INDIGO

#Genderuwo



#Genderuwo

2Percaya Akan Yang Tidak Ada     

-------------------     

Dan detik itu juga aku langsung membalikkan badanku dengan cepat... .     

Gak ada siapa-siapa...     

Hembusan nafas itu kembali kurasakan di samping telingaku.     

Jantungku langsung berdebar dengan cepat saat itu. Keringat dingin memaksa keluar dari daerah kepala dan leherku.     

Kakiku lemas dan tanganku gemetar.     

Aku menoleh ke belakang dengan perlahan.     

Hembusan nafas itu sekarang melalui pipiku.     

Belum sepenuhnya aku berbalik badan. Aku sudah bisa melihat setengah dari wajahnya.     

Memang masih terlihat samar-samar namun aku bisa melihatnya sekarang.     

Hitam, besar, wajahnya sangat besar, berambut lebat, bertaring dan matanya yang besar melotot berwarna merah.     

Dan aku benar-benar memberanikan diri untuk melihat keseluruhan dari sosok ini.     

Sekarang aku benar-benar sepenuhnya berbalik dan melihat ke arahnya. Mata kami terkunci saat itu.     

Ku lihat dengan detail seperti apa dia.     

Hitam besar, lebih tiga kali dariku. Mirip sekali dengan gorila, namum wajahnya yang keriput dan di penuhi dengan banyak sekali rambut lebat yang membedakan kalau ini bukan mirip dengan gorila.     

Dia memiliki taring atas bawah yang mencuat dari mulutnya. Matanya merah besar dan melotot keluar melihat ke arahku.     

Tangannya yang berada di lantai dengan kuku yang sangat tajam. Dan tercium dengan sangat jelas bau umbi-umbian yang di bakar.     

Sudah jelas ini adalah sosok yang namanya Genderuwo. Yang mendiami pohon rindang yang ada di depan rumah ini.     

Perlahan tiba-tiba dia seakan ingin menggerakkan sesuatu dari tubuhnya. Namun dia masih terpaku diam.     

Hingga akhirnya dia membuka mulutnya dan mengeluarkan suara yang sangat aneh, dan tidak aku tahui maksudnya.     

Dia tidak bergerak, dia hanya diam dan melihat ke arahku.     

"Ken..n. Apa?"     

Aku terbata-bata bertanya di hadapannya fan gemetar.     

Dia hanya diam dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.     

Dia berbicara namun, aku tidak tahu apa yang dia bicarakan.     

Kemudian detik itu juga tangannya terangkat dan seperti memberikan sebuah isyarat kepadaku.     

Jari telunjuknya menggambar sebuah lingkaran di udara, tepat di hadapanku.     

Setelah lingkaran, dia membuat isyarat lagi yang menggambarkan sebuah bentuk spiral yang ukurannya lebih kecil dari lingkaran sebelumnya.     

Jika benar apa yang ada di dalam pikiranku seperti apa gambarannya. Yang ku tangkap ada sebuah gambar spiral yang berada dalam sebuah lingkaran. Rasanya begitu.     

Namun aku bingung, apa maksudnya itu.     

"Maksudnya apa?"     

Aku bertanya memastikan kepadanya.     

Namun dia tidak menjelaskan apapun kepadaku. Dia hanya mengulangi sebuah isyarat yang sebelumnya dia buat tadi.     

Ini meskipun aku lagi deg-degan dan takut, namun aku mencoba untuk biasa saja. Karena ini sangat dekat sekali, bisa saja dia langsung melukaiku atau berbuat sesuatu kepadaku. Namun aku menghilangkan pemikiran negatif itu.     

Aku mundurkan badanku agak jauh darinya, dan mencoba untuk menutup jendela karena aku rasa ini sudah cukup untuk malam ini. Dan sekarang waktunya untuk aku istirahat.     

"Apaan sih, pergi dari sini!"     

Aku tersentak kaget saat Zahid berteriak tiba-tiba.     

Ku menoleh ke arahnya,     

"Astaga nih anak ngigau apa coba!"     

Ternyata Zahid ngigau, karena mungkin dia capek. Mangkanya sampai dia ngigau gitu.     

Aku membalikkan badanku kembali ke arahnya. Namun dia sudah tidak ada di hadapanku, dia tidak ada di depan jendela lagi.     

Dengan cepat aku langsung menutup jendela. Dan bergegas menuju ke ranjang untuk tidur.     

