Lagi-lagi Membuat Sensasi

Kak Nian, Pemuda Itu Liar!



Kak Nian, Pemuda Itu Liar!

1Di kantor polisi…     
1

Qiao Nian dan Ye Wangchuan dipisah dalam dua ruang interogasi untuk dimintai keterangan.     

Setelah sampai di kantor polisi, Qiao Weimin bergegas masuk dan tidak memarkir mobilnya dengan benar. Dia memasuki kantor polisi dengan ekspresi marah dan segera meraih seorang polisi muda. "Halo..."     

"Ada apa?" Polisi muda yang diraihnya itu menatapnya dari atas ke bawah. Sikapnya sangat arogan.     

Sikap macam apa ini?! Pikir Qiao Weimin. Dia telah menjadi salah satu orang paling dihormati di Kota Rao sejak perusahaannya secara mulus terdaftar di peringkat pertama beberapa tahun yang lalu. Mana bisa dia terima kemarahan karena hal sepele ini. Pada akhirnya, ini semua gara-gara Qiao Nian yang membuatnya kecewa.      

Qiao Weimin memaksakan senyum, dia menurunkan harga dirinya dan berkata, "Saya ingin bertanya sesuatu pada Anda. Apa kalian menangkap seorang gadis yang berkelahi? Namanya Qiao Nian."     

"Qiao Nian? Sepertinya kami memang membawa anak itu…"     

"Di mana dia?" Saat Qiao Weimin sedang berbicara, dari sudut matanya dia melihat sekelompok orang berjalan di koridor.     

Gadis itu berusia sekitar 17 atau 18 tahun. Penampilannya tampak luar biasa dengan pinggang yang ramping dan kaki yang panjang, serta kulit yang putih. Tubuhnya yang menonjol membuat dia mudah dikenali di tengah sekelompok orang.     

Sekitar pelipis Qiao Weimin berdenyut. Dia dengan cepat berjalan mendekat dan memanggil gadis yang mengikuti polisi itu, "Qiao Nian!"     

Sementara itu, Qiao Nian baru saja selesai memberikan keterangan dan berkemas untuk pergi. Tiba-tiba, dia mendengar suara Qiao Weimin. Saat dia berbalik, pria yang sedang marah itu sudah berjalan menuju ke arahnya dengan langkah besar. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, wajah marah pria itu sudah menyiratkan banyak pertanyaan.     

"Apa kamu baru saja berkelahi? Bisakah kamu berhenti membuat masalah untukku setiap hari! Selain pekerjaan, aku di sini bukan untuk membereskan kekacauan yang kamu buat setiap hari!"     

Mata Qiao Nian menjadi gelap dan berkilat marah karena permusuhan. Dia berusaha mengendalikan emosinya dan bertanya pada Qiao Weimin, "Siapa yang memberitahumu?"     

Qiao Weimin sedang marah sehingga raut wajahnya menjadi muram. Jika bukan karena berada di luar, mungkin apa yang dilakukannya akan jauh lebih buruk bagi Qiao Nian. Dia kemudian menjawab, "Kenapa kamu bertanya padahal sudah tahu jawabannya?"     

"Siapa lagi selain Bibi Chen?! Bibi Chen meneleponku untuk mengeluarkanmu," bentak Qiao Weimin.     

Ternyata, Bibi Chen, batin Qiao Nian sambil mengerutkan bibirnya.     

Wajah Qiao Weimin terlihat buruk. Dia bahkan tidak ingin menatap langsung pada mata Qiao Nian. Dia bertanya menyelidik dengan tidak sabar, "Kenapa kamu berkelahi? Di mana orang yang kamu lawan? Kenapa tidak kelihatan?"     

Sorot mata Qiao Nian dingin. Dia berkata dengan acuh tak acuh, "Ini hanya perkelahian. Memangnya harus tergantung pada kalender untuk memilih hari?"     

Lihatlah… Apa maksudnya ini?! Gumam Qiao Weimin dalam hati. Dia merasa tidak bisa lagi menahan amarahnya. Dia menahannya dengan kuat supaya tidak menyerang gadis satu ini.      

"Tidak apa-apa kalau kamu tidak rajin belajar dan berprestasi buruk di sekolah. Aku tidak berharap kamu masuk ke institut di Beijing seperti Chenchen. Setidaknya, jangan membuat masalah untukku dan berkelahi di luar!" ujar Qiao Weimin.     

Qiao Nian menatap Qiao Weimin dengan raut wajah sarkasme. Sorot matanya gelap, ada tirani dan pemberontakan di dalamnya. Dia dengan tidak patuh membalas, "Bukannya Qiao Chen bisa masuk ke Institut Seni Teater Beijing karena kamu membina hubungan melalui undangan makan?"     

Saat ini, masih ada satu tahun sebelum ujian masuk perguruan tinggi, entah bagaimana bisa Qiao Chen sudah lulus ujian. Qiao Chen hanya melewati pintu belakang dan mengambil kesempatan orang lain.     

"Kamu…!" Qiao Weimin hampir diliputi amarah. Mereka berada di kantor polisi sekarang dan masih ada banyak orang di dalamnya, bagaimana bisa Qiao Nian bisa langsung mengungkap hal ini.     

"Itu juga karena Chenchen berprestasi di sekolah. Kamu kira siapa pun bisa direkomendasikan? Kalau aku mencari bantuan untukmu, apa kamu bisa direkomendasikan?" tutur Qiao Weimin dengan tidak senang.     

Prestasi Qiao Nian biasa-biasa saja di sekolah umum di Kota Rao. Dia mungkin akan menjadi yang terakhir di SMA Utama. Dia bahkan mungkin nanti tidak bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi. Dia tidak tahu cara menahan diri! Batin Qiao Weimin.     

Qiao Weimin takut Qiao Nian akan terus melawannya lagi. Bagaimanapun juga, kuota rekomendasi yang didapat Qiao Chen benar-benar diperoleh dengan tidak terhormat. Dia pun menahan amarahnya lalu berkata kepada polisi yang ada di sampingnya, "Halo, Petugas, saya …"     

Ekspresi Qiao Weimin berubah menjadi buruk saat dia mengingat apa yang telah dilakukan Qiao Nian. Dia tidak ingin mengakui ada hubungan dengan Qiao Nian, tetapi dia tetap berkata, "Saya ayahnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.