari dalam diri Awan. Cahaya itu sangatlah terang dan tentunya Indah sekali untuk di pandang oleh mata.      

Semua mata terkunci dengan keindahannya, tak lama setelah itu Awan langsung membuka matanya perlahan.      

"Woah! Aku berhasil!" seru Awan sambil terkekeh.      

Semuanya turut senang dengan apa yang di rasakan oleh Awan.      

Sekar langsung mengisyaratkan untuk segera memasuki Goa. Namun sebelum masuk tiba-tiba Sekar melihat ke arah belakang.      

Dia tersenyum kepada Jigawaratur Abdi Gohlem, dan memberikan sebuah hormat padanya. Terlihat dari kejauhan bahwa dia membalasnya juga dengan senyuman dan membungkukkan badannya membalas hormat dari Sekar.      

Dan setelah itu Sekar langsung memimpin perjalanan menuju ke dalam Goa.      

Goa itu sangatlah gelap, namun sekarang bisa terlihat dengan jelas pada saat mereka memasuki Goa tersebut.      

Pada saat masuk ke dalam Goa, terlihat banyak sekali sebuah ukiran di dalam Goa, dari pahatan tangan dan juga gambaran tangan para leluhur dari Alas Purwa rasanya.      

"AHHHHHHHH!!!!"     

Kami semuanya langsung terkejut pada saat Rosalina berteriak dengan kencang. Dia bilang bahwa dia melihat bayangan di sekitar dari Goa bahwa ada yang mengikuti mereka. Rosalina tidak bisa diam, dia melihat terus sekeliling untuk memastikan bahwa memang benar-benar ada sesuatu yang mendekati atau mengikuti mereka..      

"AHHHHHHH!!!"     

Dan kami terkejut kembali kedua kalinya pada saat suara teriakan itu berasal dari Guike...      

Kami semuanya bertanya dan saat itu jawaban adalah sama.     

Bahwa seperti ada sebuah bayangan yang mengejar atau mengikuti kami semuanya, namun aku tidak mengerti kok aku tidak bisa merasakannya sama sekali.      

"AHHHHHHH!!!!"     

Kali ini teriakan itu muncul dari Gilbert, dan sudah pasti itu adalah hal yang sama.      

Namun pada saat ditanyai dia bilang bahwa dia melihat banyak sekali potongan kepala yang berterbangan dan salah satunya tadi adalah yang pas-pasan dengan wajah Gilbert.      

Albert mencoba untuk menenangkan Gilbert dari rada takutnya. Namun Gilbert seperti ketakutan sekali dengan apa yang barusan dia lihat.      

Aneh sekali mengapa aku tidak bisa melihatnya.      

"Mengapa aku tidak  bisa melihatnya?" ujar Albert yang dengan bingung menenangkan Gilbert di gendongannya.      

"Aku juga!" ujarku.      

"Aku juga!" ujar Sekar.      

"AHHHHHHHH!!!!"     

Dan kami semuanya langsung menoleh ke arah Raffael pada saat dia berteriak dengan keras.      

"Dia disana, dia yang tanpa kepala itu disana berdiri darahnya bercucuran di tubuhnya, dia disana dan disana, disini juga ada mereka dimana-mana!!!" Ujar Raffael dengan histeris dan memegangi kepalanya.      

"AHHHHHHHHH!!!!"     

Dan kali ini teriakkan itu muncul dari semua para Roh...     

--------------------     

"Ada Apa Awan!!!" tanya Ejh dengan wajahnya yang serius.      

"Ada yang datang dan mengganggu kami pada saat kami mencari pintu!" ujarku dengan pelan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.