INDIGO

#Aku Bertemu Dengan Diriku Sendiri



#Aku Bertemu Dengan Diriku Sendiri

1Sesungguhnya Tempat dan Waktu Di Berikan kepada kita, tinggal Kita yang memanfaatkan nya     

------------------     

Aku hanya bisa berdiri mematung melihat seseorang yang sudah sangat lama sekali tidak aku jumpa,     

"Nenek... Aku rindu!"     

Ucapku sambil memeluk almarhum nenekku.     

Ya, nenek ku sudah meninggal sejak aku duduk di bangku SMP kelas 8.     

Pada saat nenek meninggal, u tidak bisa pergi untuk melihatnya untuk terakhir kalinya.     

Sungguh disayangkan...     

"Lohhh putu ku seng guanteng dewe wes gedhe lo rek!"     

(Lohhh cucuku yang paling ganteng sudah besar loh!)     

Ujarnya sambil memelukku dan mengelus lembut kepalaku.     

Sungguh rasanya aku tidak mau waktu sekarang berlalu, aku ingin merasakan kehangatan ini terus menerus.     

Namun aku sadar aku dan nenekku sudah memiliki dunia masing-masing. Dan sangat tidak mungkin untuk bisa seperti ini selamanya.     

Aku melepaskan pelukkan hangat yang di berikan oleh nenek, dan mulai menatapnya dengan penuh arti.     

Dan inilah waktunya untuk aku bertanya padanya akan sesuatu hal yang aku tidak mengerti.     

Yup sebuah bahasa asing yang bisa menghilangkan sosok makhluk halus, yang dulu aku pernah lakukan dengan tidak sengaja.     

Aku tidak tahu apakah nenek mengerti dengan apa yang aku katakan atau tidak... Karena aku juga belum yakin apakah nenek juga mengetahui mantra asing tersebut.     

"Nek pean ngerti gak, boso asing seng gawe ngilangke lelembut?"     

(Nek nenek mengerti tidak, bahasa sing yang di gunakan untuk menghilangkan makhluk halus?)     

Tanya ku pada nenek sambil berbisik.     

Raut wajah nenek detik itu juga langsung berubah, dan diam sejenak. Mungkin dia sedang mencerna kalimat yang baru saja aku tanyakan.     

Namun aku juga tidak bisa memastikan apakah nenek diam karena dia tahu, atau dia diam karena ada sesuatu hal yang lain yang nenek ketahui.     

Aku masih menunggu untuk nenek memberi sebuah jawaban yang aku nantikan, karena ini sangat penting agar aku bisa menghilangkan sosok perempuan yang sedang mengunciku di ruangan tengah sekarang.     

Aku rasa dia bukan sosok hantu biasa, namun lebih ke arah campuran, yaitu setengah hantu setengah jin. Karena dia bisa melakukan hal yang lebih dari pada hantu pada layak umumnya.     

"Iku seng ngerti yok awakmu dewe le, iku mantra seng ngerti yo awakmu dewe, iku gawane uripmu!"     

(Itu yang ngerti ya kamu sendiri nak, mantra itu yang paham ya kamu sendiri, itu adalah bawaan hidup mu!)     

Ujar nenek menjelaskan sembari menatap lembut ke arahku,     

"Hahh?"     

Aku hanya bisa diam dan menundukkan pandanganku dari nenek, karena aku rasa aku bingung sekarang.     

Aku memalingkan pandanganku dari nenek, dan mencoba untuk menelaah apa yang baru saja di jelaskan oleh nenek.     

Hmmm aku rasa memang aku harus menemukannya sendiri.     

"Ne...k. Loh Nek?"     

Aku terkejut saat hendak bertanya lagi ke nenek namun beliau sudah tidak berada di hadapanku lagi.     

Aku melihat sekeliling untuk memastikan bahwa nenek masih bersama denganku, di alam bawah sadar ini.     

Namun setelah aku lelah mencari, nenek sudah pergi.     

Seharusnya aku mengucapkan selamat tinggal terlebih dahulu, tapi mau bagaimana lagi beliau sudah pergi     

Okay sekarang aku harus fokus ke masalah yang sedang aku hadapi sekarang.     

Aku harus segera menemukan dari mana asal bahasa asing tersebut, sebelum sosok perempuan itu menguras habis energi ku.     

Aku kembali memejamkan mataku dengan perlahan, mencoba menggunakan semua indera yang aku punya.     

Semuanya kembali menjadi hening seketika, aku belum membuka mataku.     

Namun aku masih memejamkan mataku hingga aku akhirnya merasakan sesuatu yang tidak asing aku dengar.     

