Waktu Bersamamu

Kartu Hitam Ini Dapat Kamu Gunakan Sesukamu



Kartu Hitam Ini Dapat Kamu Gunakan Sesukamu

0"Baik, Tuan Muda. Kamu tenang saja, aku akan memantau mereka dengan baik. Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan kesalahan lagi terhadap Nyonya Muda," ucap Bibi Zhang. Dia adalah orang yang paling cerdik dan satu-satunya orang yang mengetahui kisah cinta Lu Yuchen.     

Kedua pelayan yang telah berlaku buruk pada Tang Xinluo adalah orang lama di vila ini. Awalnya, Bibi Zhang hanya mengusir mereka, namun tidak di sangka, orang suruhan Lu Yuchen malah membawa mereka pergi. Tidak ada yang tahu kemana mereka akan dibawa pergi, tetapi dapat dipastikan, keduanya tidak akan bernasib baik.     

Semua orang mendengarkan perkataan Bibi Zhang dengan baik. Tidak ada pelayan yang berani berkomentar karena ini adalah peraturan keluarga Lu. Mereka semua menganggukan kepala menandakan setuju dengan perkataannya.     

Melihat semua itu, Lu Yuchen merasa puas, lalu dia menatap Tang Xinluo dan berkata, "Xinluo, mereka semua adalah pelayan di vila ini, atasan mereka adalah Bibi Zhang. Kalau kamu membutuhkan sesuatu atau ada masalah, kamu cari saja dia."     

Mendengar suara Lu Yuchen yang dalam dan magnetis menyebut namanya, Tang Xinluo tiba-tiba saja merasa telinganya panas. Dia menganggukan kepala, lalu menjawab, "Baik, aku mengerti." Setelah pandangan mata hitam dan dalam itu berpindah dari dirinya, dia baru merasa lega.     

Setelah itu, para pelayan bubar dengan cepat. Bibi Zhang pun segera mempersiapkan makanan lagi karena yang tadi dibuatnya sudah dingin. Saat ini, yang disajikan olehnya adalah makanan yang baru dimasak.     

Bibi Zhang sangat menyukai Tang Xinluo, sikap Lu Yuchen terhadapnya pun sangat berbeda, semua pelayan di sana pun pasti akan bersikap baik padanya. Hanya saja, karena peraturan keluarga Lu sangat ketat, dia pun tidak berani terlalu dekat dengan sang Nyonya Muda.     

Pada saat Tang Xinluo sedang makan, Bibi Zhang memperhatikannya. Dia bersiap memberitahukan kejadian hari ini kepada Nyonya Besar dan Nyonya Tua ketika tidak ada orang. Sementara sang Nyonya Muda sama sekali tidak tahu dirinya diam-diam diperhatikan, dia hanya duduk dan makan di sana.     

Melihat Lu Yuchen tidak berbicara, Tang Xinluo juga tidak banyak bertanya, dia hanya duduk di sana dengan patuh. Hari ini, akhirnya dirinya mengerti apa yang akan Lu Yuchen lakukan, pria itu sedang membantunya mengembalikan martabatnya. Tetapi yang tidak dia mengerti adalah sikapnya, mengapa sikap pria itu bisa berubah dengan drastis.     

Tang Xinluo diam-diam memperhatikan Lu Yuchen yang berada di sisinya. Pandangan matanya tampak rendah, wajah tampan dan garis wajahnya yang tajam terlihat lebih lembut dibandingkan ketika dia memberikan pelajaran kepada para pelayan. Namun meski begitu, tetap saja membuatnya terlihat diselubungi sebuah aura yang dingin. Dia berpikir kalau mungkin ini adalah sikap keluarga Lu yang sudah ratusan tahun. Walaupun di hatinya banyak pertanyaan, tetapi dia tidak berani bertanya.     

Dengan cepat, makan malam yang membosankan itu selesai. Setelah itu, Lu Yuchen mengajak Tang Xinluo duduk di ruang baca. Dia mengerti, mungkin suaminya itu ingin membicarakan sesuatu dengan dirinya.      

Ketika tiba di ruang baca, Lu Yuchen menyuruh Tang Xinluo duduk di mana saja, dan dia sendiri langsung duduk di sebuah sofa kulit di tengah ruang baca tersebut. Sementara istrinya memilih duduk di hadapannya.     

Melihat Tang Xinluo seperti seorang istri yang duduk di seberangnya, bibir Lu Yuchen membentuk senyuman. Dia menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya dan berkata, "Kemarilah, di sana terlalu jauh."     

Selama beberapa detik, Tang Xinluo merasa ragu, tetapi dia tetap menurut dan duduk di sisi Lu Yuchen. Namun, di dalam hatinya, dia menggerutu, Dasar orang aneh, jelas-jelas dia yang menyuruh duduk di mana saja.     

Rasa waspada Tang Xinluo meningkat ketika duduk di samping Lu Yuchen. Dengan hanya meliriknya, dia mengetahui apa yang dipikirkan oleh istrinya. Senyuman di wajahnya pun semakin dalam, dengan malas dia bersandar di sofa, lalu satu kakinya diletakan di atas kaki lainnya, matanya yang dalam dan hitam itu sangat mempesona.     

Kemudian, dari kantong pakaiannya, Lu Yuchen mengeluarkan sebuah kartu hitam dan melemparkan ke depan Tang Xinluo. "Password kartu ini adalah ulang tahunku, enam angka. Kamu boleh menggunakannya sesuka hatimu," katanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.