Yang biasanya aku tidur dengan mematikan lampu, kali ini aku tidak lakukan itu karena wajahnya masih terbayang-bayang di pikiranku.     

Ku pejamkan mataku, namun wajahnya masih ada.     

Aduh ini ni, yang bikin gak bisa tidur.     

Tapi lambat launnya waktu aku bisa untuk memejamkan mata dan istirahat.     

***     

Aku terbangun karena alarmku Hp ku berbunyi dengan keras di sebelah telingaku.     

Ku gerayangi Hp ku dan ku matikan.     

Tunggu aku merasakan ada yang aneh di sekitar ranjangku.     

Ada banyak sekali helaian benang di sini.     

Ku buka mataku dan ku kucek perlahan, masih buram ku ambik helaian benang tersebut dan kulihat.     

Aku diam sejenak, hmmm ini bukan benang...     

Ini helaian rambut...     

Aku langsung membuka mataku lebar-lebar dan melihat sekeliling. Banyak sekali helaian rambut berserakan di ranjang dan lantai.     

Aku langsung bangun dan berdiri.     

Zahid masih tidur dengan pulas.     

Ku melihat jam dinding dan menunjukkan pukul 03.45.     

Loh kok masih jam segini...     

Sedangkan aku set alaram Hpku adalah jam 06.00 pagi, lah ini belum waktunya kok udah bunyi duluan.     

Aku langsung bergegas memungut helai demi helai rambut yang berada di lantai dan juga ranjang.     

Aku sudah menggengam banyak helai rambut damal tangan kiriku.     

Ini padahal masih dalam satu petak tempat saja, belum yang lainnya.     

Aku percepat dan mengambil di tempat yang lainnya.     

Ku ambil plastik bekas aku belanja snack kemaren, kumasukkan helaian rambut yang sekarang menjadi gumpalan rambut banyak dalam plastik putih.     

Aku memunguti juga di sebelahnya Zahid. Yang memang disini juga banyak.     

Hampir selesai, aku menegakkan badanku dan...     

Helaian rambut itu masih ada pada tempat yang sama, padahal aku juga masih membawa plastik dengan gumpalan rambut yang terkumpul.     

Nafasku berderu cepat dan tidak beraturan, darah ku serasa naik langsung ke kepalaku.     

Emosipun kian memuncak di kepalaku.     

Ku bangunkan Zahid dengan paksa.     

"Hid, ayo bangun Hid..!!"     

Ku goyang-goyangkan badannya hingga aku dudukan langsung dia.     

"Ada apa kak!"     

Sambil mengucek matanya dan menggaruk kepalanya.     

"Banguno dulu, lihaten kamare!"     

Ku paksa dia untuk benar-benar bangun dan melihat seisi kamar bahwa banyak sekali helai rambut yang berserakan.     

"Bukan Hid matamu!"     

Ku pegang pundaknya dan ku hentakan  sesekali agar dia benar-benar bangun.     

"Iya kak, ini aku udah buka mata, ada apa kak!"     

"Lihaten.. Am. A."     

Saat aku ingin menyampaikan apa yang kulihat dan ku punguti. Aku langsung terdiam karena kamar ini sudah bersih. Tidak ada sehelai rambut ada berceceran di lantau ataupun ranjang.     

"Apa kak!"     

"Tiduro lagi, ae!"     

Karena gak ada bukti aku langsung meminta Zahid untuk tidur kembali.     

Plastik yang ku pegangpun kosong tidak ada helai rambut sama sekali.     

Aku diam terpaku di samping ranjang dengan kejadian ini.     

Ada apa sebenarnya...     

Mengapa aku rasa ada yang menerorku dari kemaren.     

"Kak aku balik tidur ya"     

"Iya"     

Aku berdiri dan berjalan duduk di tepi ranjang. Mematung dengan tatapan kosong ke depan.     

Ada apa ini?     

Apakah Genderuwo itu meneror aku? Atau yang mendiami tempat ini tidak suka dengan kehadiran ku?     

Atau ada sesuatu yang salah dengan tempat ini?     

Atau kita sudah melakukan hal yang tidak benak?     

Atau apa?     

Aku hanya diam, memikirkan hal tersebut. Karena ini sangat mengganggu sekali.     

.     

Sangat Mengganggu...     

.     

.     

---------------------     

Aku harus segera pulang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.