Aku pernah mendengar gumaman ini sebelumnya.     

Aku mencoba lebih tenang dan fokus, untuk mendengar gumaman tersebut.     

Ya memang benar, tidak lain tidak bukan, gumaman yang aku dengar saat ini adalah gumaman mantra asing yang pernah aku gumamkan sebelumnya.     

Tanpa membuka mata, aku langsung melangkahkan kakiku menuju gumaman tersebut. Aku sangat yakin bahwa gumaman tersebut menuntun langkah kakiku menuju kepadanya.     

"AAARRRGGHHHHHHHH!!!!"     

Aku langsung membuka mataku dengan kaget, pada saat suara teriakkan tersebut memenuhi ruangan alam bawah sadarku.     

Rasanya seperti ada gempa sampai-sampai aku terjatuh akannya.     

Aku melihat sekeliling untuk mencari sumber dari suara tersebut.     

Namun saat aku mencarinya, ruangan alam bawah sadarku ini kosong, hanya ada aku seorang.     

Lantas suara teriakkan tadi berasal dari mana?     

"ARRRGGHHHHHHHH!!!!"     

Aku terjatuh kembali hingga tersungkur ke bawah saat suara teriakkan itu muncul lagi.     

Dari mana suara tersebut?     

Sumpah semakin lama getaran yang berada disini semakin besar, layaknya gempa yang aku rasakan seorang diri.     

"ARGGGGHHHHHHHH!!!"     

"WOIIIIIIII!!!!! SIAPAAAAA!!!!"     

Aku berteriak dengan sangat kencang pada saat suara itu muncul kembali untuk ketiga kalinya.     

Sudah ku duga kali ini tidak akan salah, bahwa suara tersebut pasti berasal dari luar tubuhku.     

Dan sudah pasti ini adalah ulah dari sosok perempuan itu.     

Tanpa pikir panjang aku langsung bangkit berdiri, dan berlari menuju ke arah gumaman yang harus segera aku temukan.     

Kali ini sangat berbeda dengan yang sebelumnya,yang sebelumnya dengan sangat mudah aku meng-gumamkan mantra tersebut.     

Namun kali sangat berbeda, aku harus berjuang dengan susah payah untuk melawan sosok perempuan ini.     

Aku masih berlari dengan kencang, aku harus menemukan tempat dimana gumaman itu berasal.     

Jangan sampai sosok perempuan itu berteriak lagi sehingga membuat energi ku habis terbuang sia-sia.     

Pada saat aku berlari dengan kencang aku melihat sebuah cahaya seperti lampu sorot yang sangat terang terlihat di ujung dari alam bawah sadarku.     

Tanpa ragu lagi aku langsung menambah kecepatanku untuk meraih tempat tersebut.     

Semakin cepat semakin dekat pul jarakku dengan tempat tersebut.     

Dan semakin dekat jarakku, semakin jelas juga aku bisa melihat sosok yang sekarang berdiri di bawah lampu sorot tersebut.     

Semakin dekat jaraknya namun langkah kakiku semakin memelan, karena sosok yang berdiri di bawah lampu sorot tersebut seperti tidak asing bagiku.     

Semakin dekat semakin jelas, sosok yang berdiri di situ.     

Sosok yang membuatku langsung menghentikan langkah kakiku.     

Sosok yang aku kenal sejak dari aku belum di lahirkan ke dunia.     

Ya sosok itu adalah sosok yang mirip sekali denganku, atau bisa di bilang itu adalah aku.     

Aku berjalan dengan perlahan menuju ke arah dimana dia sekarang berdiri diam sambil melihatku.     

Baru kali ini aku bertemu dengan kembaranku sendiri, rasanya sangat lucu, lucu dalam arti aku seperti berkaca dengan diriku sendiri saat ini.     

Aku memandanginya dengan rasa kagum tersendiri. Mataku tidak hentinya mengabsen seluruh tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.     

"Hmmm apakah kamu, aku?"     

Aku bertanya dengan perlahan kepadanya.     

Dia hanya diam sambil tersenyum melihatku.     

"Ya, aku adalah kamu!"     

Jawabnya sama persis dengan bagaimana caraku menjawab.     

Aku hanay bisa tersenyum saat mendengar dia menjawab pertanyaanku. rasanya seperti lucu saja mendengar aku sendiri berbicara dengan diriku sendiri.     

"ARRRGGHHHHHHHHH!!!!!"     

"OH... Tidak!!!"     

---------------------     

Sumpah Aku Harus mengakhiri ini semua, sebelum dia bertingkah semakin tidak jelas.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.